37. Missed A Lot

4.2K 394 6
                                    

VOTE KOMEN JAN LUPA!
Happy Reading❣
.
.
.

Setelah mendengar anaknya masuk rumah sakit. Soojin dan Wooseok segera terbang ke Bali untuk menemui anak gadisnya. Mereka tidak memperdulikan rapat penting yang sedang berlangsung saat telepon Mingyu masuk mengatakan bahwa Hana sedang sakit.

"Hana mana?! Hana kenapa?! Kamu apain adik kamu Mingyu!" Tanya Soojin yang penuh emosi kearah anak putranya. Mingyu hanya menunduk dan tidak berani bertatapan langsung dengan kedua orang tuanya.

"Maaf, Ma. Mingyu teledor jagain Hana," Soojin pun langsung menangis seketika di tempat. Orang-orang lainnya juga lebih memilih diam dan menunggu di depan kamar Hana. Mereka juga nampak belum istirahat sejak kejadian semalam.

Wooseok berjalan menuju pintu. Ia begitu rindu dengan senyum putrinya itu. Tapi apa daya. Bukannya teriakan bahagia yang biasanya ia dengar, tapi ia hanya melihat tubuh putrinya terbaring lemah di bangsal dengan banyak perban di tubuh dan alat-alat mengerikan lainnya.

"Papa pengen gantiin kamu disana," lirih Wooseok seraya menyentuh kaca dipintu tersebut.

"Hana koma," Wooseok menoleh kearah Wonwoo disampingnya. "Hana banyak kena pukulan dibadannya. Kaki kanannya patah, tangannya ada yang retak, dan....tulang rusuknya juga retak. Setelah kita nemuin Hana, nggak lama dia langsung pingsan. Maaf. Saya nggak bisa jagain Hana dengan baik," sesal Wonwoo. Jika melihat Hana begitu menderita seperti ini, hanya perasaan menyesal dan menyalahkan diri sendiri lah yang Wonwoo bisa lakukan.

Wonwoo kira Papanya Hana akan menampar atau semacamnya. Tapi pria paruh baya itu justru menepuk punggungnya pelan.

"Ini kecelakaan. Bukan salah kamu atau siapapun," Wonwoo memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya. "Papa justru berterimakasih kamu udah nyelamatin Hana sebelum hal lebih buruk terjadi."

"Itu.....saya sama sekali nggak nyelamatin siapapun Pa. Hana sendiri yang nyelamatin dirinya."

"Maksud kamu?"

"Pelaku dari semua ini.......adalah orang yang beberapa bulan lalu dikeluarkan dari sekolah karena Hana. Saya belum pernah melihat Hana menyerah karena perbuatan orang lain. Dan saya melihat lagi waktu itu. Hana benar-benar memperjuangkan hidupnya hingga akhir."

❤❤❤

Soojin menghembuskan nafasnya kasar karena melihat pemandangan didepannya. Lebih tepatnya pada ketiga perempuan yang sama-sama  terbaring lemah di bangsal rumah sakit.

"Mungkin kedengaran nggak masuk akal. Tapi penyebab ketiga orang itu sampai sini....... itu Hana," Soojin memejamkan matanya sebentar. Rasanya ia ingin sekali memarahi anak-anak bandel itu karena berbuat tidak baik terhadap anaknya. Tapi jika mereka sama sakitnya dengan Hana. Soojin jadi tidak tega.

"Tante tenang aja. Mereka bakal diproses sebagaimana mestinya. Disini mereka dirawat juga dalam pengawasan polisi setempat," Soojin tersenyum kearah Joohyun.

"Eum. Makasih ya kalian mau ngurusin semua masalah ini. Mama sama Papa jadi nggak kerepotan. Makasih," Joohyun menggeleng.

"Nggak tante. Kita nggak pantes dikasih ucapan terimakasih. Kita bahkan nggak berhasil buat Hana nggak terluka. Maaf tante," ucap Joohyun dengan nada memelan diujung, Soojin mengangguk lalu menggenggam tangan Joohyun lembut.

[✔] MINE | Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang