Sesek sekaleh

2.5K 295 11
                                    

Hari ini Jeno akan menemani Ten untuk membeli pakaian pengantin di butik milik orang tua Lia karena Lia yang menyarankan.

Jeno sudah siap dengan hoddie berwarna hitam dan celana jeans yang berwarna senada. Dia berjalan ke arah Ten yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Ayo" ucap Jeno tersenyum manis dan lengsung menarik tangan Ten keluar rumah.

"Hei! Gimana kalo gue jatoh?!" kesal Ten yang di tarik Jeno masuk ke dalam mobil.

Bam

Jeno menutup pintu mobil dan tak menghiraukan gerutuan Ten. Dia menatap Ten dengan pandangan seakan berkata 'Ayo cepat jalan' yang membuat Ten mendengus kesal.

Mobil mereka berkendara melalui ramainya lalu lintas. Di langit, matahari mulai berwarna jingga yang menandakan bahwa hari semakin sore. Yah sore, karena tadi pagi Jeno harus mengikuti ujian terlebih dahulu sebelum menemani Ten pergi.

Mobil berhenti. Jeno dan Ten segera turun dari mobil. Mereka berjalan ke arah pintu butik dan dapat melihat melalaui pintu kaca Lia yang sedang mengobrolkan sesuatu dengan ibunya.

"Hei!"

Lia yang melihat kedatangan Jeno dan Ten segera melambaikan tangannya dengan senyum lebar di wajah cantiknya.

"Hai Lia... Hallo tante" ucap Jeno sopan dan duduk di samping Rose.

"Oh? Hallo Jeno. Lama tak bertemu... Apakah ini Ten?" ucap Irene ibu Lia pada Jeno dan berakhir menatap Ten dengan senyum ramah.

"Ah! Iya tante. Saya Ten calon kakak ipar Jeno" ucap Ten mengangguk sopan dengan senyum manis.

"Wah! Kamu cantik banget! Ganteng juga! Gak kalah sama Taeyong yang gak kalah ganteng plus cantik juga!" seru Irene tersenyum lebar pada Ten.

"Ha? Eh? Ma-makasih tante" ucap Ten lirih. Pipinya memiliki rona merah yang menyenagkan mata.

"Hahaha... Mama bisa aja. Liat tuh Kak Ten jadi malu hahaha..." Lia tertawa pelan melihat wajah memerah milik Ten, membuat Ten semakin menundukkan wajahnya malu.

"Hahaha... Oke kalo gitu, ayo kita coba bajunya" ucap Irene tersenyum dan beranjak dari duduknya.

"Hm. Ayo" ucap Lia, Jeno dan Ten bersamaan.

Mereka berjalan dengan Irene memimpin di depan menuju tempat ruangan ganti khusus yang tersedia untuk tamu khusus ataupun istimewa.

"Nah ini bajunya. Kamu bisa langsung coba di dalam" ucap Irene menyerahkan lipatan kain kepada Ten dengan senyum manis.

"Hm" Ten mengangguk dan langsung masuk ke dalan kamar ganti. Sedangkan Lia, Jeno dan Irene hanya dapat menunggu.

Setelah beberapa saat, mereka segera melihat Ten keluar dari ruang ganti. Bahkan rambutnya telah di tata oleh penata rias terbaik di butik ini. Yah walau hanya butik, tapi itu besar dan menyediakan segalanya penata rias, dan yang lain-lain.

Di sana, Ten berdiri dengan anggunnya. Terlihat sangat cantik dan beraura.

"Wah! Bagus ini cocok!" seru Lia senang.

"Yah cocok!" timpal Jeno tersenyum manis.

"Kalau begitu, kamu mau yang ini?" tanya Irene pada Ten.

"Boleh" Ten mengangguk dengan senyum di wajahnya.

"Kalau begitu baiklah"

***

Seorang lelaki dan seorang perempuan bergandengan tangan, mereka berjalan menyusuri taman kota dengan riangnya. Terkadang dapat terdengar tawa yang akan keluar dari mulut sang gadis yang akan membuat sang pria tersenyum lembut penuh kasih sayang.

IIYM (Remake) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang