Dering ponsel berbunyi menandakan bahwa ada panggilan masuk.Rere segera mengambil ponsel nya dengan malas dan menaruhnya di telinga.
"Halo," ucap Rere tanpa melihat siapa yang menghubungi nya.
"Hai,Re," balas Ardan di seberang telpon,sedangkan Rere langsung mendelikkan matanya mendengar suara Ardan.
"Eh,kenapa Ar?" tanya Rere menegakkan tubuhnya dan menyandar pada sandaran kasur.
"Gapapa sih,pengen denger suara lo aja."
"Idih,bisa gitu ya."
"Iya."
"Masih ada lagi gak?kalo enggak mau gue tutup telepon nya," kata Rere dengan suara lembut agar tidak menyakiti perasaan Ardan.
Ardan hanya berdeham." See you tumorrow."
"See you,"setelah itu Rere menaruh ponsel nya dan melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan untuk makan malam.
Rere segera turun dari kasur nya dan keluar kamar sebelum itu ia mengajak Regan untuk makan bersama.
" Malam ayah," sapa Rere pada ayah nya yang sudah berada di ruang makan.
" Malam juga sayang." Rere dan Regan duduk bersebelahan di depan ayah nya.Mereka pun makan dengan tenang seperti biasa,hanya suara sendok yang berdenting dengan piring yang terdengar.
" Gimana sekolah kamu Re," tanya Naufan membuat kedua anak nya menatap Naufan.
"Siapa yah?" tanya Regan bingung.
Naufan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Ia lupa bahwa kedua anaknya sama sama mempunyai akhiran re.Tidak salah kalau mereka sempat bingung.
"Adikmu." yang di angguki Regan.
"Baik yah,baik banget," balas Rere sambil memasukkan makan nya kedalam mulut.
"Kalau Regan bagaimana?"
"Baik yah,masih tetep pinter kok,"seru Regan membuat ayah nya tersenyum senang.Regan termasuk murid yang pandai.Ia juga sering mendapat juara di kelas.Naufan sudah berencana untuk menjadikan Regan sebagai pengganti nya kelak saat dia sudah tidak sanggup memimpin perusahaan nya.
"Rere juga jangan kalah sama abang nya." Rere mengangguk dan mengacungkan dua jempol nya pada Naufan.
****
Pagi ini Rere sudah berada di kantin sekolah.Ia tidak sempat sarapan saat di rumah nya tadi pagi karena keburu pergi kesekolah.Apalagi dia berangkat dengan abang nya Regan.
Rere membeli roti dan susu kotak coklat.Tak lama setelah nya kedua temannya datang.
" Woy !" teriak Nesa membuat Rere kaget.
" Lu mau buat gue jantungan pagi pagi," sungut Rere
Sedangkan Nesa hanya cengengesan lalu duduk di depannya bersama Tasya di samping nya.
"Tumben pagi pagi udah di kantin," cibir Nesa.
"Hm,belum sarapan gue."
Bel masuk pun berbunyi membuat mereka harus terpaksa meninggalkan kantin dan kembali ke kelas.Di tangga menuju kelas nya ia berpapasan dengan Ardan dan teman temannya.
"Hai cewek," goda Reza membuat Rere dan kedua temannya melihat kearah mereka.
"Heh,lu kurang belaian ya," ucap Nesa pedas sedangkan teman nya yang lain tertawa melihat Nesa memarahi Reza.
"Apaan sih lu,gue bilang sama Rere kali bukan sama lu," balas Reza sambil menaruh kedua tangan nya di depan dada.
"Ya suka suka gue dong,lagian pagi pagi udah modus aja," cibir Nesa.
"Idih,iri ya lo.Karena ga ada yang mau modusin."
"Enak aja,sorry gue gak butuh modus receh lo," jawab Nesa kesal.
Karena perdebatan dua orang itu yang cukup panjang membuat mereka semua terlambat memasuki kelas dan harus menerima hukuman yaitu berlari lapangan lima kali.
Mereka segera menuju lapangan basket bersama.Selama berjalan Nesa hanya mendumel tidak jelas sebab tidak terima jika pagi pagi sudah mendapat hukuman.Sedangkan Ardan dan temannya yang lain dengan santainya menerima hukuman itu sekalian bolos katanya.
Memang ya mereka tampan tampan tapi goblok-eh engga ding.Ardan,Reza,Regan dan Bayu sudah mulai berlari sedangkan Rere hanya memandang luasnya lapangan itu tanpa mau bergerak sedikit pun.
"Gara gara Nesa nih elah," gerutu Rere yang di dengar oleh Nesa.
"Iya nih sih Nesa,olahraga pagi kan kita," tambah Tasya kesal.
"Eh,oneng bukan nya lari malah ngatain gue lu.Mana solidaritas kalian yang katanya sahabat gue."
"Pokok nya habis ini lo harus traktir kita makan Nes," kata Rere yang di angguki Tasya.
"Elah,iya deh.Lari dulu ayok," kata Nesa kemudian mereka berlari menyusul anak cowok tadi.
****
"Gila capek banget gue,"ucap Nesa sambil duduk di pinggir lapangan menyusul Tasya dan Rere.
"Suruh siapa telat masuk kelas hm."
"Gara gara sih Reza tuh bukan gue," sungut Nesa tak terima.
"Itu karena lo yang ladenin dia goblok," gerutu Tasya.
"Ih,emang ya gue selalu salah kesel gue," kata Nesa menekuk kedua bibir nya.
" Suruh siapa debat terus sama Reza.Ujung ujung nya entar suka lagi."
"GAK BAKAL," ucap Nesa mantap.
Jangan lupa vote and coment nya ya guys😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Regina
Teen FictionCinta itu sederhana. Cinta itu rumit. Cinta mungkin mampu membuatmu menjadi seseorang yang kuat dan juga rapuh dalam waktu yang sama. Ini adalah cerita mereka Regina anasya dengan ardan orlando.