✉messagesㅡ ️twenty six.

6.2K 1K 55
                                    

pada faktanya wonwoo belum sampai di rumahnya semenjak pamit pulang dari rumahnya mingyu. sekarang ini dirinya sedang berada di sebuah warung bakso. gak sendirian, wonwoo makan bakso bareng sama tzuyu.

iya tzuyu.

singkat cerita wonwoo sama tzuyu itu adalah tetanggaan, makanya kenal. karena mereka bertetanggaan dan tanpa sengaja ketemu di rumah mingyu jadi tzuyu bernisiatif buat mengajak wonwoo pulang bareng dengan motor maticnya. sekalian sebagai tanda terima kasih tzuyu juga yang udah ngebantu dia buat balikin bukunya mingyu langsung yang diletakkan di dalam kamarnya. tau sendiri tadi gimana gak sukanya minseo waktu tzuyu dateng ke rumahnya dia, dititip bukunya aja ke minseo eh malah ngamuk dianya. itu karena minseo gak suka liat para mantan abangnya dateng ke rumahnya. ya tapi kan padahal kedatangan tzuyu tuh cuman mau balikin buku doang bukan minta balikan. masalahnya tuh buku ada pr-nya jadi sebagai seketaris kelas yang baik tzuyu yang nganterin sendiri, ya kalau bisa sih sekalian mau jenguk tapi malah dijudesin langsung sama adeknya.

terus pas di perjalanan mereka ngeliat ada warung bakso, sama-sama perut lagi lapar. padahal perjalanan ke rumah udah mau sampai. tapi keduanya sepakat buat mampir dulu bentar. sekalian ada yang mau mereka omongin.

“dih kak rese bener lo ya. pesen lagi sana kalau lo kurang, jangan bakso gue yang diambilin.”

tzuyu cuman cengengesan, bakso di mangkoknya udah habis. tinggal mie nya doang, “ya elo sih asik bener sama hape, gue ambilin lah. sayang dianggurin tuh baksonya.”

“ya jangan main ambil juga! pesen lagi kalau lo belum kenyang.”

“enggak ah, maluuuu.”

wonwoo mendengus, tangannya udah gak pegang ponselnya lagi dan mulai memakan baksonya sambil menatap tzuyu yang lagi mengaduk-aduk mienya dengan penuh tanya.

“kak? lo sama kak mingyu mantanan kan?”

“iya,” tzuyu mengangguk tanpa ragu, “kenapa won?”

“enggak,ㅡ tanya aja sih.”

tzuyu mengangguk sekenanya lalu menautkan kedua tangannya sebagai tumpuan pada dagunya, “waktu itu gue sama mingyu pacaran karena terpaksa.”

suapan yang hendak ingin masuk ke dalam mulut wonwoo turunin kembali ke dalam mangkuk, duduk tenang untuk mendengarkan cerita tzuyu selanjutnya.

“gue yang suka sama mingyu, tapi dianya gak suka sama gue. terus yang nembak waktu itu juga gue. karena tipe mingyu itu gak tegaan buat menolak jadinya dia terpaksa menerima gue dan kami jadian. cuman semingguㅡ dan itu gue juga yang minta putus.”

“gak ada yang spesial waktu kami pacaran, mingyu juga terlalu jutek. karna gue sadar kalau mingyu gak cinta dan cuma terpaksa pacaran sama gue yaa lebih baik gue putusin aja.” sambung tzuyu yang diakhiri helaan nafas.

wonwoo sendiri masih diam, bingung sih mau ngomong apa. lagian tidak menyangka juga kalau tzuyu bakalan ceritain ini.

“tapi dari semua yang pernah pacaran sama dia cuman pinky kayaknya yang bener-bener mingyu cintai. pinky prioritasnya, bahagia banget lah. tapi sekarang dia berubah lebih dingin semenjak kejadian di mana si pinky kepergok selingkuh sama winwin. gak bersyukur banget emang tuh anak, padahal dia termasuk beruntung banget bisa pacaran sama mingyu. ah udah lah napa gue jadi ceritain ini sih, duh.”

gerutuan tzuyu membuat wonwoo terkekeh kecil dengan pundak terkulai lemah. wonwoo jadi berpikiran sendiri, mengingat ia juga tahu kalau mingyu belum sepenuhnya move on dari pinky. wonwoo juga dibikin ragu untuk melanjutkan aksinya membuat mingyu juga suka balik padanya. atau sebaiknya berhenti saja? entahlah, selama ini belum ada kemajuan apapun.

“terus sekarang ini lo masih suka sama kak mingyu gak kak?”

“ya gak lah. udah move on gue tuh.”

“oh.”

“btw won, lo suka sama mingyu ya?”

“iyaㅡ EH APA?”

tzuyu tergelak, begitu heboh sampai orang sekitar menoleh ke arah meja mereka dan wonwoo hanya bisa menunduk malu.

“udah jelas banget emang sih kalau lo suka sama mingyu. hmㅡ yaudah deh kalau gitu gue doain lo sama mingyu segera jadian! gue ngedukung lo berdua!”









Messages »meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang