[17] Iqbaal atau Gilang?

5.7K 596 131
                                    

▪️▪️▪️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪️▪️▪️

Keesokan harinya, keadaan (Namakamu) sudah agak membaik. Gadis itu sudah bisa bernapas seperti sedia kala tanpa bantuan alat pernapasan. Kata dokter, dalam beberapa jam ataupun beberapa hari kedepan, (Namakamu) sudah bisa sadar dari masa kritisnya.

Kabar tersebut pastilah membuat pihak keluarga sangat bersyukur, apalagi Iqbaal. Anak laki-laki itu sungguh tidak bisa fokus dalam pekerjaannya kali ini. Ia terus saja memikirkan keadaan (Namakamu). Berulang kali ia harus mengulang adegannya, terkadang sikapnya yang moody-an ini tak jarang membuatnya badmood secara tiba-tiba. Ditambah dengan pikirannya yang selalu saja tertuju pada adik perempuannya, (Namakamu).

Seperti sekarang, syuting Bumi Manusia kali ini terasa berat. Walaupun hanya 5 scene, namun kali ini sungguh terasa berat, bagaimana tidak? Iqbaal harus retake sebanyak minimal 4kali dalam satu scene. Itu sudah cukup bahkan sangat cukup membuat tubuh dan pikiran seorang Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan lelah, bahkan sangat lelah. Lihatlah keringatnya yang mengucur bebas di keningnya hingga menetes ke pipinya yang agak berisi. Ada yang bersedia mengelap keringatnya? Jika ada hubungi nomor dibawah.. wkwkwk. 

"Cut!!!"

Asisten sutradara itu menghentikan sementara proses syuting yang sedang berjalan.

"Baal.. sini bentar deh." kata Mas Hanung lembut, sutradara handal itu merasa ada yang berbeda dengan castnya yang satu ini. Tak seperti biasa, Iqbaal harus retake berkali-kali seperti ini. 

Dengan langkah lesu, Iqbaal berjalan menghampiri Mas Hanung dan mendudukkan bokongnya dikursi samping kursi milik Hanung Bramantyo itu. "Iyaa mas." kata Iqbaal pelan lalu mengusap wajahnya kasar.

Mas Hanung menepuk pelan bahu Iqbaal, "Istirahat dulu gih nanti lanjut lagi. Kayaknya lo lagi kurang fit hari ini, Baal." Iqbaal mengangguk, "Iyaa mas, makasih. Gue kedalem dulu." kata Iqbaal bangkit dan masuk kedalam basecamp.

Langkahnya mulai memasuki basecamp yang seperti rumah penduduk pada umumnya, namun diubah seketika menjadi basecamp untuk para pemain film Bumi Manusia. Bukan semua. Ada lagi diseberang basecamp yang Iqbaal tempati, disana ada beberapa pemain lainnya, yang sudah cukup senior dibandingkan dengan Iqbaal, Mawar, Gino, Jerom, dan Bryan tentunya juga adik kecil nan manis dan menggemaskan, Ciara Nadine namanya.

Iqbaal menjatuhkan tubuhnya diatas bed yang ada diruang tengah rumah yang selalu digunakan untuk berkumpul para pemain jika sedang break syuting. "What happen boy? Huh?" tanya Jerom yang baru saja datang dari set lokasi.

Iqbaal menggeleng pelan dengan mata yang masih terpejam, "Nothing." Jerom mengernyitkan alisnya dan menatap Kak Omen yang juga sedang rebahan disamping Iqbaal. "Lagi capek aja dia." balas Omen.

Sepertinya keadaan Iqbaal kali ini benar-benar tidak sedang baik-baik saja. Pikirannya kali ini benar-benar sepenuhnya berada pada (Namakamu), adiknya sekarang memang sudah membaiik, namun sampai sekarang ia masih belum sadar. Matanya masih terpejam, menyelami alam bawah sadarnya dengan bebas tanpa ingin diusik. 

Bang Iqbaal | Siblings Goals [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang