23- Pertengkaran.

62 12 0
                                    

Selamat membaca...
Jangan lupa tinggalin jejak ya.
***

Risa baru saja tiba di rumah setelah Caca mengantarnya tadi. Keningnya berkerut tatkala mendengar suara ribut dari dalam rumah. Dia melangkah mendekat, memperjelas pendengarannya.

"Papa yang egois! Papa lebih memilih pekerjaan dari pada keluarga papa sendiri!!"

Risa yakin itu suara kakaknya. Tapi, kenapa suaranya meninggi. Dan, pa? Mungkinkah kakaknya berdebat dengan sang papa?

Belum sempat Risa memegang knop pintu, suara berat terdengar menggelegar.

"Kamu Nessha, kamu!! Kamu pikir papa tidak tau, apa yang kamu lakukan pada Risa?! hah?!!"

Risa diam.

Jadi, papa-nya sudah tahu apa yang terjadi antara dirinya dan Nessha?

"Kamu egois Nessha! Apa kamu pernah memikirkan perasaan Risa?! Dia selalu mengalah buat kamu! Bahkan dia rela tidak di akui adik oleh kamu!!"

"Dia yang salah!!"

"Salah? Kamu bilang salah?! Dimana salahnya papa tanya, dimana?!!"

Cukup. Risa tidak tahan lagi.
Menutup kedua telinganya dan memejamkan mata, itu yang dilakukannya sekarang.

Brakk!!

Kedua orang menoleh ke arah pintu, Risa diam menangis, tangannya menggenggam erat tas ranselnya setelah sebelumnya mendobrak pintu dengan asal.
Kedua matanya menatap bergantian orang didepannya.

Nessha mendekat, napasnya memburu, wajahnya memerah. Jelas sekali jika dia memendam amarahanya sekarang.

"Ini semua gara-gara lo!! Coba kalo lo nggak hadir di keluarga ini, semuanya pasti akan baik-baik saja!"

Telunjuk Nessha tepat di depan wajah Risa. Risa diam, menatap kakaknya. Tidak ada niatan dalam dirinya untuk membalas ucapan kakaknya tersebut. Karena selalu ucapan itu yang keluar dari Nessha. Risa tidak tahu apa maksudnya.

Apa keberadaanya di keluaga ini tidak mereka harapkan?

Apa benar, jika dia tidak hadir di keluarga ini semuanya akan baik-baik saja?

"Kalo semuanya akan baik-baik tanpa hadirnya Risa, Risa akan pergi " ucap Risa. Jujur, hatinya sangat sakit mengatakan itu. Jika boleh, beri satu alasan mengapa dirinya begitu dibenci Nessha, kakaknya.

Papa geram, dia maju mendekat ke arah Risa.  "Masalah tidak akan pernah selesai jika kamu pergi Risa."

Nessha menatap tidak suka ke arah Risa. Kenapa? Kenapa setiap bicara dengan Risa papanya melembut?
Sedangkan dengan dirinya, kenapa selalu ada bentakan diantara keduanya?

Kenapa?

"Kenapa sih, papa selalu bicara lembut sama dia! Sedangkan sama Nessha, hanya bentakan yang papa selalu berikan! Kenapa?!"

"Karena kamu salah!" Bentak papa lagi.

Nessha diam. Lalu tangannya menunjuk ke arah Risa. "Dia yang salah, bukan aku pa! Dia!" Suara Nessha terdengar bergetar di akhir kalimatnya. "Dia yang udah-"

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Nessha. Rasanya benar-benar sakit dan.... kecewa. Nessha menunduk, memegang pipi kanannya yang memerah. Kepalanya menggeleng tak percaya, orangtua yang dia miliki satu-satunya menamparnya?

Papanya sendiri.

Risa kaget, tak percaya dengan apa yang barusan papanya lakukan. Dia yakin, Nessha kecewa dengan sang papa.

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang