29- Halu.

59 8 0
                                    

"Ada rasa nggak sih, kalo Ryan suka sama lo?"

Risa diam seketika, mencerna ucapan Kesa barusan. Seperti ada sesuatu dalam hatinya yang...entah Risa tidak tahu. Seperti ada tanggapan sendiri dalam hatinya. Ada kemungkinan nggak sih kalau seandainya yang kesa ucapkan tadi benar?

'Halu lo, Sa!'

Risa menggelengkan kepalanya. Nggak!.

Dia tidak boleh seperti ini. Bahkan walaupun cowok itu sering menolongnya, tapi, masih ada sedikit, iya, sedikit rasa tidak suka pada cowok itu.

"Oh iya, pulang ini ke rumah gua aja, gimana?"

Kesa menatap ketiganya. Mungkin melupakan kalimat yang tadi ia katakan pada Risa.

"Boleh, boleh!" Seru Kiya. Di angguki Risa, kalau Risa sih, iya-iya aja. Daripada dia dirumah tidak ada siapa-siapa dan gambut sendiri.

Kini semuanya menatap Caca, gadis itu seakan tak mendengarkan pembicaraan temannya. Dia masih menatap ke dalam ruang kelas yang mereka lewati melalui jendela-jendela kelas yang terpasang.

"Ca,"

"Ya?"

"Gimana? Mau ikut nggak?"

"Ee..iya. Gue ikut kok."

Wajah Caca nampak sedikit khawatir, dan Kesa cukup tahu tentang itu.

"Tenang, gua jamin deh. Lo nggak akan ketemu Reza kalo ikut ke rumah gue." Kesa mengedipkan satu matanya, membuat Caca salah tingkah sendiri dibuatnya.

"Apaan, sih!"

Nggak heran Memang, jika benar Caca mengkhawatirkan itu. Karena rumah Kesa dan Reza satu komplek, Dan berkemungkinan Caca akan melihat cowok itu, kan?

Iya, masih ingat bukan waktu Reza menyatakan cintanya dan Caca tolak? Sejak saat itu juga, Caca mulai menghindar dengan cowok bernama Reza itu. Alasannya sih, katanya dia sedikit tidak enak pada cowok itu setelah menolak perasaannya. Itu yang Kesa tangkap saat beberapa hari lalu Caca terlihat menghindar dari Reza, padahal saat itu Reza sedang memanggilnya.

Lima belas menit perjalanan, kini mereka sampai di depan rumah Kesa. Kesa baru saja turun dari mobil, diikuti Risa. Keduanya melangkah ke pintu utama.

"Sepi banget, Kes?"

"Iya. Orangtua gue ke luar kota seminggu ini." jawab Kesa. Dia masih membuka pintu rumahnya.

"Adik, lo?"

"Sama, dia ikut."

Keduanya melangkah masuk, sebelum Risa menyadari, dimana Caca sama Kiya?

Ah, iya. Pasti mereka masih di mobil. Dia baru ingat, kalau sepanjang perjalanan pulang tadi, Caca dan Kiya sempat ribut dan berakhir bertengkar. Tapi entah kenapa, mereka berdua malah ketiduran di mobil.

Mungkin capek gegara aksi pertengkaran keduanya tadi.

"Kes, gue panggil Caca sama Kiya dulu deh."

Kesa menoleh. "Oh, oke."

Risa berjalan keluar, melewati ruang tamu lalu keluar dari pintu utama. Dari situ dia bisa melihat Kiya yang baru saja membuka pintu mobil, mungkin baru bangun.

"Kok lo doang? Caca mana?"

Kiya tak menjawab, hanya mengendikan bahunya acuh. Lalu berjalan melewati Risa begitu saja.

"Lah, gimana, sih?" Risa menggeleng kan kepala. Selalu seperti itu, Kiya jadi sosok cuek setelah acara pertengkarannya dengan Caca tadi.

Baru saja Risa akan melanjutkan langkahnya tapi,

SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang