Selamat membaca 💜
-
-
-Pagi ini Risa dikejutkan dengan adanya buket bunga didepan rumah. Berwarna pink, Risa jelas tahu itu jenis bunga apa.
Bunga kesukaannya, bunga Anyelir berwarna pink. Bunga yang mengingatkannya pada sosok sang Mama.
Namun dia tak segera mengambilnya, masih bingung siapa yang meletakan bunga cantik di depan rumahnya pagi-pagi seperti ini?
"Hai!"
Seseorang melambaikan tangan dari balik motornya, dengan posisi masih berdiri di belakang motor Ryan tersenyum tipis sebelum melangkah menghampiri Risa yang masih terpaku di depan pintu rumah.
"L-lo ngapain disini?"
Ryan tersenyum, mengambil buket bunga yang tadinya dia letakan dimeja.
"Selamat ulangtahun."
Risa menaikan aslinya bingung. Bahkan ulangtahunya sudah lewat.
"Siapa yang ulangtahun?"
Ryan terdiam, senyumnya luntur. Dia berdehem kecil.
"Oke, mungkin gue telat ngasihnya. Tapi,..gak masalah kan kalo lo terima?"
Risa terdiam sejenak, mengangguk-angguk kecil lalu meraih bunga yang Ryan sodorkan meski awalnya agak ragu. Sebenarnya, Risa tidak ingin bertemu Ryan terlebih dahulu, dia... entah kenapa takut kecewa lebih dalam lagi jika lebih dekat lagi dengan Ryan.
"Bunga kesukaan lo, kan? Gue-"
"Makasih."
Sela Risa, berbalik masuk ke rumah untuk menyimpan buket bunga itu lalu kembali keluar.
Ryan menghela napas panjang melihat nya. Sikap Risa padanya masih belum berubah dari kemarin.
"Gue anter-"
"Makasih, tapi gue bisa berangkat sendiri."
Lagi-lagi Ryan hanya pasrah, dia mengikuti langkah Risa keluar dari perkarangan rumah gadis itu.
"Berangkat sama gue. Gue udah jemput lo-"
"Gak ada yang nyuruh lo jemput gue, Yan." Risa berbalik menatap Ryan. "Selama ini juga gue berangkat sendiri. Oke, akhir-akhir ini gue emang sering berangkat sama lo, dan itu cuma karena gue gak enak sama lo karena lo udah datang ke rumah gue pagi-pagi cuma mau jemput gue. Seandainya lo gak jemput gue setiap hari juga gue gak masalah. Gak usah berharap lebih sama kedekatan kita seperti sekarang. Karena gue sama lo cuma sebatas teman."
Ryan terdiam. Kenapa hatinya sakit sekali. Kenapa Risa harus bilang begitu sekarang? Kenapa disaat Ryan sudah berharap jauh...dia dipatahkan sesakit ini?
"Oke," Ryan bergumam kecil. Meski sulit dia juga harus mengatakan nya sekarang. "Sori kalo gue ganggu lo, gue cuma...mau kita deket aja. Selayaknya teman...udah, itu aja. Dan mungkin sikap gue ke lo berlebihan sampe buat lo gak nyaman atau mungkin ganggu lo."
Disini, diposisi nya Ryan berusaha menyembunyikan raut kecewa diwajahnya. Dan Risa, gadis itu memilih berbalik lalu pergi begitu saja.
Dia tidak tahu apa maksud Risa selama ini. Mereka dekat, namun jelas Risa membangun dinding tinggi diantara keduanya. Seperti...hubungan mereka memang tidak akan lagi maju, hanya teman, itupun sekarang Ryan Ragu mengingat sikap Risa yang seperti tadi padanya.
Bunga itu...sudah Risa terima. Ryan lega, dalam ekspetasinya hari ini akan lebih baik dari sebelumnya. Hari ini Risa kembali seperti mereka dekat sebelumnya, duduk diatas motor berdua dengan senyum merekah menghiasi wajah sampai ke sekolah nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence
Fiksi RemajaDua orang yang tak pernah saling menyapa. Diam, bukan berarti tak mungkin memiliki perasaan antara keduanya kan? ___ penasaran bisa lanjut baca, oke? @di_orvie _2019