28/06/20
.
.
Taeyong berdiri membelakangi Kanna. Badannya terasa panas karena merasakan emosi yang biasa dirasakan oleh manusia, yaitu emosi amarah. Tangan Taeyong sudah terkepal kuat, bersiap siap untuk menghajar sosok Rein yang masih terbaring di lantai.
"Kanna.." Panggil Taeyong dingin. Menghilangkan ambel ambel sama di akhir nama Kanna.
Kanna tersentak. Kanna pernah merasakan tekanan seperti ini sebelumnya. Dulu, di saat Taeyong mengetahui kalau Kanna sedang diincar, dan Taeyong mengeluarkan aura tidak enak dan menekan. Tapi, kali ini sedikit berbeda. Kanna bisa merasakan nafsu membunuh dari pelindungnya.
"Kau sudah berjanji untuk tidak kenapa napa."
Kanna menelan ludah. Oke, Kanna mengaku salah.
"Kaito-san gagal menjagamu."
"Taeyong-"
Taeyong tiba tiba berbalik. Kanna langsung terpaku. Mendapati ekspresi Taeyong yang lebih dingin dari biasanya. Dan pupil matanya yang semula berwarna coklat, berganti menjadi warna merah yang terlihat bercahaya. Taeyong jadi seperti predator sekarang.
Nafas Kanna tercekat saat Taeyong mendekat. Membuka seluruh ikatan kuat di kaki dan tangan Kanna dengan waktu yang terbilang singkat. Mata Kanna mulai berkaca kaca, siap untung menuangkan liquid bening itu.
Takut. Kanna merasakan ketakutannya pada Taeyong.
Tapi, ekspresi Taeyong kemudian melunak. Tangannya terangkat dan mengelus pipi Kanna yang sedikit lembab. Taeyong pun tersenyum.
"Kanna baik baik saja?"
Kanna mengangguk kaku.
Lalu tangan Taeyong pun menjauh. Taeyong melepas jaketnya, dan menyampirkan jaketnya itu di bahu Kanna. Taeyong baru ingin berbalik, tapi sebuah benda keras dan dingin menghantam kepalanya begitu keras. Dan Taeyong pun jatuh, berlutut dengan kepala tertunduk dalam.
Kanna melotot. "TAEYONG!"
"E-eh?"
Mendengar suara tertahan Rein, Kanna pun mengalihkan tatapan ke arahnya. Rein terlihat begitu terkejut, sama halnya dengan Kanna.
Besi yang Rein pakai untuk memukul kepala Taeyong dengan keras, sudah berubah bentuk. Yang awalnya berbentuk lurus, kini sudah melengkung. Bengkok di bagian ujung.
Taeyong yang diam beberapa detik pun berdiri. Membalikkan badan dan memandang Rein dengan ekspresi gelap. "Kau..."
KLANG!
Besi yang Rein pegang jatuh ke lantai, membuat suara yang memekang telinga. Niat Rein ingin menghajar Taeyong sudah melayang entah ke mana. Tekanan yang ia rasakan terlalu kuat sampai Rein bisa merasakan tungkainya mulai melemas perlahan lahan. Rein tidak menyangka si murid pindahan bermata empat kini benar benar sangat berbeda.
"Lo ini..." Rein menelan ludah kasar.
Taeyong bergerak dengan cepat. Mencekik leher Rein dan membenturkan punggungnya di dinding dengan keras. Menatap penuh dendam pada Rein yang menepuk nepuk punggung tangannya cepat, meminta untuk dilepaskan.
Tapi Taeyong tidak bergeming. Cengkramannya di leher Rein malah semakin menguat sampai pandangan Rein terasa memutih dan kesusahan menarik oksigen.
"TAEYONG! BERHENTI!"
BRUK
Rein terbatuk hebat. Memegangi lehernya yang ia yakin sudah memiliki tanda cekikkan. Rein mendongak sedikit, dan langsung gemetar takut karena tatapan Taeyong yang begitu mengerikan. Kalau saja tatapannya itu bisa membunuh, Rein yakin ia sudah tinggal nama 5 detik yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
cyborg ; taeyong
Fanfiction(On hold, sorry) Kanna, dia sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menanggapi sang papa karena memberikannya sebuah hadiah aneh. Awalnya Kanna senang, karena kiriman hadiah oleh papanya dari Jepang berupa box besar, artinya di dalamnya ada hadiah mena...