✉️messagesㅡ twenty seven.

6.3K 1.1K 117
                                    

“pagi, udah siap? yaudah ayok kita berangkat sekarang.”

rasanya pagi ini detik ini juga wonwoo pengen banget buat berlari ke atas balkon terus terjun dari sana. gak lah alay banget, masih sayang nyawa.

masih shook di tempat, bagaikan mannequin yang tidak bergerak sama sekali. sebucin itu kah wonwoo sampai berhalusinasi mingyu datang menjemputnya? gak ini bukan halusinasi tapi emang beneran kakak kelasnya itu datang menjemput ke rumahnya.

gimana wonwoo gak kaget, mingyu tidak ada ngirim pesan apapun kalau mau jemput dia.

“dek? kok malah bengong sih? itu mingyunya udah tungguin kamu dari tadi loh.” celetukan dari sang bunda segera menyadarkanya membuat mingyu terkekeh di depannya.

“e-eh iya bun, adek pergi berangkat sekolah ya.” wonwoo langsung menyalim tangan bundanya buat berpamitan.

begitu juga mingyu, ikut salim tangan bundanya wonwoo, “tante kita berdua pamit ya.” setelah itu mereka langsung pergi keluar.

“dari tadi diem terus, kenapa hm?”

tangan besar mingyu menyentuh puncak kepala wonwoo sukses bikin si empunya tersentak, kayak ada rasa sengatan listrik gimana gitu.

“kakak udah sembuh?”

“ya kalau belum gue gak dateng buat jemput lo kali dek.”

wonwoo makin lemes, untuk pertama kalinya mingyu manggil dia dek ditambah lagi mingyu memakaikan helm ke kepalanya dia yang mana sengaja bawa dua dari rumah.

helm sudah terpasang, wonwoo segera beranjak untuk naik ke jok belakang tapi ditahan cepat oleh mingyu bikin sebuah kerutan muncul di keningnya,

“dek, mulai hari ini ayok kita kerja sama,























kerja sama untuk saling mencintai.”

Messages »meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang