Prolog

17K 456 15
                                    

Disinilah aku

Menatap langit biru yang gelap ditemani dengan ribuan bintang

Sang bulan engan untuk memperlihatkan keindahanya, ia tertutupi oleh awan

"Vi, kamu ngapain disitu terus? Ndak capek?" ucap umi, membuka tirai-penganti pintu di kamarku

"Eh, umi, ada apa?"

"Kamu gak istirahat, ini sudah malam loh" umi menghampiriku

"Enggak umi, ini Avi lagi ngerjain tugas dari Pak Bahri"

"Tidak bisa dikerjakan besok saja nak? Ini sudah pukul sepuluh malam loh, kalau besok kamu kesiangan bagaimana?"

"Ndak bisa umi, Pr ini harus dikumpulin besok, kalau Avi nyalin punya nya temen-temen, ndak enak umi"

"Mau umi bantu?"

"Tak perlu umi, umi tidurlah, umi pasti sudah mengantuk"

"Tidak nak, umi tidak mengantuk"

Percayalah! Ibu adalah pembohong yang paling cerdik

Aku menghampiri umi yang tengah duduk di samping kasurku

"Umiii, umi kan tadi habis kerja banting tulang, umi pasti lelah, lebih baik umi tidur saja, atau mau Avi pijitin?"

Umiku adalah wanita yang hebat, ia bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarga kami, Abiku- entahlah aku tak tau dimana abi

Abi pergi meninggalkan umi dan aku. Sewaktu aku masih dalam kandungan umi
Kata umi. Abi kerja- tapi mengapa sampai saat ini ia belum juga kembali?

"Tak perlu nak, umi tidak lelah kok"

"Umi berbaringlah"

"Ha? Untuk apa nak?"

"Sudahlah umiii, turutin apa maunya Avi mu iniii"

"Baiklah-baiklah"

Aku pun memijat kaki umi

"Umi 'kan sudah bilang nak, tak perlu kau pijat kaki umimu ini, umi tak lelah, lebih baik kau kerjakan saja pr mu itu, pasti belum selesai bukan?"

"Sudah kok umi, sekarang Avi ingin pijitin umi, kalau umi tak mau Avi tak mau tidur"

Sebenarnya pr ku belum selesai, masih banyak, tapi anak juga pembohong yang baik bukan demi orang tua yang ia sayangi?

"Yasudah lah nak, terserah kau"

Aku pun memijat kaki umi, setelahnya aku mencium telapak kaki umi, umi pun menangis

"Umi, umi kenapa menangis??"

"Umi, dengarkan Avi, Avi sayang sama umi, umi adalah yang terbaik bagi Avi, umi adalah ibu sekaligus ayah bagi Avi, kau malaikat ku umi, dan Avi akan jadi malaikat pelindung umi sekarang, yang akan selalu menjaga umi, melindungi umi. Dulu umi menjaga dan melindungi Avi. Jadi, izinkan sekarang Avi membalas jasa umi, meskipun jasa umi tak akan pernah bisa Avi balas"

"Umi jangan nangis lagi ya? Avi tak suka melihat air mata umi, air mata umi bahkan lebih berharga daripada berlian menurut Avi"

Mulai sekarang aku akan mencari pekerjaan untuk umi, aku tak mau umi kelelahan. Umi tak perlu tau tentang ini

"Ini tanggis kebahagiaan nak, umi bangga punya kamu, umi bahagia kau menempati rahim umi dan umi melahirkanmu, malaikat kecilku yang tak pernah mengeluh, umi belum bisa memberikan kebahagiaan untukmu nak bahkan sampai sekarang, umi tak tau bagaimana membuatmu bahagia dengan keadaan kita ini"

ILY Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang