Eyang menyambut cucunya vian dengan penuh semangat.
Eyang sangat senang dikunjungi cucunya dengan cucu menantunya.
Eyang mempersilahkan mereka masuk.
Lantas Vian dan reyhan masuk ke kamar tamu yang sudah dipersiapkan oleh eyang sebelumnya.
Kamar yang harum, dengan sprei khas batik yang anggun.
Reyhan sangat menyukai itu, suasana jawa yang masih kental.
"Disini dingin banget sih sayang" ucap reyhan ke vian
" iya kan vian udah bilang mas ganteng, disini emang dingin banget. Ini vian tadi bawain mas jaket yang tebel ini dipakai nih" sahut vian dengan memberikan jaket itu ke reyhan
"Wah kalo dingin kaya gini nih, bakalan sering minta peluk dong ya" balas reyhan dengan tertawa cekikikan
"Minta peluk ke siapa mas?" Jawab vian dengan genit
"Pacar halal mas dong" reyhan lantas tertawa sambil memeluk vian dari belakang yang lagi merapikan bajunya.
"Masss... vian lagi beres-beres, ini jadi gak enak kerjanya"
"Tapi mas suka kayak gini gimana dong?" Sahut reyhan semakin memeluk erat istrinya.
Vian pasrah, jika itu keinginan suaminya ia hanya bisa diam karena suaminya punya jiwa yang keras kepala.
Reyhan memeluk vian sepanjang ia membereskan baju-baju mereka.
Reyhan melepaskan pelukannya saat eyang mengetuk pintu kamar mereka.
"Nak, ayo makan dulu. Eyang udah nyiapin makanan buat kalian, yuk keluar"
Reyhan dan vian lantas keluar untuk makan bersama-sama.
Vian membereskan piring selesai mereka makan.
Reyhan menunggu dikamar, ingin rebahan karena ia cukup capek hari ini.
Ia merebahkan dirinya dikasur yang masih alami memakai kapuk itu.
Sambil bermain handphonenya.
Tak lama kemudian vian datang dan duduk disamping reyhan.
Reyhan merebahkan lengan tangannya diatas bantal sebelahnya.
Lalu memanggil vian agar tidur di lengan tangannya itu.
"Sini dek, mas peluk. Dingin" ucap reyhan sambil menepuk lengannya.
Vian pun berbaring dengan bantal lengan suaminya.
Ia langsung didekap dengan reyhan, dan selimut menyatukan mereka.
Reyhan memeluk istrinya dengan erat.
Entah itu pelukan kedinginan atau pelukan kasih sayang.
Mereka lantas tertidur dalam pelukan.
Hari sudah sore, vian sudah selesai mandi.
Ia menyuruh suaminya untuk mandi.
"Mas mandi ya? Mau vian rebusin air buat mandi air hangat?"
"Kalo gak usah di rebusin air, tapi dimandiin vian bisa gak?" Jawab reyhan dengan genit
Pipi vian merona
"Gak boleh, vian gamau."sahut vian meninggalkan kamar mereka
Reyhan pun pergi kekamar mandi, dan mandi tanpa air hangat.
Setelah sholat magrib, vian mengajak reyhan untuk jalan-jalan sekitar rumah eyang.
Jalan-jalan dengan berjalan kaki.
Vian mengajak reyhan kerumah ajeng, yang jaraknya kurang lebih 300m dari rumah eyang.
Sepanjang jalan, reyhan merangkul bahu istrinya dan mengelus pipi vian.
Dan sesekali mencium puncak kepala vian.
Mereka saling becanda selama dijalan
Hingga akhirnya mereka sampai dirumah ajeng.
Ajeng kaget mengetahui vian berada di rumahnya.
"Viaann?? Ya Alloh viaan, kamu kapan datang?" Sapa ajeng dengan terkejutnya
"Baru tadi siang ajeng, perkenalkan ini suamiku, mas reyhan"
"Reyhan" menyalami ajeng
"Ajeng"
"Ayo silahkan masuk"
"Mas mas, ada vian ini mas" panggil ajeng sedikit teriak
Suami ajeng pun keluar bersama bayi mereka
Suami ajeng sebanarnya juga teman vian, mereka saling kenal sejak mereka kecil.
"Mas, gimana kabarnya?" Sapa vian ke roni suami ajeng
"Alhamdulillah baik, kamu gimana? Nikah kok gak kabar-kabar sih"
"Alhamdulillah vian baik, ini reyhan suami vian mas, vian nikah belum resepsi mas, ntar kalo vian rayain pernikahan, vian undang kalian. Kalian datang ya" sahut vian dengan senyumnya
"Ya ampun cantik sekali bayinya, namanya siapa?" Tanya vian sambil menggendong bayi ajeng
"Namanya vani tante" sahut ajeng
"Kalian gimana nih? Kapan nyusul? Udah dikasih apa belum ?" Tanya suami ajeng ke vian dan reyhan
"Ini masih proses mas" sahut reyhan dengan senyum
"Wah digiatin ya prosesnya biar cepat jadi. Hahaha" balas ajeng dengan jahilnya.
Setelah mereka becanda mengenang masalalu saling bertukar cerita.
Tak terasa sudah larut malam.
Vian dan reyhan, pamit untuk pulang ke rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love With Marriage.
Romance[18+++] Pernikahan karena perjodohan, membuat vian bingung untuk menghadapinya. apalagi calon suaminya selisih 9 tahun dengan umurnya. bagaimana ia menghadapi menikah diusia muda dengan pria dewasa? apakah ia sanggup? yang katanya calon suaminya ad...