▪️▪️▪️
Pagi ini dimulai dengan (Namakamu) yang terburu-buru menuruni satu persatu anak tangga seusai tidur semalam dikamar Iqbaal tepatnya. Bukan tanpa sebab (Namakamu) terburu-buru seperti ini, karna ketika gadis ini membuka matanya, sang kakak sudah tidak ada didalam kamar. (Namakamu) tidak ingin tertinggal untuk mengantar Iqbaal pergi ke bandara untuk flight ke Yogya pagi ini pukul 09.15 WIB.
"Bundaaa..."
Bunda Rike menoleh kearah putri bungsunya yang masih memakai piyama dengan balutan jilbab langsungan berwarna biru juga dengan wajah bantalnya.
"Eeh adek, kenapa atuh teriak-teriak gini?" tanya Bunda Rike sambil merentangkan tangannya menyambut pagi sang gadis cantik yang menjabat sebagai putri bungsu keluarga Herry Hernawan ini.
(Namakamu) membalas pelukan ibundanya dengan begitu hangat. Memeluk ibu dikala bangun tidur memang akan menjadi rutinitasnya, mengingat jika ia nanti akan berkuliah pasti akan jarang sekali bisa memeluk bundanya setiap hari.
"Abang kemana Bund? Udah berangkat ke bandara ya?" tanya (Namakamu) sambil meregangkan pelukannya.
Bunda Rike menggelengkan kepalanya pelan seraya mencubit gemas kedua pipi putrinya. "Abang masih didepan sama Kak Omen. Kamu kenapa bangun-bangun langsung cari Abang?"
(Namakamu) menghela napas lega, terlalu panik terlebih dulu jika Iqbaal sudah pergi ke bandara sejak tadi membuatnya kalap. Sampai-sampai tak sempat untuk mandi terlebih dulu, bahkan sekedar mencuci wajahnya agar terlihat sedikit segar.
"(Namakamu) takut kalo Abang udah pergi, kan maunya nganter Abang ke bandara."
"Kamu iih, dari dulu gak bisa lepas dari Iqbaal." Jawab Bunda Rike dengan kekehannya.
(Namakamu) tertawa geli, perkataan Bunda barusan mengingatkannya dengan kenangannya dulu bersama Iqbaal. Dikala kakaknya sedang naik daun, dimana setiap hari belum tentu ia dapat bertemu dengan Iqbaal. Menjadi adik dari seorang artis terkenal itu membuat (Namakamu) sedikit menjadi manja jika Iqbaal sedang libur.
"Yaudah, aku kedepan dulu ya Bunda."
Bunda Rike menjawab dengan anggukan dan juga senyumannya. Dan melanjutkan pekerjaannya, sama seperti ibu-ibu kebanyakan yang tiap pagi selalu disibukkan dengan membuat sarapan untuk keluarganya.
Berbeda dengan keadaan di ruang tamu. Iqbaal yang sudah rapi dengan beberapa koper yang sedang Omen siapkan untuk keberangkatannya ke Yogya. Laki-laki itu justru sedang sibuk bertelpon ria dengan kekasihnya yang sedang berada di US. Tertawa dan sesekali memberikan pujian pada kekasihnya inilah yang mungkin Iqbaal rindukan, apalagi mengingat jika mereka sedang menjalani hubungan jarak jauh yang membuat Iqbaal terselimuti kabut rindu yang mendalam.
(Namakamu) mendudukan dirinya disamping Kak Omen yang baru saja usai membereskan semua keperluan Iqbaal. Melirik sekilas kearah Iqbaal, berharap Abangnya akan peka dengan keberadaannya disini. Namun apalah daya, Iqbaal justru semakin asyik dengan Mika, yang notabennya adalah kekasihnya saat ini. Ia pun beranjak untuk meninggalkan Iqbaal dan bergegas ke kamar untuk membersihkan diri, akan tetapi Kak Omen justru menahan tanggannya. Seolah memberi isyarat jika Kak Omen akan memberitahu Iqbaal tentang keberadaan (Namakamu) disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Iqbaal | Siblings Goals [On Going]
Fanfiction"Dek, kamu cantik deh sama kaya Bunda kaya Teteh" - Iqbaal. "Gini ya rasanya jadi adek dari Iqbaal Ramadhan.." - (Namakamu). Ranking #1 - of #bucin Ranking #4 - of #gemas