03

658 105 4
                                    

22/4/19

.

.

BUKK!

PRANG!

Kanna jatuh terduduk dan mengerjap cepat. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dan di depannya kini berdiri sosok Taeyong. Kanna ingat, sebuah bola basket mengarah dengan cepat ke arahnya, tapi sekarang bola itu melayang dengan cepat ke arah jendela kelas 10 sampai pecah.

"Taeyong.." Gunam Kanna tertegun.

Taeyong menoleh ke belakang dan tersenyum pada Kanna. Sebelum akhirnya Taeyong menghilang di depannya karena kecepatannya itu.

"Kanna!"

Kanna menoleh ke arah Serinna yang berlari ke arahnya dengan raut khawatir. Kanna kemudian berdiri, dan tersenyum kecil begitu Serinna berada di depannya.

"Lo dapet luka?" Tanya Serinna terlihat begitu khawatir.

Kanna mengerjap pelan, dan menggeleng. "Nggak. Gue cuma kaget makanya jatoh."

Serinna menghela nafas lalu mendelik ke arah teman sekelas mereka yang juga memandang khawatir pada Kanna. Padahal mereka tidak melempar bola secara asal dan kuat, tapi entah siapa yang melempar bola basket ke arah Kanna.

"Lo semua kalo main liat liat dong!" Ucap Serinna sedikit membentak.

"Bukan kita kali!" Ucap Kevin, salah satu teman kelas mereka membela diri.

"Terus kalo bukan kalian siapa lagi?!"

"Udah, Rin. Gue gak papa." Ucap Kanna memegang lengan Serinna.

Kevin dan teman temannya kemudian menghampiri Kanna. Kevin mengulas senyum maaf.

"Maaf ya, Kanna. Tapi suer itu bukan kita."

Kanna mengangguk. "Ho, gak papa kok. Udah sana main lagi."

Kanna kemudian menatap Serinna yang sudah tidak sekesal tadi. Malah dia sedang memandang ke arah lain, bukan pada Kevin dan teman temannya.

"Liatin siapa lo?" Tanya Kanna penasaran.

Serinna tersentak. "Gak. Gue gak lagi liatin siapa siapa." Ucap Serinna sedikit gugup.

Kanna menaikan sebelah alisnya lalu mengangkat bahu tidak peduli. "Jadi, lo mau ikut ke kelas apa gimana?"

Serinna terlihat berpikir sebelum akhirnya menjawab. "Gue mau ke kantin."

Kanna mengangguk paham. Kanna berbalik dan berjalan ke tangga menuju lantai 2, di mana kelasnya berada. Tak lama sampai di kelas, Kanna duduk di tempatnya dan menyandarkan kepalanya di atas meja.

Tadi, bagaimana kalau Taeyong terlambat datang? Bagaimana nasib wajah cantiknya nanti? Untung saja sekarang Kanna punya Taeyong.

Kanna bersumpah akan memberi pelajaran pada orang yang berani mengusik hidupnya. Dia tahu orang tersebut berusaha melukainya dengan melemparinya bola basket. Karena sebelum membuang botol minumnya tadi, Kanna sempat memperhatikan Kevin dan teman temannya bermain. Mereka hanya bermain bergantian melempar bola ke ring. Dan tiba tiba bola itu melayang ke arahnya? Itu bukan kebetulan.

"Kanna?"

Kanna langsung menegakkan badannya. Dahinya mengerut tidak suka, begitu tahu siapa yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan Sean?

Sean Anderson. Barusaja menjadi mantannya minggu lalu. Tiga minggu lalu Sean menembaknya, dan Kanna yang berpikir ingin mencoba menjalin hubungan serius pun menerima Sean. Tapi sayangnya hubungan mereka tidak berjalan lancar. Sean tidak punya waktu untuk Kanna, dan ternyata Sean malah sibuk dengan orang lain. Satu minggu kemudian, tepatnya minggu lalu di hari Sabtu sebelum ulang tahunnya di hari Minggu, Kanna langsung memutuskan hubungan mereka. Mutlak.

cyborg ; taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang