6. Possessive Brother

8.1K 764 19
                                    

VOTE KOMEN JAN LUPA!
Happy Reading❣
.
.
.

"Hana pulang," saat sudah didalam rumah. Hana melihat Mingyu telah menunggu di ruang tengah dengan tatapan yang sulit diartikan. Marah? Khawatir? Kesal? Ah Hana bingung.

"Dari mana?" Tanya dingin Mingyu, dalam posisi duduknya ia melipat tangannya didada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari mana?" Tanya dingin Mingyu, dalam posisi duduknya ia melipat tangannya didada. Menatap tajam Hana yang berdiri didepannya.

"Kak, gue bisa jelasin." ucap Hana seraya menundukkan kepalanya, Hana sekuat tenaga menahan tangis. Ia paling takut jika Mingyu marah.

"Gih."

"Tadi gue telat bangun. Kak Mingyu sama Mama nggak bangunin gue dulu. Gue juga lupa nyalain alrm. Jadinya telat, terus ketemu Wonwoo didepan gerbang. Dia juga telat. Trus diajak bolos bareng. Karena gue nggak tau harus gimana. Jadi gue ikut," jelas Hana dengan suara yang memelan diakhir. Mingyu menghela nafasnya kasar. Sebenarnya ia maklum dengan alasan Hana. Yang membuatnya kesal adalah bukan Hana sendiri yang pamit dengannya.

Jelas Mingyu tidak meragukan Wonwoo sebagai teman baiknya. Tapi cara Hana tidak sesuai aturannya.

"Nggak ngasih tau gue dulu? Udah nggak perlu apa gimana?" Hardik Mingyu seraya berdiri dan menghampiri Hana yang diam saja itu. Hana mengangkat wajahnya, memberanikan menatap wajah Mingyu.

Runtuhlah sudah pertahanan Hana, Hana menangis, bahunya bergetar. Dia sangat merasa bersalah sekarang. Karena, mungkin hanya kakaknya lah yang benar-benar peduli terhadapnya.

Mingyu adalah orang tua baginya. Karena mereka yang terlalu sibuk, dan membuatnya terlantar. Entah kenapa Mingyu tetap merawatnya dengan baik saat dirinya saja juga membutuhkan sandara.

Pria itu bersedia menjadi pelindungnya saat dirinya juga perlu pelindung.

Bagi Hana. Ia hidup hanya perlu Mingyu. Tidak uang atau bahkan orang tuanya. Hana sudah tidak peduli. Asal Mingyu disampingnya, itu cukup.

"Ma-maaf in g-gue. G-gue butuh kakak. Nana ng-nggak maksud gitu," ucapan Hana begitu bergetar. Hingga nyaris tidak jelas.

"Tau kan gue nggak suka denger dari orang lain? Bukan karena lo nya pergi, tapi lo nya yang nggak ngabari gue. Saat gue tanya Naeun, dia nggak tau. Gimana gue nggak stres? Kalo Wonwoo nggak bilang, gue beneran stres Na," kesal Mingyu. Hana yang merasa terpojok hanya bisa menunduk dan menangis sesegukkan.

"Untung orangnya Wonwoo. Gue tau dan kenal. Kalo orang lain? Lo mau buat gue gila beneran?!"

Hana tidak tahan."Kakkkkk--" Hana pun menerjang tubuh Mingyu dan memeluk Mingyu dengan erat, Hana menangis dengan keras didada Mingyu. Hana tahu dirinya salah, gadis itu juga tidak mau mengulangi lagi. Dia sangat sayang Mingyu melebihi dirinya sendiri. Bisa dibilang, Mingyu adalah kelemahan terbesarnya.

[✔] MINE | Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang