Taman

2.3K 322 26
                                    

Jaehyun dan Doyoung yang masih terkejut segera tersadar saat mendengar perkataan Taeyong. Mereka saling memandang dan menghela nafas panjang.

"Tae hyung bener. Mungkin Jeno lebih baik kalo pisah sama mereka berempat dan dapet yang lebih baik" ucap Jaehyun pelan yang masih dapat di dengar Doyoung.

"Gue juga kasian ama si Jeno" ucap Doyoung menundukkan kepalanya.

"Udahlah. Ayo nanti kita telat kerja" ucap Jaehyun melangkah meninggalkan rumah.

"Bi, tolong beresin ya. Jangan sampe ada pecahan kaca yang bisa ngelukain Jeno" ucap Doyoung pada pembantu rumah sebelum pergi yang dibalas anggukan oleh pembantu tersebut.

Setelah Jaehyun dan Doyoung pergi, Jeno keluar dari balik tembok. Dia mendengar semuanya dengan sangat jelas. Dia memandang Bi Naya pembantu rumah mereka yang sedang membersihkan serpihan kaca dengan sangat teliti dan hati-hati.

Wajahnya tanpa ada riak sama sekali, hanya datar, itulah ekspresi wajah Jeno. Dia memandang meja makan dengan tatapan sayu dan berbalik tanpa sepatah katapun. Bibirnya mengait menjadi senyum hangat. Tapi jika dilihat dengan jelas, di sudut matanya terdapat sorot kesedihan yang hanya dapat dilihat jika seseorang memperhatikan dengan baik.

"Hana Hara, apa kalian tak ingin keluar?" ucap Jeno datar masih dengan senyum di bibirnya.

Akhirnya keluarlah dua orang yang sangat mirip memiliki rambut coklat dan hitam. Mereka menunduk tak berani menatap Jeno.

"Maaf tuan. Saya dan adik saya tidak sengaja mendengar pembicaraan tuan Taeyong dan yang lainnya" ucap Hara membungkuk sembilan puluh derajat ke arah Jeno.

"Iya tuan. Kita tidak sengaja!" seru Hana ikut membungkukkan badannya sembilan puluh derajat ke arah Jeno.

"Pergi ganti baju kalian menjadi baju santai yang biasa kalian pake buat jalan. Kita bakalan keluar rumah sama anak-anak" ucap Jeno memunggungi Hana dan Hara lalu berlalu pergi.

"Gue jadi kasian sama tuan Jeno..." celetuk Hana.

"Sssttt!"

Hara memandang tajam Hana yang hanya menyengir lebar. Mereka pun berlalu pergi untuk ganti baju seperti yang Jeno perintahkan.

***

Mobil mewah yang Jeno kendarai berhenti di sebuah taman yang penuh dengan anak-anak. Dia turun dengan Hai di gendongannya dan Yuan di gendongan Hara.

Saat turun dari dalam mobil, Shu Yu, Logan, Naeun, Hao dan Yuan terlihat sangat senang karena dapat bermain di taman yang mungkin hanya satu bulan sekali mereka kunjungi. Itupun saat sepi.

"Ma Aeun cama yang ain oleh ain kan?" ucap Naeun menatap Jeno dengan mata besarnya yang imut.

"Iya sayang" ucap Jeno mengusap kepala Naeun sayang dengan senyum lembut di bibirnya.

"Yeay!" seru Naeun senang.

"Ma! Aeun ain ya?" ucap Naeun lagi.

"Iya. Tapi hati-hati ya sayang" ucap Jeno mengecup kedua pipi dan kening Naeun. Naeun hanya mengangguk dan berlari menuju kerumunan anak-anak yang seumuran dengannya sedang bermain.

"Hana"

"Iya tuan?"

"Kamu bawa Hao juga main ke sana. Kalian jagain mereka bertiga ya. Kalo ada apa-apa langsung hubungi atau cari saya. Saya akan pergi dengan Shu Yu dan Logan ke sudut taman untuk duduk" ucap Jeno menyerahkan Hao pada Hana.

"Baik tuan" jawab Hana dan Hara bersamaan.

Jeno menggandeng tangan Shu Yu dan Logan. Dia membawa mereka ke bangku yang terletak di sudut taman di bawah pohon rindang yang sejuk.

"Kita di sini aja ya... Mama tau kalian gak suka ramai. Main sama Mama mau?" ucap Jeno mendudukkan Shu Yu dan Logan di samping kanan dan kirinya.

"Un!" jawab Shu Yu dan Logan bersamaan dengan senyum lebar.

"Mau main apa?" tanya Jeno pada kedua anaknya itu.

"Emmm...." Logan dan Shu Yu terlihat sedang berfikir, dan akhirnya merekapun berseru.

"Ma! Ayo main kejar-kejaran!" seru Shu Yu menatap Jeno dengan senyum lebar.

"Maaf sayang, Mama gak bisa. Kan ada adik di perut Mama. Jadi gak boleh lari-lari" ucap Jeno mengusap kepala Shu Yu dengan sayang.

"Yahhh" ucap Shu Yu cemberut.

"Em... Gimana kalo kita main berhitung. Nanti kalo Logan bilang satu, Mama bilang dua dan Shu Yu bilang tiga" saran Logan.

Jeno dan Shu Yu akhirnya mengangguk. Merekapun terus berhitung dengan Jeno yang akan mengajarkan mereka jika mereka tidak tahu angka selanjutnya berapa.

"Target telah di temukan"

Seseorang dibalik pohon dengan setelan serba hitam berucap pada earset yang ada di telinganya dan berbalik pergi.

***


"Mama!"

Suara teriakan yang sangat akrab membuat Jeno yang sedang sibuk bermain dengan Logan dan Shu Yu segera berbalik.

Dia tersenyum lebar saat melihat Naeun dan yang lainnya berlari ke arahnya dengan senyum polos yang terlihat sangat bahagia.

Naeun segera berhambur ke dalam pelukan Jeno. Dia memeluk leher Jeno dengan sangat erat membuat Jeno hampir saja terjungkal ke belakang.

"Wow! Tenang sayang... Pelan-pelan oke..." ucap Jeno terkekeh dan mengusap kepala Naeun yang ada di pelukannya dengan sayang.

"Mama! Aeun lapel~" ucap Naeun mendongakkan kepalanya memandang wajah Jeno dengan tampang polos.

"Hahaha... Oke. Ayo kita makan siang. Setelah itu, kita pulang ya... Nanti papa nyari kalo mereka pulang kita gak ada di rumah" ucap Jeno memandang Naeun dan yang lainnya.

"Un!"

Mereka mengangguk bersamaan tanda mengerti. Segera Jeno berjalan kembali ke tempat di mana mobilnya terparkir dan berlalu ke lestoran terdekat, dan berbelanja sebentar, setelah itu mereka pulang ke rumah.

Jeno memasuki rumah diikuti oleh anak-anak dan juga Hara dan Hana. Saat memasuki rumah, hal pertama yang menyambutnya adalah tatapan tajam dari seseorang yang kini sedang melipat kedua tangannya di depan dada dan sedang menatapnya tanpa ekspresi.

Jeno terkejut sejenak, namun dengan cepat dia menstabilkan raut wajahnya dan mengusap dadanya yang masih berdebar karena terkejut.

"Darimana?"

Suara dingin tanpa sedikitpun emosi menembus indra pendengaran Jeno. Dia menyerahkan paper bag belanjaannya pada Hara dan Hana.

"Tolong bawa anak-anak ke dalam lebih dulu. Saya akan menyusul" ucap Jeno tersenyum pada anak-anaknya dan juga Hara dan Hana.

"Baik Tuan"

Hana dan Hara segera mengerti dan berbalik pergi bersama dengan anak-anak meninggalkan dua orang yang sedang saling menatap.

"Eh, Kak... Udah pulang?, udah makan siang? Pasti laperkan? Ayo Jeno masakin makanan buat Kakak sama yang lain" ucap Jeno tersenyum manis pada orang yang berada di depannya.

"Aki tanya Darimana?" ucap orang tersebut yang sedikit tidak puas dengan jawaban Jeno yang sama sekali tak berniat menjawab pertanyaannya.

"Oh? Hehe... Tadi habis dari taman bawa anak-anak biar gak bosen di rumah" jawab Jeno tersenyum lebar yang menampilkan deretan giginya yang putih.

"Oh" ucap singat orang tersebut tak perduli dan berlalu pergi.
















Up....

bye bye....

IIYM (Remake) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang