“Mau kuantar pulang?” Alan berdiri tepat di sisi Lilyana yang sedang menunggu lift, baru selesai bekerja dan hendak pulang.
Lilyana melihat Alan seraya tersenyum tipis. “Tidak perlu. Terima kasih.” Lilyana menolaknya tetapi Alan bersikeras ingin mengantar Lilyana yang akhirnya diterimanya.
“Antarkan saja aku ke Crystall Cake Shop.”
“Baiklah.”
…
“Siapa yang mengantarmu barusan?”
Lilyana baru saja masuk ke dalam toko dan sudah ditodong oleh Ian.“Teman kantor.” Lilyana berjalan melewati Ian dan langsung menuju etalase toko. Melihat kue-kue yang ada dengan seksama sebelum membelinya.
“Kau mau beli apa? Makan di sini atau dibawa pulang?” Ian telah berdiri di balik etalase.
Lilyana menatap teman baiknya itu dengan dahi berkerut. “Eumm…aku ingin strawberry shortcakes dan sepertinya aku ingin makan di sini.”
“Pesananmu segera siap, silahkan ke kasir.”
Setelah membayar Lilyana duduk di tempat biasa, di sudut toko sambil menikmati kuenya.
“Kau akan lama di sini?” Ian menemui Lilyana dan berdiri di sampingnya.
“Entahlah. Kenapa? Mau menemaniku?” tanya Lilyana seraya mengunyah kuenya.
Ian melihat Lilyana dengan tatapan menyayangkan. “Aku harus bekerja.”
“Oh ayolah.. kau pemiliknya.” Lilyana memandang Ian dengan penuh harap.
“Pemilik juga harus bekerja,” sanggah Ian yang tidak bisa dibantah Lilyana.
Wajah gadis itu seketika cemberut. “Ya sudah sana.”
Ian yang melihat itu tersenyum geli. Ia mengacak rambut Lilyana lalu kembali bekerja.
Lilyana mulai menyuapkan kembali potongan kue ketika tiba-tiba teringat sesuatu, Carlos. Kakak laki-lakinya itu katanya akan mengunjunginya karena ia ada keperluan di New York. Lilyana mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Carlos namun segera diurungkannya karena ia melihat seseorang yang mirip dengan kakaknya sedang berjalan masuk ke dalam toko.
Ketika orang itu masuk senyuman lebar Lilyana mengembang. “Kak,” panggilnya pada Carlos.
Carlos langsung memalingkan kepalanya, manik hitamnya menangkap keberadaan Lilyana dan menghampiri gadis itu seraya duduk di depan adiknya.
“Maaf kakak baru selesai rapat. Kamu udah makan?” Lilyana menggelengkan kepalanya yang disambut jitakan di kepalanya. Lilyana menatap Carlos dengan tajam.
“Belum makan tapi malah makan kue,” kata Carlos.
Ian yang sedang melayani pelanggan melihat interaksi Lilyana dan seseorang yang tidak pernah dilihatnya. Ia menatap mereka dengan tajam. Ian pun memilih menyerahkan pekerjaannya pada karyawannya kemudian berjalan ke meja Lilyana.
Lilyana yang melihat kedatangan Ian itu tesenyum. Carlos pun menoleh dan melihat Ian yang sedang menatapnya dengan pandangan bertanya.
“Kekasihmu?” tanya Ian yang sudah berdiri di depan mereka dan menatap Carlos dengan pandangan tidak suka.
Lilyana langsung menarik lengan Carlos dan memeluknya. “Kenapa? Cocok ya?” Lilyana tersenyum miring yang tidak disadari Ian dan Carlos hanya mendesah karena ia menjadi bahan lelucon untuk adiknya, lagi.
Ian menggelengkan kepalanya dengan tegas. Memerhatikan dengan seksama perawakan Carlos dari atas hingga bawah.
Lilyana yang melihat reaksi Ian itu membelalak. “Tidak cocok?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom 2; Can I Trust.. [Completed]
RomanceDarrick dan Lilyana telah berkencan bukan menikah begitu yang diinginkan oleh Lilyana dan tentu saja dalam hubungan percintaan mereka apalagi ke arah yang lebih serius ada saja kerikil yang ditemukan. Suatu bentuk kejujuran, ketulusan, pertanggungj...