Bab Dua

7.1K 315 7
                                    

happy reading~
.
.
.
.
.
Umi dan Ila masih pergi dari sini

Aku melihat-lihat rumah ini. Rumah yang sederhana tapi terkesan mewah. Ini seperti rumah impianku. Sayangnya aku tak akan bisa tinggal sampai menua disini. Aku 'kan bukan siapa-siapa disini. Hanya seorang perawat yang akan merawat anak sulung keluarga ini. Anak sulung yang kehilangan arah dari jalan Allah. Sungguh miris jika membayangkanya

Ku jelajahi ruang tamu ini. Sampai ku temukan sebuah bingkai foto seseorang laki-laki. Mungkin ini adalah gus Ryuga, woww he so handsome!

Astagfirulloh!! Istighfar Vi!! Dia belum mukhrim mu!!

*eh bukan mukhrim mu!!

Ku temukan lagi sebuah foto. Dua orang.  Mungkin ini foto pernikahan gus Ryuga dan istrinya. Woww istrinya memang mirip denganku!! Bahkan sangat mirip!!

Tunggu-tunggu kok ini seperti foto Ila??
Ila bersama gus Ryuga, umi dan abi

Apa jangan-jangan??

"Nak Avi" umi memanggilku

"Iya umi" aku mengahampiri umi

"Nak, sebelumnya terima kasih engkau sudah mau membantu kami, Ryuga sangat depresi setelah peninggalan istri nya, bahkan dia hampir bunuh diri" umi menundukkan kepalanya

Segitu cintakah gus Ryuga kepada istrinya??
Bukankah Allah telah melarang seseorang untuk mencintai orang lain melebihi cintanya kepada Allah??
Seharusnya gus Ryuga tak boleh seperti itu, meskipun dia adalah istrinya. Tapi, gus Ryuga juga manusia. Gudangnya salah

"Ryuga itu dulunya seseorang yang sangat ceria, ia lebih ceria dan bahagia lagi ketika menikah dengan Riri, sampai suatu saat Riri pergi, memang takdir Allah tidak bisa ditebak. Semenjak saat itu Ryuga jadi suka murung, menanggis, marah-marah" umi berhenti sejenak

"Umi dan abi sudah sekuat mungkin menenangkan Ryuga, mengajaknya sholat. Mendengarkanya lantunan ayat suci Al-quran. Tapi seketika semua itu sia-sia, Ryuga masih sama, bahkan kemaren Ryuga hendak bunuh diri. Untung umi sama abi cepat membawanya ke rumah sakit, sehingga nyawanya tertolong"

"Salah satu cara untuk menyembuhkan Ryuga yaitu bertemu dengan Riri, tapi itu tak mungkin karena Riri sudah tiada. Setelah umi melihat kamu, kamu sangat mirip dengan Riri"

"Umi meminta bantuanmu nak, untuk menyembuhkan Ryuga dengan cara berpura-pura menjadi Riri, istrinya"

"Tapi umi, bagaimana bisa? Jika Ryuga macam-macam denganku bagaimana umi?" ucapku

"Itu akan kita hindari, kamu cukup menenangkan Ryuga saja, suaramu juga sangat mirip dengan Riri, mungkin itu akan menenangkan Ryuga dikala ia mengamuk"

"Mengamuk? Apakah separah itu keadaan gus Ryuga umi?"

"Iya nak, umi juga tak mengerti mengapa ia bisa menjadi seperti itu, padahal Ryuga adalah seorang yang sangat rajin beribadah"

"Hmm sepertinya gus Ryuga sangat mencintai mbak Riri ya umi"

"Iya mungkin nak, mungkin juga Riri meninggalkan Ryuga dikala ia sedang mengandung, Ryuga sangat mengingginkan seorang anak"

"Ohh begitu ya umi, saya akan coba umi"

"Ohh iya kata Syeila, kamu juga akan mengajar mengaji ya?"

"Iya umi"

"Baiklah, lebih baik sekarang kamu istirahat, Syei antarkan dia ke kamarmu ya, nak sementara kamu tidur di kamar Syei dulu ya?. Kamar tamu masih belum dibersihkan, tak apa 'kan?"

ILY Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang