Suara benda-benda berbenturan dengan lantai terdengar sangat jelas pada ruangan itu, di dalam sana hanya ada sedikit cahaya yang tersisa berasal dari secercah kilauan rembulan yang menyusup masuk ke dalam kamar seseorang dari jendela kaca yang terbuka lebar, bahkan membiarkan tirai panjang yang menjuntai panjang yang hanya berjarak beberapa centimeter sebelum menyentuh lantai itu sedikit terbang terbawa oleh terpaan angin yang mencoba untuk menyentuhnya.
Di dalam sana keadaan sangat berantakan, banyak pecahan kaca yang berserakan di lantai, dan sesosok pria yang hanya mendudukkan dirinya sendirian pada sofa maroon di ujung kamarnya.
Sesosok pria yang tidak lain adalah Kongpob itu menopangkan kepalanya pada tangannya yang bertumpu di atas kedua pahanya, sembari menundukkan kepalanya tanpa mau untuk menengok ke arah lain.
Hampir 2 hari dirinya mencari Krist akan tetapi sang adik belum di temukan juga, bahkan Kongpob juga menyuruh orang untuk mengawasi di sekitar rumah Arthit tetapi Arthit tidak kunjung kembali juga kesana, ini membuat Kongpob hampir gila, kemana dirinya bisa menemukan adiknya tanpa petunjuk sedikitpun.
Deringan ponsel bergema ke seluruh penjuru ruangan itu, tetapi Kongpob tidak mengindahkannya sama sekali, paling juga anak buahnya yang bertanya dimana dirinya sekarang, jangankan untuk bekerja Kongpob bahkan tidak bisa berpikir jernih sekarang, sudah dua hari Kongpob berkeliling kota Bangkok hanya untuk mencari Arthit tetapi ponsel pria manis itu mati, padahal Kongpob sangat ingin menemuinya.
Kongpob mengingat jika pria paruh baya itu memukuli Arthit begitu saja, tidak memperdulikan adiknya bahkan dengan paksa merebut apa yang Arthit miliki. Pasti hidupnya selama ini sulit, Kongpob tidak tahu Arthit hidup seperti apa selama belasan tahun ini, Kongpob tidak tahu apa yang Arthit rasakan selama ini.
Hingga perasaan bersalah kini mulai menguasainya, kenapa tidak lebih awal Kongpob mengetahui tentang ini, mengapa harus sekarang di saat Arthit sudah tidak ada, mengingat apa yang dirinya katakan pada Arthit tempo hari membuat Kongpob semakin tertekan sekarang.
Seseorang yang selama ini di carinya, ada tepat di depan matanya, selalu ada bersama dengannya, bahkan setiap hari Kongpob bertemu dengan Arthit, namun tidak sedikitpun Kongpob menyadari ini, tidak menyadari keberadaan Krist di sisinya, padahal Krist ada bersama dengannya.
Mungkin dirinya terlalu bodoh untuk semua ini, bagaimana bisa tidak sedikitpun Kongpob menyadarinya. Krist adik kecilnya itu adalah seseorang yang dirinya benci. Tidak sedikitpun Kongpob akan terpikir untuk membencinya, jika tahu Arthit itu adalah adiknya, Kongpob pasti tidak akan berbicara kasar ataupun mengusirnya, tidak akan melakukan perbuatan yang akan melukai perasaannya, namun apa yang sudah Kongpob lakukan selama ini?
Semuanya berbanding terbalik dengan apa yang dirinya ingin lakukan untuk sang adik, Kongpob memukuli kepalanya sendiri, karena terlalu bodoh, dan melukai hati Arthit.
"Bagaimana bisa kau tidak mengenalinya kong, dia ada di depan matamu selama ini." Rutuk Kongpob pada dirinya sendiri, lalu mengambil figura foto keluarganya yang di ambil belasan tahun lalu, melihat Krist kecil yang tersenyum padanya, sembari memeluk lengannya dengan erat, "phi benar-benar merasa buruk sekarang, kau tidak membenci phi kan?"
Meskipun Kongpob tahu jika foto itu tidak akan menjawabnya, di usapnya foto Krist, sembari menatap foto kedua orang tuanya. Kongpob hanya bisa menggumamkan kata maaf berkali-kali pada mereka, karena Kongpob tahu pasti keduanya kecewa dengan sikapnya sekarang.
"Mae, Pho maaf. Aku pasti akan bisa menemukan kit, pasti bisa. Aku pasti akan menjaganya dengan baik, aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian berdua, tidak akan lagi membuat Krist sedih. Aku akan selalu membuatnya bahagia di sisiku."
*
*
Lalu lalang kota Bangkok di malam hari tidak cukup padat dari biasanya, hanya lampu-lampu kecil yang menerangi jalanan itu, teman Kongpob saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[27]. ETHEREAL : Unforgettable
Fanfiction[ completed ] Ketika kedua kakak beradik yang sudah terpisah sangat lama bertemu kembali ketika mereka dewasa. apakah sang kakak masih bisa mengenali sang adik yang masih mengharapkannya? Warning ! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / Boyslove / Boyx...