08

413 63 10
                                    

09/02/20

.

.

Kanna menatap jengkel pada roti lapis dan segelas susu di atas meja makannya. Biasanya, Taeyong pasti sudah berdiri di samping meja. Tapi yang berdiri di sana bukanlah Taeyong, melainkan Kaito, salah satu orang ayahnya yang ditugaskan menjaganya.

"Kaito." Tangan Kanna mengepal kuat. "Taeyong mana?"

Kaito menundukkan sedikit kepalanya. "Taeyong barusaja berangkat ke sekolah 10 menit yang lalu, nona. Dan, Taeyong memberitahu saya kalau dia ingin menjemput seseorang, karena itu dia berangkat lebih pagi." Jelas Kaito.

"Tapi kan dia tugasnya nganterin gue, Kaito! Kenapa lo biarin dia berangkat hah?!" Teriak Kanna emosi. "Gue berangkat." Kanna dengan langkah lebar lebar menuju pintu keluar rumahnya.

Kaito mengerjap cepat dan segera menyusul Kanna. "Tapi, nona! Sarapan anda!"

Kanna berhenti lalu berbalik. "Gue gak nafsu!"

Kanna pun mengeluarkan ponselnya dan menelfon Sean. Tak sampai 5 detik langsung diangkat oleh pacarnya.

"Halo, Kanna? Tumben nelfon?"

Kanna menghela nafas panjang. "Jemput."

"Eh? Gak bareng Theo emang?"

Kanna mengeram kesal. "Gak usah sebut orang itu! Jemput aku!"

Sebelum Sean membalas, Kanna sudah terlebih dahulu memutuskan sambungan. Kaito menipiskan bibirnya. Serius, sekian tahun Kaito bertugas menjaga Kanna, tidak pernah ia lihat tuannya itu bisa seemosi ini hanya karena ditinggal.

"Apa anda dan Taeyong sedang bertengkar?" Tanya Kaito penasaran.

"Gak tau tuh." Kanna mendecak. "Cyborg itu tiba tiba acuhin gue."

Kedua alis Kaito terangkat tinggi. "Oh begitu."

Melihat respon Kaito yang seperti itu, tiba tiba membuat Kanna curiga. "Lo tau sesuatu kan? Apa yang dia rencanain?"

Kaito menggeleng. "Saya tidak tahu, nona."

Kanna memutar bola matanya malas. Kanna berbalik lalu memperbaiki letak tali tas di bahunya. Tak lama kemudian sosok Sean terlihat di depan gerbang rumahnya.

"Gue berangkat dulu." Ucap Kanna.

Kaito mengangguk lalu masuk ke dalam rumah. Kanna membuka pintu gerbang tak lupa menutupnya dari luar, setelah itu mendekat pada Sean yang sudah siap dengan motornya. Sean mengangkat kaca helmnya.

"Tadi aku antar adik aku dulu. Maaf ya kalau lama." Sean mengambil alih tas Kanna, menggantung tali tas Kanna di kedua bahunya di depan dadanya.

Kanna mengangguk lalu naik ke jok belakang. Selama perjalanan, Kanna mencengkram kuat tas milik Sean, berusaha menahan emosinya yang tinggal beberapa butir garam lagi akan meledak.

Wajar saja dia marah kan? Ayahnya membuat Taeyong untuk menjaganya. Mengantarnya ke sekolah tentu merupakan suatu tindakan penjagaan. Tapi si cyborg itu lebih memilih menjemput orang lain dan ia ditinggal sendiri?

Mendadak Kanna jadi merindukan sikap over Taeyong yang dulu. Tetangga yang bergosip tentangnya saja hampir dilabrak.

"Kanna, kita udah nyampe."

Kanna mengerjap cepat dan memandangi sekeliling. Dia terlalu asik melamun sampai tidak sadar kalau mereka sudah berada di parkiran sekolah. Kanna melompat turun dari motor Sean, dan menunggu Sean melepas helmnya.

cyborg ; taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang