“Tunggu! Kau tidak bisa seenaknya langsung pulang. Bagaimana kau mengenal Darrick?” tanya Celine dan mencegah Lilyana untuk berdiri.
Darrick yang melihat itu menatap Celine dengan rahang yang telah mengeras. Ia menggertakan giginya tetapi diam saja dan membiarkan Lilyana yang menjelaskan.
“Dia, itu waktu aku liburan di Slovenia, aku bertemu dengannya.”
“Terus ada hubungan apa kau dengannya sampai dia repot-repot menjemputmu?” kali ini Ian yang bersuara.
“Dia tunanganku,” kata Darrick dengan cukup keras dan tegas.
Ian, Celine dan Lilyana memandang Darrick bersamaan dan Lilyana terkejut dengan status yang baru saja dikatakan oleh Darrick.
“Tunangan?”
“Lily, maksudnya?”
Gadis itu menghela nafasnya kemudian menatap kedua teman baiknya. “Padahal bukan dengan cara seperti ini aku ingin memperkenalkannya. Kenalkan teman-teman Darrick Blaine, kekasihku.”
Ian dan Celine saling menatap kemudian kembali melihat sepasang kekasih itu.
“Aku hanya mengijinkanmu ke bar, sayang, tidak ke klub. Dan kau sama sekali tidak meminta ijin padaku,” ujar Darrick.
Lilyana meringis. “Itu.. maafkan aku.”
“Kalian berdua, akan berurusan denganku nanti.” Darrick menunjuk Ian dan Celine kemudian menarik Lilyana keluar dari klub.
…
“Untuk apa kalian ke klub dan kau tidak mengatakannya padaku?”Lilyana duduk di pojokkan sofa sambil menyeruput chamomile teanya dengan pelan. Ia sesekali melihat Darrick tetapi kemudian fokus pada minumannya.
“Itu.. Celine sedang menyukai salah satu pelanggan klub jadi dia mengajak aku dan Ian.”
“Dan kau ikut saja?”
Lilyana menatap Darrick dengan tajam. “Kau tahu seberapa besar rasa kesetiakawananku.”
Darrick diam. Ia memandang Lilyana dengan datar tetapi senyuman terbit di wajahnya. Ia mendekati Lilyana lalu memeluk pinggangnya dengan erat.
“Kabari aku, biar aku bisa menemani,” kata pria itu dengan pelan.
“Sayang, aku kurang suka berkumpul dengan teman dan ada kekasihku. Apalagi kau tidak suka bergaul dengan orang-orang.”
“Aku ingin mengenal teman-temanmu.”
“Kau mau berkenalan dengan mereka? Kau mau mengakrabkan diri dengan mereka? Kau mau mengimbangi mereka?” Lilyana menoleh pada Darrick.
Darrick berdecak pelan. “Okay. Fine.”
Lilyana tersenyum lebar. Ia mencium pipi Darrick lalu menyamankan dirinya di pelukan Darrick.
***
Lilyana menatap undangan yang berada di tangannya tanpa ekspresi yang berarti. Darrick yang duduk di sebelahnya pun memandangi raut wajah gadisnya.
“Berani sekali mengadakannya tanpa berkata apapun padaku,” gumam Lilyana.
“Ana..” lirih Darrick.
Lilyana mengetatkan rahangnya. “Aku ingin cheese cakenya Ian. Aku akan pergi sendiri, kau tidak perlu mengantarku.”
Lilyana berdiri lalu masuk ke dalam kamarnya dan bersiap pergi ke toko kue milik Ian. Ia butuh makanan manis.
“Haruskah kau kemari dan membuatku melihat suasana hatimu yang sedang buruk, nona?”
Lilyana mengabaikannya. Ia menyuapkan potongan cheese cake ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom 2; Can I Trust.. [Completed]
RomanceDarrick dan Lilyana telah berkencan bukan menikah begitu yang diinginkan oleh Lilyana dan tentu saja dalam hubungan percintaan mereka apalagi ke arah yang lebih serius ada saja kerikil yang ditemukan. Suatu bentuk kejujuran, ketulusan, pertanggungj...