"Vian sini deh" panggil reyhan ke vian kala itu
"Iya mas, ada apa?"
"Gimana kalo kita naik pesawatnya sampai jakarta, lalu kita dari jakarta ke Solo naik kereta api? Masmu ini udah lama banget nggak naik kereta"
"Waaaahhh... ini ide bagus ini mas, vian mauu"
"Kamu setuju? Baiklah mas pesanin tiket ya, kamu rapi-rapi deh pesawat kita pukul 13.00"
"Iya mas ini vian udah mau beres kok"
Pukul 11.00 mereka meninggalkan vila lantas menuju bandara.
Mereka sampai bandara pukul 12.00, menunggu satu jam mereka habiskan waktu itu dengan makan siang dibandara.
Pukul 15.00 mereka sampai di jakarta, mereka pulang sebentar kerumah untuk berberes pakaian, dan membeli beberapa oleh-oleh untuk eyang di Solo.
Kurang 15mnt kereta akan berangkat, dengan memeluk bahu istrinya, reyhan dan vian berjalan cepat menuju masuk ke stasiun.
Tepat mereka masuk, kereta datang, mereka masuk ke dalam kereta bersamaan, tak lupa reyhan yang menggenggam tangan istrinya.
Mereka duduk bersebelahan. Reyhan menaikkan kopernya keatas tempat barang.
Lalu duduk disebelah reyhan dan menanyai istrinya itu.
Sambil memegang pipi istrinya, reyhan bertanya "ih senyum-senyum, suka ni?
Vian membalas memegang tangan reyhan "iyaa mas vian suka banget, tapi rumah eyang daerah pengunungan dingin banget"
"Seru dong!" Sahut reyhan sambil tersenyum dan mencium pipi istrinya itu
Untung tidak ada orang disebelah mereka, jika ada sebenarnya juga tak apa, tapi itu akan membuat vian malu.
"Mas, perjalannya masih lama, vian mau cerita boleh?"
"Boleh mau cerita apa? Hmm?" Sahut reyhan
"Aku itu dirumah eyang, punya sahabat namanya ajeng. Dia teman mainku saat aku kerumah eyang......." panjang lebar vian menceritakan tentang ajeng ke suaminya.
"Mas mau gak ntar kita kerumah ajeng? Dia juga baru lahiran, kita kesana gimana?"
"Boleh, nanti kita kesana"
"Tapi kesananya jalan kaki aja, sambil liat-liat daerah pengunungan seru. Pacaran gituu, hehe" ucap vian dengan cekikikan
"Idih pacaran.... " sahut reyhan dengan tertawa
"Kan kita pacaran halal mas"
"Hmm, pacaran halal, kalau mau ngapa-ngapain enak dong ya. Apalagi rumah eyang pengunungan, dinginn, terus..." ucap reyhan sambil mengedipkan matanya.
Vian memukul bahu reyhan "mas rey apaan sih.. ih..."
"Iya dong? Kalau halal mau ngapa-ngapain kan pahala buat kita" sahut reyhan dengan memeluk sekejap istrinya itu
"Iya deh iya pahala, contohnya pahala itu yang gimana mas? Hm?" Jawab vian dengan melirik suaminya dengan genit
"Contohnya... buat debay" balas reyhan dengan mendekatkan wajahnya ke vian
Vian memukul lagi bahu suaminya
"Maasss.." sambil tersenyum malu
"Ya gimana dong? Kan pahala terus halal kan" sahut dengan dengan senyum
Vian hanya diam tersipu malu dan menoleh kearah jendela.
Reyhan memegang tangan vian, lalu mencium punggung tangannya.
Akhir-akhir ini jiwa romantis reyhan keluar entah kenapa.
Memang reyhan sebenarnya orang yang romantis.
Cuman didepan orang-orang dia terlihat dingin.
Sebelum mempunyai istri, reyhan sangat romantis ke mamanya.
Setiap seminggu sekali, reyhan selalu mengirimkan bunga ke mamanya, tanda cintanya ke mamanya.
"Udah sayang, tidur dulu yuk. Masih lama perjalanannya" ajak reyhan ke vian
Mereka tidur selama perjalanan, karena mereka sesungguhnya capek karena habis pulang dari bali dan langsung menuju solo.
Kurang 2 jam perjalanan mereka sampai, mereka membeli sarapan di kereta.
Mereka makan bersama dengan teh panas sebagai pendampingnya.
Diperjalanan, mereka saling berbincang bercanda yang membuat mereka saling tertawa lepas.
Setelah sampai stasiun, mereka melanjutkan perjalanan dengan naik taxi menuju rumah eyang.
Perjalanan dari stasiun ke rumah eyang kurang lebih 40menit.
Karena memang rumah eyang yang berada dia daerah pegunungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love With Marriage.
Romansa[18+++] Pernikahan karena perjodohan, membuat vian bingung untuk menghadapinya. apalagi calon suaminya selisih 9 tahun dengan umurnya. bagaimana ia menghadapi menikah diusia muda dengan pria dewasa? apakah ia sanggup? yang katanya calon suaminya ad...