"Kau kenapa?"
Kongpob yang baru saja datang dan akan memasuki ruangannya, di buat heran dengan penampilan Arthit, kemarin pria itu terlihat baik-baik saja, tetapi entah mengapa hari ini ada beberapa lebam pada wajah pria manis itu.
Jangan lupakan tindakan tidak sopan Arthit yang kemarin pergi begitu saja tanpa berpamitan padanya ataupun Ohm. Padahal mereka kemarin sempat mengira jika Arthit hilang, tetapi ternyata pria tidak punya santun itu justru pulang tanpa mengabari mereka berdua.
"Tidak apa-apa, aku hanya terjatuh."
"Baguslah, ingat bekerjalah dengan benar, jika tidak aku benar-benar akan memecatmu."
Setelah mengatakan hal itu Kongpob langsung melangkahkan kakinya untuk memasuki ruangannya, entahlah setiap melihat Arthit membuat Kongpob merasa kesal, tingkah laku Arthit mengesalkan bahkan pekerjaannya tidak ada satupun yang benar, semuanya kacau. Tidak ada hal baik yang bisa Kongpob pertahankan dari pria itu, semuanya buruk.
Sementara Arthit hanya berdiam diri lagipula pria manis itu masih kesal dengan tingkah laku Kongpob padanya. Bukankah itu hebat padanya Kongpob bisa berbicara sejahat itu, padahal jika pada Ohm kakaknya itu akan bersikap manis, bahkan sangat manis, itu membuat Arthit menjadi merasa buruk.
Hari moodnya bertambah buruk dua kali lipat dari biasanya, di sentuhnya pipinya sembari menatap ke arah layar ponselnya melihat bercak kebiruan di sana. Pria manis itu meniup-niup poninya sendiri mencoba untuk membuang pikiran kusut yang bersarang di kepala pria itu.
Arthit tidak apa-apa, dia akan baik-baik saja, semuanya akan berakhir baik nantinya, hanya itu yang Arthit tanamkan pada dirinya sendiri, tidak mau hal buruk akan menganggu pemikirannya.
Meskipun tidak bisa, entah kenapa belakangan ini semua yang sudah dia tanamkan dari dulu justru membuat Arthit merasa jika segalanya sia-sia, tetapi ini tidak mungkin terjadikan?
*
Pada jam istirahat, bukannya makan pria manis itu justru berada di atap gedung, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya, jujur saja Arthit takut ketinggian karena pernah terjatuh dan menyebabkan pria manis itu terluka bahkan kehilangan kakaknya dulu, sampai sekarang jika berada di tempat yang setinggi ini Arthit merasa gemetaran akan tetapi saat ini Arthit seakan tidak mempedulikan segalanya.Pernahkah kalian lelah dengan hidup ini?
Arthit merasakannya sekarang, hidup seperti ini mengharapkan seseorang yang tidak pernah sekalipun melihat ke arahnya itu kadang membuatnya kehilangan semangat.
"Phi aku mencarimu, ternyata kau ada disini."
"Kenapa kau disini?"
"Mencarimu untuk mengajak makan siang, kata phi Kong kau bekerja jadi aku kesini, kemarin aku kira kau hilang."
"Aku tidak enak badan saja."
"Ou, benarkah?" Pandangan mata Ohm menatap ke arah wajah Arthit, "itu kenapa?"
"Hanya terjatuh."
"Tapi itu tidak seperti jatuh, ada yang memukulmu?"
"Tidak."
Jemari Ohm mencoba untuk menyentuh wajah Arthit, tetapi pria manis itu sedikit menghindar karena tidak nyaman dengan kelakuan Ohm. Sungguh Arthit tidak terbiasa dengan orang lain yang menyentuhnya.
"Tunggu disini sebentar ya."
Setelah mengatakan hal itu Ohm pun berjalan pergi meninggalkan Arthit sendirian di sana, sedangkan Arthit hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan pria tadi, di dudukannya dirinya sendiri pada sebuah bangku panjang di dekatnya. Mencoba untuk merelakskan diri, mencoba untuk menyingkirkan sosok ohm yang berkata ingin mengajaknya makan bersama dengan Kongpob.
KAMU SEDANG MEMBACA
[27]. ETHEREAL : Unforgettable
Fanfiction[ completed ] Ketika kedua kakak beradik yang sudah terpisah sangat lama bertemu kembali ketika mereka dewasa. apakah sang kakak masih bisa mengenali sang adik yang masih mengharapkannya? Warning ! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / Boyslove / Boyx...