Suara samar-samar Kongpob yang tengah memanggil-manggil nama sang adik terdengar pada seluruh penjuru rumah. Kongpob berlari ke lantai bawah rumahnya dengan tergesa-gesa, sebab tidak menemukan sang adik dimanapun, padahal Krist harusnya ada di kamarnya, karena pria manis itu tidak mengatakan pada Kongpob jika dirinya akan pergi, hingga Kongpob yang berniat untuk membangunkan sang adik karena tidak melihat Krist dari tadi. Kongpob kira Krist belum bangun namun begitu mengecek ke kamarnya, di dalam sana hanya ada kekosongan semata.
"Kit, kau ada di bawah?" Kongpob berkeliling rumahnya untuk mencari sang adik, hanya saja tidak menemukan pria manis itu di manapun, tentu saja hal ini membuat pria berkulit Tan itu cemas, "Kit...." Di panggilnya sang adik lagi, masih terus berusaha untuk mencari Krist dengan panik.
Pikiran Kongpob sudah kemana-mana, bagaimana jika Krist kabur?
Krist tidak mau bersama dengannya karena itu pria manis itu pergi diam-diam tanpa sepengetahuan Kongpob, karena tidak tahan dengan tingkah laku Kongpob selama ini padanya.
Apa Krist benar-benar membencinya, bukankah kemarin segalanya baik-baik saja? Lalu ini apa? Krist ada dimana? Pikiran Kongpob menjadi kacau hari ini.
Kongpob yang sangat cemas itupun langsung ingin berlari ke arah kamarnya, mengambil ponselnya yang tertinggal di dalam kamar namun suara password pintu rumahnya yang berbunyi itu membuat pria tadi mengurungkan niatnya, dan berjalan ke arah pintu.
Siapa yang berani masuk ke dalam rumahnya?
Sebab Kongpob tidak pernah memberitahukan pada siapapun password rumahnya, hanya Krist seorang yang tahu. Jadi kemungkinan besar itu Krist, dan begitu Kongpob sampai ke sana, Krist benar-benar berdiri di ambang pintu sembari membawa beberapa kantung plastik di dalam genggaman tangannya.
"Kau darimana saja, Kit?" Ujar Kongpob dengan khawatir. Bahkan wajah pria itu sudah berubah menjadi pucat ketakutan sang adik kabur darinya.
"Membeli sarapan." Jawab Krist sembari memasang wajah heran karena Kongpob terlihat aneh.
"Jika kau mau pergi kemanapun bilang padaku dulu." Ucap Kongpob sembari menatap sang adik dari atas kebawah, seperti takut jika terjadi sesuatu pada Krist.
"Ada apaan sih? Kau membuatku risih." Keluh Krist sembari menepis tangan Kongpob dan berjalan ke arah dapur.
"Phi khawatir padamu." Jelas Kongpob yang ingin sang adik tahu.
"Aku tidak apa-apa, jangan membesarkan masalah. Aku hanya keluar membeli makanan saja." Kata Krist sembari mengambil beberapa piring di dapur dan menatanya di meja makan.
"Jangan melakukan apapun, phi bisa melakukannya untukmu." Protes Kongpob, lalu mengambil apa yang tengah Krist kerjakan, menyuruh sang adik untuk duduk di kursi.
"Oi, kau berlebihan. Aku bukan anak kecil." Seru Krist tidak terima di perlakukan seperti anak kecil, bahkan kadang seperti orang yang sekarat oleh Kongpob.
"Bagiku kau tetap terlihat seperti anak kecil." Pungkas Kongpob yang tidak mau di bantah oleh sang adik.
Krist memutar bola matanya malas, "Shit, terserah kau sajalah."
"Tidak baik mengumpati kakak sendiri." Ingatkan Kongpob.
Bibir Krist mengerucut kesal menarik makanan yang di sodorkan oleh Kongpob, tanpa mengatakan apapun lagi, pria manis tadi menyantap sarapannya dengan tenang.
"Phi kan bisa memasak untukmu. Tidak perlu keluar untuk membeli sendiri. Jika kau mau apapun bilang pada phi."
"Phi akan menurutinya?"
"Tentu saja. Ucapanmu adalah perintah."
"Benarkah?"
"Tentu saja iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[27]. ETHEREAL : Unforgettable
Fanfiction[ completed ] Ketika kedua kakak beradik yang sudah terpisah sangat lama bertemu kembali ketika mereka dewasa. apakah sang kakak masih bisa mengenali sang adik yang masih mengharapkannya? Warning ! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / Boyslove / Boyx...