Bab Sepuluh

5.4K 254 10
                                    

Happy Reading~
Maaf jika ada typo~

Biar hanya aku dan Alloh yang tau bagaimana hati ini memandangmu
Avika Andrini

Author pov

Pagi hari yang cerah tepatnya sehabis shubuh terdengar alunan merdu dari dalam masjid ditambah dengan suara burung dari sekitar pesantren bak alunan musik yang indah menenangkan jiwa.

Dari ndalem tampak seorang santriwati yang sedang memasak makanan untuk keluarga kyai. Kemudian datanglah Avi yang masih mengunakan mukena.

"Loh Diana?" sapa Avi

"Loh Avi? Kenapa bisa ada disini? Mondok disini juga? Kenapa pakai mukena Vi?" tanya Diana, Diana ini merupakan salah satu sahabat Avi sewaktu Smp. Sahabat terdekat lebih tepatnya.

"Nanti aja deh aku ceritain" Avi ini kalau sama Diana ngomongnya pakek aku-kamu soalnya ini keinginan Diana, dia ngak mau pakek gue-loe. Ngak tau kenapa

"Kamu disini jangan pangil aku Avi ya" lanjut Avi

"Lah terus pangil apa dong?"

"Pangil mbak Riri, pokoknya jangan panggil Avi, kapan-kapan deh aku ceritain" bisik Avi

"Oke deh, Btw ganti baju dulu gih, masa mau pake mukena terus"

"Bentar ambil minum dulu, haus banget soalnya" Avi membuka kulkas dan mengeluarkan botol didalamnya lalu menuangkan air ke dalam gelas.

Setelah minum Avi naik ke atas untuk berganti pakaian. Avi memakai gamis warna Biru laut dipadukan dengan kerudung warna hitam. Satu kata untuk pakaian Avi simple

Sekarang Avi dan Diana sudah dikamar lebih tepatnya kamar milik Syeila, yang menghuni kamar sudah pergi sebelum ayam berkokok.

"Ayo cerita" pinta Diana setelah duduk di kasur bersama Avi

"Ekhem, waktu aku lulus sekolah aku kan mau cari kerjas soalnya ibu udah meninggal-" Avi berhenti sejenak

"Innalillahiwainnailaihirojiun"

"Kemudian Syeila-" belum selesai Avi cerita udah dipotong sama Diana

"Ohh adeknya gus Ryuga" potong Diana, Avi melirik Diana datar

"Kamu kalau aku cerita jangan kebiasaan dipotong dong, gak enak tauk" kesal Avi

"Ya gak enak lah, kan bukan makanan" timpal Diana. Syeila sama Diana tuh sebelas-dua belas. Sama-sama menyebalkan. Avi hanya menghembuskan nafas kasar.

"Hehe iya-iya, lanjutkan-lanjutkan" cengir Diana

"Kemudian sama Syeila, aku-" lagi dan lagi omongan Avi harus terhenti karena dipotong Diana

"Heh! Mangilnya pakek 'neng' dong, anak Kyai tuh" potong Diana, Avi hanya berdehem

"Kemudian neng Syeila minta tolong sama aku buat pura-pura jadi mbak Riri, karena waktu itu gus Ryuga stres berat soalnya kehilangan mbak Riri, karena wajah aku sama mbak Riri hampir sama yang membedakan hanya mata, jadi neng Syeila minta tolong sama aku"

ILY Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang