Bab satu

7.7K 346 12
                                    

"Jadi apa mbak mau?" tanya gadis itu

"Mmm bagaimana ya mbak? Saya 'kan bukan mukhrim dengan dia, bagaimana bisa saya merawatnya? Kalau dia mengira bahwa saya istrinya, bagaimana?"

"Itu bisa dipikirkan nanti mbak, tolonglah mbak, ka- eh gus saya sangat depresi, ia sering mengamuk dan melukai dirinya sendiri, saya tidak tega mbak, melihat gus saya seperti itu"

"Apakah umi dan abinya tak bisa merawatnya?"

"Umi dan abi sudah mencoba merawatnya mbak, tapi hasilnya nihil"

"Saya pikirkan dulu ya"

"Mbak, saya tau kalau mbak itu butuh uang untuk biaya kuliah, disini mbak akan merawat gus saya sekaligus menjadi guru mengaji di pesantren, mbak akan mendapatkan imbalan sesuai jasa yang telah mbak lakukan"

Lah kok dia bisa tau kalau gue butuh uang buat kuliah, tau darimana dia??

"Ah mbak, tak perlu tau saya tau darimana, yang terpenting mbak menerima tawaran dari saya ini"

Tuh kan, apa dia bisa baca pikiran orang lain? Semacam cenayang??

"Saya bukan seorang cenayang mbak, oh iya kita belum kenalan yah, terlalu asik kita mengobrol hingga lupa bahwa kita belum kenalan. Haha, oh iya perkenalkan nama saya sheila, mbak bisa panggil saya Ila" Ila menjabat tanganya, dan aku menerima jabatan tanganya

"Mmm nama saya Avika, kau bisa panggil aku Avi, kurasa kita seumuran, jadi jangan pangil aku pakai embel-embel 'mbak' serasa aku sangat tua saja"

"Ah! Iya Avi, jadi jika kau menerima tawaranku, datanglah ke pesantren ini ya" ia memberikan sebuah kertas kepadaku

"Mmm baiklah"

"Yasudah aku permisi, assalamualaikum" ia meninggalkan tempat kami duduk tadi

"Wa'alaikumsalam warohmatulloh"

Setelah ia pergi, aku melanjutkan jalanku, tak sengaja aku bertemu dengan Jihan, sahabat lamaku

"Eh Han!" panggilku, ia pun menoleh

"Eh, siapa ya? Apa kita saling kenal?"

"Lo lupa gue? Ohhh gitu yaa, setelah lama kau mengembara di negeri sakura, kau melupakan sahabat terbaikmu ini, ah yasudahlah, sepertinya kau memang melupakanku"

"Ini lu Vi? Dah besar yah lu, tambah tinggi lagi, dulu lu yang sebahu gue, tapi sekarang gue yang sebahu lu, ahhh gue kangen lu Vi" Jihan memelukku

"Inget juga lu ama gue, kira'in lu kagak inget gue" aku membalas pelukanya

"Btw, lu lebai banget tadi nyampeinya"

"Haha, iyalah anak sastra mah beda sama anak Ipa"

"Haha, btw lu lanjut kuliah dimana?"

"Gue kayaknya belum bisa lanjut kuliah deh, mau cari biaya dulu"

"Ahh ndak asik lu Vi! Gue kuliah sendiri dong"

"Emang lu mau kuliah dimana?"

"Gue?? Gue mau kuliah di UGM"

"UGM Jogja??"

"Iyalah! Emang UGM dimana lagi kalau bukan di Jogja"

"Kenapa gak disini aja sih! Di Unesa gitu, lu tuh sukanya emang ninggalin gue ya, setelah lulus sekolah di Jepang, lu kuliah di Jogja"

"Yahhh gimana lagi dong Vi, bokap gue suka pindah-pindah ke kota lain, bahkan ke negeri lain, ya gue harus ikut lah"

"Oke oke, kita makan yuk! Laper nih"

ILY Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang