18. His Worries

4.8K 465 8
                                    

VOTE KOMEN JAN LUPA!
Happy Reading❣
.
.
.

Hana jadi teringat ajakan Wonwoo semalam, bukan ajakan deh. Tapi pemaksaan, pemaksaan yang disuka maksudnya. Hehe maaf dirinya sudah buceen.

Mengingat semalam Hana jadi tersenyum. Wajah Wonwoo yang tampan juga suaranya yang merdu bisa membuat moodnya lebih baik setelah acara nangis bombaynya.

Andai Hana bisa memilih ingin pergi kemana. Pasti Hana akan meminta Wonwoo mengantarnya pada seseorang. Biasanya jika Hana sedang merasa tidak baik, dirinya akan mendatangi orang tersebut, bercerita panjang sekali hingga bosan.

Tapi tidak masuk akal jika dirinya kesana mengajak Wonwoo. Bahkan dirinya belum cerita apapun tentang orang tersebut, besok saja lah jika dirinya sudah bercerita agar Wonwoo tidak salah paham.

Plakk

Joohyun menepuk tangannya sekali didepan wajah Hana. "Hehh. Kesambet entar," cibir Joohyun. Hana tersentak kaget. Sialan. Tubuhnya di kantin tapi otaknya kemana-mana.

"Ah lo ngagetin gue aja," kesal Hana memandang temannya itu.

"Habisnya lo tuh ngelamun. Cerita aja kalo ada masalah mah," -Chaeyeon.

"Hooh. Nggak biasanya lo nggak semangat gini. Biasanya juga bawel," -Naeun.

"Ah elah. Gue cuma lagi nggak mood aja, maapin," jawab Hana dengam cengiran bodohnya.

"Yuk ke kelas. Udah mau bel, nanti Pak Jung hukum kita lagi kalo telat," ucap Naeun dan segera beranjak. Chaeyeon dan Joohyun mengangguk dan sudah mulai merapikan nampannya untuk dikembalikan ke tempat cucian.

"Boleh. Yuk. Eh tapi gue ke toilet dulu ya, gue kebelet. Bisa minta tolong nitip? Hehe" ucap Hana dengan wajah polosnya. Naeun hanya memasang wajah datarnya tapi juga merapikan piring kotor milik Hana untuk digabung di nampannya.

"Mau gue temenin?" Tawar Joohyun.

"Kaga. Gue udah gede, pake dianter segala. Izin in aja sama Pak Jung gue ke toilet. Aduh kaga tahan. Gue duluan!" Hana segera berlari ke kamar mandi meninggalakan ketiga temannya itu.

❤❤❤

Akhirnya Hana bisa bernafas lega setelah menahannya sejak tadi. Hana segera merapikan pakaian serta roknya dan bersiap mendorong pintu kamar mandinya. Tapi Hana mengurungkan niatnya saat ia mendengar suara di luar.

Sepertinya menguping lebih baik untuk tahu kondisi diluar yang mungkin saja berbahaya.

"Lo yakin orangnya disini?" Hana terdiam juga mengerutkan dahinya. Gadis itu menempelkan telinganya dipintu untuk lebih jelas mendengar percakapan diluar.

"Iya gue yakin. Tadi gue liat dia sendiri masuk kesini kok. Tuh dia dibilik situ. Biasanya dia sama temen-temennya, tapi kali ini dia sendiri," Hana yakin itu suara yang berbeda dari sebelumnya.

Walaupun itu bisik-bisik tapi Hana mendengar dengan jelas karena mungkin posisi gadis-gadis diluar itu dekat dengan biliknya.

"Lo cek deh dibilik lain, ada siswi lain nggak," Hana dapat menyimpulkan ada tiga orang disana.

Hana mendengar tiap pintu yang ditendang kasar, kecuali pintunya. Fix, yang mereka cari dirinya.

"Nggak ada. Aman."

"Kunci pintunya."

Hana segera mengotak atik handphonenya dan mengirim pesan kepada temannya.

[✔] MINE | Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang