Danial

121 6 1
                                    

Tatapan seantero tertuju pada dua orang siswa yang tengah berdiri di lapang sekolah yang sedang hormat pada bendera dengan wajah sedikit memerah dan berkeringat.

"Eh danial di hukum sama mubar"

"Njir cocok"

"Centil banget sih"

"Rambut qila"

"Sweett banget dah!"

Itulah bisikan siswa yang melihat Qila dan Danial. Qila mendongakkan kepalanya pada danial yang hanya menampilkan wajah datarnya.

"Danial" tanya qila polos

"Hm?" jawab danial tanpa menoleh pada qila.

"Panass" rengek qila pada danial. Keringat sudah membanjiri wajahnya

"Yaterus?" jawab danial judes sambil menaikan satu alisnya.

"Ck. Dasar es batu!" kata Qila mendengus keshal.

"Hah? Es batu?!" tanya danial tak terima.

"Lo anak monyet!" tambahnya

"Heh maksud lo apa anak monyet enak aja! Gue anak papa Dyon. Gue bilangin papa tau rasa lo!" ucap qila judes. Danial berdecak malas.

Tanpa fikir panjang danial langsung membuka baju seragamnya menyisakan kaos hitam polos. Dan langsung dipayungkan keatas kepala qila.

Kebayang gak gais? Guemah kebayang:'-thor

Qila mendongakkan kepalanya melihat danial yang begitu dekat. Danial pun menatap wajah qila yang hanya sedadanya itu dengan malas.

"Eh--

"Diem lo buluk!" potong danial cepat.

Banyak siswi yang histeris liat kejadian itu. Ada yang nangis kejer, yang ngucapin sumpah serapah ke qila, ada juga yang joget joget gak jelas sambil bawa bawa lightstick. G .

"ACIEE CIEEE" teriak kenzi dari yang sedang duduk di tepi lapangan dengan naurah sofi dan keitaro.

"ADUH BAPERRR" teriak sofi lebay.

"JADI KAPAN PJ?" tanya naurah jahil

"Udah jan di ganggu mending kita ke KELAS! ADEMM!" kekeh keitaro sambil menekan kata kelas dan adem.

Danial dan qila langsung menampilkan tatapan tajam pada teman temannya itu.

Teman laqnad memang.

"Danial" tanya qila ragu

"Sory udah nampar lo. Lo sih ngeselin" tambahnya.

Danial tidak menggubris ucapan qila.

Qila mendongakkan kepalanya sambil jinjit lalu mengusap sudut bibir danial yang membiru.

"Maafin gue" pelan qila

Danial masih diam.

"Dih muka lo emang sedingin ini?  Dasar jerapah dingin! Gada manis manisnya" Kesal qila.

"Lo lanjutin hukumannya! Gue mo ngantin, haus!" ucap qila lalu pergi dengan santainya.

Bruukk!

"ANJING"

Qila mengumpat saat seseorang mendorong bahunya hingga qila terhuyung kebelakang. Danial sontak kaget.

"Eh cewe kecentilan jauhin Danial!" teriak seorang cewe.

Qila senyum simpul. Dia tidak menggubris perkataan meysa. Lebih baik dia ke kantin, daripada debat sama dakocan.

"Anak dari keluarga anggadipraja tapi kelakuan ke cabe!"

Langkah qila terhenti karna ucapan meysa. Meysa tersenyum sinis. Qila sudah tersulut emosi karena marganya di bawa bawa.

"LO BOLEH HINA GUE! TAPI KALO LO BERANI HINA KELUARGA GUE! GUE GABISA TINGGAL DIAM!" teriak qila tepat di wajah meysa.

Plak!!

Qila menampar pipi meysa hingga memar biru. Danial membulatkan matanya sempurna

"Oh berani lo?!" tanya meysa menantang

"Apa lo?" judes qila

"Sini maju anjing jangan modal bacot doang!" tambah qila sambil mengepalkan tangannya.

"Cabut!" titah meysa pada antek anteknya

"Pacar lo tuh--

"Terserah" Potong danial pada qila lalu pergi begitu saja. Sontak qila mengikuti danial dari belakang.

***

"SELAMAT PAGI KAWANN! PAGI PAK DODIT TERCINTA!" 

Seisi kelas menoleh keambang pintu.

"Danial qila bersihin gudang sekolah!" singkat pak dodit. Qila dan danial yang baru satu langkah memasuki kelas membuka mulutnya lebar.

"Dih?--

"Cepat!" potong pak dodit cepat. Hingga seisi kelas cekikilan menahan tawa.

"Lah anjing baru juga beres hormat! Dasar kumis paberan!" maki qila pada pa dodit. Lalu pergi meninggalkan kelas diikuti danial.

Pa dodit hanya geleng geleng kepala.

Troublemaker ShaqillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang