Selamat membaca..
***
Gerbang sekolah terbuka lebar tatkala bel pulang berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas, tak terkecuali dengan Risa dan teman- temannya.Mereka berjalan menelusuri koridor. Dengan posisi berjalan mereka berempat menyamping- dengan Risa paling dekat dengan dinding. Membuat luas koridor itu dipenuh dengan mereka.
Sebenarnya, tadi Risa berjalan sendiri. Tapi ketiga temannya ini muncul dan langsung memposisikan dirinya berjejer memenuhi luas koridor, membuat beberapa siswa yang akan lewat terhalang oleh mereka. seperti sekarang, perdebatan Kiya dan Rezky, teman kelas mereka sendiri.
Karna posisi Kiya paling ujung, jadi seharusnya Kiya yang terlebih dahulu jalan ataupun menggeser, tapi gadis itu masih tetap di posisinya.
Gadis itu masih tetap saja berjalan dengan santai. Beberapa kali Rezky memperingati Kiya untuk minggir, tapi gadis bermata sipit itu tetap tak bergeser dari tempatnya membuat Rezky geram sendiri. Pasalnya, dirinya ingin segera sampai ke parkiran tapi terhalang oleh Kiya.
"Minggir elah! gue mau lewat ini!" Rezky berdiri tepat di belakang empat gadis itu.
"Lewat tinggal lewat." ucap Kiya menoleh ke arah belakang dan mendapati Rezky sedang berdiri disana.
"Terus gue lewat mana? terbang gitu ke atas?!"
"Kalo lo bisa sih gak masalah." jawab Kiya.
Membuat Rezky kesal sendiri. Sedangkan Kesa, Caca dan Risa hanya menggelengkan kepala.
"Nih lewat! Brisik banget lo!" Akhirnya dengan sedikit terpaksa, Kesa yang mengalah. Karna dia yakin, Kiya tidak akan mau kalah. Kesa tahu betul Kiya, dia itu tipe gadis keras kepala.
"Gitu dong Kes dari tadi, gak kayak temen lo ini!" Rezky melirik Kiya dengan ekor matanya. Membuat Kiya sontak menatapnya tajam.
"Rezky awas lo!!" Teriak Kiya karena Rezky sudah meloloskan diri Ketika Kiya ingin melemparnya dengan sepatu.
"Udahlah Ki, Rezky nya juga udah kabur." Caca menimpali, melihat Kiya menggerutu tidak jelas karena ulah cowok itu tadi.
"Ya tap--senyumnya itu loh." ucap Kiya. Kala tatapannya tak sengaja jatuh pada segerombolan cowok yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.
"Hah! Apa! Senyumnya? Jangan bilang lo suka sama Rezky secepat itu karna perdebatan kalian tadi?!" Caca menatap Kiya lekat-lekat.
Tetapi yang ditatap malah senyum-senyum tak jelas membuat Caca melambaikan tangan di depan wajah Kiya.
"Sadar lo!" Caca tetap melambaikan tangannya namun yang terjadi Kiya malah teriak histeris.
"Mulai deh alaynya!" Cibir Kesa yang sudah tau apa yang membuat temannya ini teriak histeris seperti itu.
Siapa lagi kalo bukan Iqbal, Kesa sudah tahu kemana arah pandang temannya itu, dan tepat disana, Iqbal dan teman-temannya baru saja keluar dari ruang OSIS
Risa yang melihat Kiya seperti itu penasaran, matanya mengikuti arah tatapan Kiya, dan tepat saat itu Ryan menoleh ke arahnya. Risa segera memutuskan tatapan mereka dengan memalingkan wajahnya ke arah Kesa.
"Lo kenapa, Sa?" Tanya Kesa melihat Risa sedang menatapnya.
"Nggak." jawab Risa setenang mungkin.
Kalo boleh jujur sebenarnya jantungnya sudah berdetak lebih cepat. Tidak tau kenapa dia seperti ini, biasanya juga biasa saja. Mungkin efek kaget kali ya, pikirnya.
"Oh..Iqbal, masih mending Iqbal yang buat lo kayak gini. Gue pikir tadi Rezky." Celetuk Caca membuat Kiya menoleh ke arahnya.
"Sembarangan lo! Ya kali gue nge-fan sama Rezky, liat mukanya aja males gue!" Ucap Kiya tak terima. Namun masih tetap tatapannya tak lepas dari Iqbal yang mulai berjalan ke arahnya diikuti yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence
Teen FictionDua orang yang tak pernah saling menyapa. Diam, bukan berarti tak mungkin memiliki perasaan antara keduanya kan? ___ penasaran bisa lanjut baca, oke? @di_orvie _2019