13

380 60 8
                                    

01/04/2020

.

.

Sudah terhitung 10 menit Taeyong dan Sean saling melempar tatapan tajam. Keduanya tidak mengalihkan tatapan, tetap kekeuh saling bertatapan, seolah menunggu siapa yang akan mengalah terlebih dahulu. Tapi, sampai sekarang belum ada yang mengalah.

Taeyong yang bingung dan berusaha menebak bagaimana Sean bisa tahu tentangnya. Dan Sean yang masih terus menatap Taeyong tajam.

"...gue boleh sentuh tangan lo nggak?" Tanya Sean tiba tiba.

Badan Taeyong perlahan membungkuk. Tatapan penuh kebingungan dan imaginer tanda tanya besar diperlihatkan. Taeyong mengerti pertanyaan Sean kok. Hanya saja, apa apaan?

"I'm sorry. But what bullshit are you talking about, sir?" Tanya Taeyong, menekan setiap kata katanya.

"I want to touch your hand." Balas Sean santai.

Lalu Taeyong menangkap binar penasaran di mata Sean. Seperti anak kecil yang penasaran rasa dari gulali yang dijual di luar sana. Tapi Taeyong tidak mengerti kenapa, dan apa sebab. Tadi Sean yang terlihat seperti pemeran antagonis yang bersiap menyebarkan aibnya, sekarang malah terlihat seperti anak kecil polos yang penasaran akan suatu hal.

"Jangan salah paham!" Seru Sean begitu menangkap tatapan aneh Taeyong padanya. "Gue cuma penasaran. Tangan lo keras gak? Dingin gak? Besi kan dingin. Eh lo terbuat dari besi kan? Terus lo bisa gak sih kayak di film film? Ngeluarin senjata gitu dari badan lo? Atau lo bisa ngeluarin laser dari mata lo? Oh oh! Pasti lo bisa meretas-"

"Tidak. Saya tidak bisa. Saya dibuat bukan untuk meretas apapun." Potong Taeyong cepat.

Sean mendengus kecewa. "Dih, gak seru." Gunam Sean. "Tapi gue tetap penarasan sama badan lo!" Ucap Sean lalu melompat ke arah Taeyong.

Sean mendorong kedua bahu Taeyong sampai Taeyong bersandar di sandaran sofa. Lalu Sean mulai mengamati dalam dalam bentuk wajah Taeyong, berusaha menemukan sesuatu di kulitnya, yang mungkin saja ada satu hal yang terlihat berbeda dari kulitnya. Lalu tangan Sean mulai meraba raba bahu Taeyong yang memang sangat keras, lalu tangan Sean turun ke lengan sampai ke telapak tangan Taeyong.

Sedangkan Taeyong hanya bisa speechless di tempat. Membiarkan badannya diraba oleh Sean.

"Uwoo! Badan lo keras banget!" Ucap Sean takjub. "Gak heran ya pintu bisa lo tendang!"

"Kalian ngapain?" Di pintu, Kanna yang barusaja tiba menatap aneh posisi ambigu Sean dan Taeyong.

Tapi sepertinya Sean masih tidak menyadari keberadaan Kanna, dan tetap sibuk menyentuh dan meraba badan Taeyong dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sekarang Sean juga sudah berpindah posisi, kedua tangannya kini meraba raba kaki Taeyong dengan mata berbinar penuh rasa keingin tahuan.

Sedangkan Taeyong yang sudah menyadari keberadaan tuannya, hanya bisa menatap Kanna canggung dan tersenyum kaku. Kanna mengerjap cepat dengan mulut mengangah melihat aksi Sean.

Ya ampun. Yang ada di sana, benar benar Sean? Pacarnya yang terkenal kalem, murah senyum, dan tahu sopan santun? Sean Anderson?

Sean pun berdiri. Tangan kirinya memeluk dada sekaligus menopang siku kanannya. Sean mulai mengelus dagunya, tak lupa keningnya berkerut kerut lucu.

"Hmmmmmmmmmmmm...." Sean mulai bergunam.

"Ekhem!" Taeyong berdehem, lalu mengatur posisi duduknya. Lalu matanya pun menatap Sean tenang. "Apa anda sudah puas?" Tanya Taeyong kalem, harap harap rasa penasaran Sean sudah terjawab semua dan dia akan berhenti melakukan aksi menggelikannya.

cyborg ; taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang