17.rapuh

20 2 1
                                    

             "semakin kuat mengenggam,
                   Semakin sakit untuk
                              Menahan."
                            --vardinelya.

Enjoy reading!!

Sesampai nya fadil di rumah fadil langsung bergegas menuju kamarnya, dia melepaskan seragamnya dan mengenakan kaos hitam pendek, ia duduk di balkon dan memikirkan sikap aneh nya Nelya tadi, pikirannya tidak karuan memikirkan Nelya akhirnya Fadil memutuskan untuk menelfon Nelya.

Sudah 3 kali di telfon tetapi Nelya tidak menjawabnya membuat Fadil tidak karuan, Fadil pun berinisiatif untuk pergi ke rumah Nelya, Fadil langsung meraih jaketnya dan keluar menyalakan motornya.

****
Setibanya di rumah Nelya, Fadil segera mengetuk pintu dan bibi pun segera membukakan pintunya.

"Eh den Fadil, ada apa." ujar si bibi kepada Fadil.

"Nelya nya ada bi,? Jawab Fadil.

"Oh ada den tunggu sebentar ya,duduk dulu den." ucap bibi.

Fadil pun hanya mengangguk sambil menunggu Nelya keluar Fadil duduk di teras rumah Nelya.

Bibi menaiki anak tangga dan langsung mengetuk pintu kamar Nelya.

"Non, ada Den Fadil mau bertemu sm non." ujar bibi kepada Nelya.

"Ngapain dia bi, suruh dia pulang aja bi Nelya lagi gamau ketemu sama siapa-siapa." jawab Nelya dengan suara serak nya sebab tadi habis menangis.

"Baik non," jawab bibi sambil meninggalkan kamar Nelya.

Bibi langsung menemui Fadil yang sedang duduk di teras rumah.

"Mana Nelya bi," tanya Fadil.

"Anu den, non Nelya gamau ketemu siapa-siapa den katanya," jawab bibi dengan ragu.

"Nelya kenapa bi?dia baik-baik aja kan bi?," tanya Fadil dengan khawatir.

"Bibi juga gatau den, dari sepulang sekolah non Nelya belum makan dan mengunci kamar nya sampe sekarang belum mau keluar," ucap bibi.

"Yaudah bi makasih bi tolong bujuk Nelya buat makan ya bi, saya permisi," ujar Fadil sambil meninggalkan bibi.

Fadil benar-benar cemas, Fadil bingung mengapa Nelya seperti ini bener-bener beda dengan biasanya.

'Ada apa sama Nelya sebenernya.' batin Fadil.

Fadil tidak langsung segera pergi dsri rumah Nelya tetapi Fadil malah menghampiri jendela kamar Nelya yang hordengnya sedikit terbuka.

Nelya yang masih terus murung sejak tadi lalu dia mendengar ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Fadil:
Nel liat jendela.

Nelya langsung segera menegok ke jendela, ia melihat Fadil yang sedang berdiri di bawah jendela tetapi Nelya langsung menutup hordeng nya dan tidak mau melihat Fadil lagi.

Fadil menghela nafas nya ia benar-benar bingung harus melakukan apa lagi dan Fadil memutuskan untuk segera pergi dari rumah Nelya.

****
Keesokan harinya, kelas Nelya sedang ada pelajaran olahraga dengan materi praktek lari, jadwal olahraga Nelya sama dengan Fadil, di samping itu Fadil hanya memperhatikan Nelya yang sedang berbaris dan mendengarkan penjelasan guru olahraganya.

Praktek pun di mulai satu persatu murid sudah melakukan penilaian lari, tiba sekarang giliran Nelya yang berusaha fokus dan tidak memikirkan Fadil yang dari tadi memperhatikannya.

PERFECT CAPTAINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang