Part 2

507 67 10
                                    

Merupakan cerita fiksi. Tidak untuk menjelekkan tokoh di dalamnya. Kesamaan alur dan setting adalah ketidaksengajaan. Tidak diperkenankan mengambil konten di dalamnya. Selamat membaca.

OOC ; AU

II - Temperature

.
.

Tidak seperti biasanya Jung Eunji hanya diam dan murung selama di perjalanan pulang bersama Park Chorong. Kalau hanya akibat dari terlambat di kelas paginya, Chorong rasa bukan alasan kuat, karena Eunji sudah sering terlambat. Atau karena lelah membantunya mengatasi kerusakan kedai, juga tidak masuk akal, mengingat Eunji adalah tipe yang gemar membantu Chorong.

"Jadi," Ucap Chorong membuka suara. "Apa yang terjadi padamu sampai terlihat semurung ini?"

Jung Eunji menggeleng. "Tidak ada, Eonni. Aku hanya terlalu lelah." Katanya. Ia kembali menoleh ke luar jendela. Jam menunjuk pukul delapan malam, perjalanan pulang menggunakan bus kuning terasa begitu lama. Eunji sangat ingin berbaring di kasurnya, melupakan puluhan hal yang terjadi hari ini. Sekaligus melupakan Kang Seulgi.

Ia bohong kalau mengatakan tidak terjadi apa-apa, karena nyatanya perkataan Kang Seulgi tadi di kampus cukup menyebalkan, ditambah dengan sikap murid lain yang seakan menjauh. Kalau ia punya sedikit keberanian, ia akan berpidato bahwa dirinya adalah sunbae yang wajib dihormati, bukan dijauhi dan dibicarakan di belakang. Tentu Jung Eunji tahu gosip apa yang ramai mengenai dirinya. Tapi diam adalah pilihan tepat mengingat tak ada gunanya membela diri. Sejujurnya ia terlalu takut.

"Bukankah menurutmu kita harus mencari tenaga tambahan?" Tanya Chorong yang membuat Eunji menoleh. "Dapur memang sudah beres, tapi kurasa kau sedikit kewalahan mencatat pesanan pelanggan. Aku tidak mau kau terlalu kecapekan."

Park Chorong benar. Sejujurnya Eunji juga marasakannya. Namun karena merekrut tenaga tambahan juga harus menyediakan gaji tambahan, Eunji tidak berani bilang pada eonni-nya itu. Lapgipula Park Chorong sudah terlalu baik pada Eunji, mana mungkin ia mengharapkan lebih.

"Kurasa itu ide bagus." Jawab Eunji.

"Yosh! Besok kita akan menulis kata help wanted di depan kaca kedai!"

Eunji tertawa kecil. Park Chorong selalu membuat mood-nya membaik.

"Ah, halte tempatku berhenti sudah kelihatan." Seru Chorong saat bus tiba-tiba berhenti. "Aku duluan, ya, Nji. Sampai ketemu besok di kedai. Istirahatlah."

"Ya, Eonni. Sampai jumpa." Balas Eunji sambil melambai saat Chorong sudah turun dari bus. Eunji kembali menyandarkan dirinya di bangku bus, sejenak memijat pelipis yang sedikit berdenyut. Ia lelah. Mungkin dengan mandi air hangat nanti pusingnya dapat sedikit berkurang.

Eunji menegak. Ngomong-ngomong soal mandi, ia jadi ingat kalau belum mengucapkan terima kasih pada tetangga barunya karena sudah memberi pinjaman tempat. Ia mendecih. Rasanya Eunji seperti gadis yang tidak tahu malu, seenaknya pergi tanpa mengucapkan apapun. Selepas sampai rumah, ia janji akan mengucapkan terima kasih pada penghuni nomor dua puluh.

¤ ¤ ¤

Oh Sehun merutuk sebal pada keadaannya malam ini. Selepas kuliah sorenya, ia sengaja mampir ke supermarket tak jauh dari apartemennya untuk membeli beberapa bahan makanan. Sekotak sosis, beberapa telur, dan keju sudah ada di tangan; hanya memerlukan invasi ringan Sehun saat sampai di rumah supaya ia bisa menikmati makan malam. Sayangnya, saat ia berjalan melewati gang kecil menuju apartemen, seekor anjing tak sengaja menyerang. Ia tidak tahu siapa pemilik binatang tersebut, namun dengan tingkat keganasan di atas rata-rata, ia yakin anjing tersebut tak berpemilik.

SAVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang