Balikan

2.3K 309 39
                                    

Hari ini Jeno harus maauk sekolah karena ujian. Jika saja tidak ujian, Taeyong pasti akan melarangnya untuk pergi dari rumah. Bahkan tadi pagi dia harus mendengarkan ceramahan Taeyong terlebih dahulu sebelum berangkat.

Jeno merutuk dalam hati. Di saat dia sedang mual-mual kenapa harus masuk sekolah? Kenapa juga mual-mual itu baru datang huh! Rutuk Jeno geram.

Saat berjalan menuju kelasnya, Jeno berpaspasan dengan Yuna dkk. Segera dia menjadi sedikit takut karena mengingat kandungannya akan berbahaya jika dia akan di bully lagi.

"Heh lo!"

Jeno terjengit kaget saat Yuna memanggilnya. Niatnya untuk berbalik segera dia urungkan. Dia hanya diam di tempat memandangi Yuna, Ryujin, dan Chae yang sekarang berada di depannya.

"I-iya" ucap Jeno menatap Yuna yang memandangnya dengan sinis.

"Kemana aja lo?!" tanpa peringatan, Yuna langsung menarik rambut Jeno yang agak panjang hingga Jeno terhuyung ke depan.

"Akh!" ringis Jeno saat merasakan panas di kepalanya akibat tarikan Yuna.

"Yah... Tapi gak papa sih... Berkat lo gak masuk selama satu bulan, kita jadi deket lagi sama Jaemin dan yang lainnya Hahaha...!" ucap Yuna tertawa sedangkan Chae dan Ryujin tersenyum mengejek ke arah Jeno.

Jeno hanya diam dan sesekali meringis saat Yuna mempererat tarikannya pada rambutnya.

"Huh! Awas aja lo kalo buka mulut sama Jaemin!" Yuna menyentakkan tarikannya dan berlalu pergi dengan sengaja menabrakkan bahunya pada bahu Jeno.

"Kalo gue saranin nih ya... Lebih baik lo jauhin mereka!" ucap Ryujin menatap tajam Jeno dan berlalu dengan menabrak bahu Jeno.

"Hahaha... Liat lo sekarang hahaha... Menyedihkan! Gue bakalan rebut Haechan kembali ke pelukan gue!" Chae tersenyum sinis dan berlalu menabrak bahu Jeno.

Jeno tersungkur di lantai koridor yang dingin. Untung saja koridor sedang sepi karena yang masuk sekolah hanya yang melaksanakan ujian.

Jeno menunduk, Air mata tak dapat terbendung lagi. Dia menangis sambil memeluk perutnya yang sedikit terguncang akibat terjatuh di lantai yang keras.

"Ya ampun Jeno!"

Lia yang baru saja lewat dan melihat Jeno di bully segera menghampiri Jeno. Sebenarnya dia sudah melihatnya dari awal. Tapi dia memilih untuk bersembunyi dan merekam adegan tersebut. Siapa tahu nanti akan di perlukan.

"Jen bangun!" ucap Lia membantu Jeno berdiri. Jeno menerima bantuan Li dan bangkit berdiri masih dengan tangannya berada di perutnya.

Dia takut janinnya yang masih terlalu muda terguncang dan mengalami masalah.

Author: coba kalian praktekkan jatuh terduduk di lantai. Pasti perutnya juga kena guncangan gimana gitu rasanya:'(

"Jen lo gak papa kan?" Lia bertanya dengan cemas saat melihat Jeno hanya diam.

"Gue gak papa kok" ucap Jeno segera tersadar dari fikirannya. Dia mengahapus air matanya secepat mungkin dan tersenyum manis pada Lia memperlihatkan eye smilenya.

"Huhhh... Syukurlah... Ayo ke ruangan biar lo bisa sedikit tenang" ucap Lia menarik tangan Jeno menuju ruangan untuk mereka melaksanakan ujian. Dan kebetulan memang mereka satu ruangan.

"Lo jangan mikirin mereka dulu. Pikirin dulu ujiannya" Lia mengingatkan dengan lembut.

"Hm" Jeno hanya mengangguk dan mengikuti langkah Lia.

......
....
...
..
.

Bell pulang telah berbunyi 15 menit yang lalu. Jeno segera melangkah keluar dari ruangan sendirian karena Lia sudah lebih dulu pulang saat bell berbunyi.

Dia melangkah menuju ke gerbang sekolah. Tapi, belum juga dia sampai di gerbang sekolah, dia melihat pemandangan yang membuat matanya panas.

Dia melihat Jaemin, Mark dan Haechan yang pergi keluar dari gerbang sekolah menggunakan motor sport mereka dengan Chae, Ryujin dan Yuna.

Jeno memang sudah tak perduli. Tapi jika melihatnya secara langsung rasanya berbeda. Rasanya ada sebuah pisau tajam yang menikam tepat di hatinya yang sudah banyak tergores. Sakit. Itulah rasanya.

Kakinya dengan lunglai melangkah ke gerbang sekolah. Terlihat sebuah mobil sedan hitam dengan seorang pria tampan di dalamnya melambaikan tangan padanya.

Jeno segera menghapus semua fikirannya dan tersenyum manis. Dia melangkah menuju mobil tersebut.

"Kak Yuta..." panggil Jeno dengan senyum lebar.

"Iya Hahaha... Ayo masuk gue ajak jalan-jalan" Yuta tersenyum manis pada Jeno. Jeno mengangguk dan masuk ke dalam mobil.

Sementara mereka pergi, di sisi lain, Jaemin telah sampai di rumah Yuna. Yuna turun dari motor sport milik Jaemin dan menatap Jaemin dengan senyum lebar.

"Makasih ya... Jadi ngerepotin..." ucap Yuna dengan tampang tak enak.

"Hahaha... Santai... Lagian juga gak ngerepotin kok" ucap Jaemin dengan senyuman tipisnya.

"Em... Kalo gitu gue masuk dulu..." ucap Yuna tersenyum pada Jaemin dan berbalik. Namun langkahnya terhenti saat Jaemin menahan tangannya.

"Eh tunggu!" ucap Jaemin menahan tangan Yuna.

Yuna berbalik menatap Jaemin yang juga sedang menatapnya. Yuna mengangkat sebelah alisnya bingung. Sedangkan Jaemin menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Em... Gue mau bilang sesuatu..." ucap Jaemin menatap Yuna dalam. Yuna hanya diam sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Em... Gue tau ini mungkin gak romantis. Tapi gue mau kita balikan kaya dulu lagi. Jadi lo mau gak jadi pacar gue untuk yang ke dua kalinya?" ucap Jaemin berlutut menggenggam tangan Yuna.

"A-apa?!" Seru Yuna terkejut. Tapi di dalam hati dia merasa sangat senang.

"Jadi..."

"Iya gue mau" ucap Yuna malu-malu sambil mengangguk.

Jaemin tersenyum cerah dan menyematkan cincin yang cantik di jari manis Yuna. Dia segera bangkit dan memeluknya erat.

"Makasih..." ucap Jaemin mencium kening Yuna lama.

"Iya sama-sama" ucap Yuna membalas pelukan Jaemin.

'Rencana gue berhasil. Tinggal singkirin Jeno jauh-jauh dari kehidupan Jaemin'

Yuna diam-diam menyeringai di dalam pelukan Jaemin.

Tanpa sadar Jaemin telah melupakan tentang statusnya sebagai suami Jeno. Yah dunia memang keras. Semua akan mereka lakukan untuk memenuhi keinginan mereka sendiri. Tak perduli ada yang tersakiti ataupun menderita hanya karena keinginan egois mereka. Yang terpenting untuk mereka hanyalah mencapai tujuan dengan cara apapun.

Di sisi Haechan, dia sedang mengendarai motornya dengan kelajuan rata-rata. Di belakangnya duduk Chae yang sedang memeluknya dari belakang dengan kepalanya bersandar di bahu Haechan dengan senyum di bibirnya.

"Chan gue sayang sama lo" lirih Chae yang masih dapat di dengar oleh Haechan, Membuat Haechan tersenyum lebar.

"Gue juga sayang sama lo..." ucap Haechan menggenggam tangan Chae yang memeluk perutnya dengan erat dan senyum lembut timbul di bibirnya.

"Chan ayo kita mulai dari awal lagi..." ucap Chae.

"Hm. Ayo kita mulai dari awal" ucap Haechan mengangguk yang membuat Chae tersenyum lebar. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada Haechan.

"Makasih"

"Gue yang seharusnya bilang makasih udah di kasih kesempatan kedua sama lo"

"Hm. Oke"































Up.....

Huweee kenapa kelian jahat sama Jeno huweee.
Tidakkk jangan tinggalkan Jeno kya....!
Rela gak kalian???

:'(

Jangan lupa Vomment

IIYM (Remake) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang