📎ㅡdeux

746 90 24
                                    

dihar, january 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dihar, january 2019.

aku menyesap kopi panasku, menikmati setiap cita rasa yang hadir pada indera pengecap.

pintu bilik berderit, ternyata ayahku, aku membuang muka, terlalu muak melihatnya.

"nak," panggilnya lembut.

aku hanya menoleh sembilan puluh derajat, tidak mau memutar seratus delapan puluh hanya untuk orang imperatif sepertinya.

"ayah sering lihat kamu dengan mark, kamu nggak lupa tunanganmu, kan? jeno."

"kita cuma teman, ayah."

"kalaupun jeno disini, dia nggak akan suka kamu dekat dengan lelaki lain."

"jeno sedang kuliah, nggak usah ngungkit dia."

ayah mengikis jarak, "jika suatu saat kamu sungguh-sungguh sama jeno, hidup kamu akan enak, perusahaan ayah dengan ayah jenoㅡ"

"cukup!" aku memotong pembicaraan, "ayah cuma tau uang, kan? ayah nggak pernah tau kalau aku cinta mark! bukan jeno!"

"untuk kebaikan kamu."

aku berbalik, menatapnya remeh, "kebahagiaan dihar? aku nggak pernah bahagia! semua tentang aku, ayah yang ngatur, demi apa? demi perusahaan! bahkan aku relain semuanya demi kemauan ayah, tapi sekarang? bahkan masalah hati, ayah diktator sekali, asalkan ayah sadar."

ayah menatapku, "apapun itu, kamu tunangan jeno. jeno mencintaimu, cobalah sedikit mencintai jeno."

aku acuh tak acuh, meninggalkan seorang lelaki yang sejatinya paling berharga didunia, namun tidak jika caranya seperti ini.



"gimana bisa aku memaksa hati? aku cinta mark, bukan jeno."

NABASTALA |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang