Merupakan cerita fiksi. Tidak untuk menjelekkan tokoh di dalamnya. Kesamaan alur dan setting adalah ketidaksengajaan. Tidak diperkenankan mengambil konten di dalamnya. Selamat membaca.
OOC ; AU
XVII - Aching horns
*Note : Warning adegan yang terlalu dramatis. Sorry for very late update.
.
.Winter.
Berpemikiran pendek tanpa punya rencana untuk mengantisipasi masalah yang bisa saja timbul sebenarnya bukan sifat Oh Sehun. Tetapi sebuah pesan yang berisi alamat dengan caption yang berbunyi, "Datang kemari. Jung Eunji ada di sini." bebar-bebar membuat Sehun hilang akal. Ia berlari menjauhi stasiun, menjauhi kereta yang mulai mendekat dan menurunkan ratusan penumpang. Jalanan yang di kelilingi salju sisa semalam nampak lengang, menjadikan taksi yang ia pesan bergerak cepat. Tidak ada suara, tidak ada obrolan; karena Oh Sehun sibuk meremas tangannya, membisikkan 'doa' yang mampu menguatkannya agar tak memikirkan hal negatif.
Ancaman Kang Seulgi pada akhir musim panas lalu bukan permainan belaka, dan Oh Sehun sudah mencoba mengantisipasi hal tersebut dengan mengajak Jung Eunji pergi dari kota ini selama musim dingin. Rencana yang tepat, tempat yang tepat, juga timing yang tepat. Namun siapa sangka kalau kelalaiannya justru menjadi boomerang. Andai saja mereka berangkat ke stasiun bersama, andai saja Oh Sehun tidak menjawab "ya" dan memilih nekat menemani Jung Eunji menyelesaikan urusannya di rumah Park Chorong, pasti gadis itu masih ada di sampingnya, memegang tiket kereta untuk pergi ke Yonsan. Oh Sehun menggigit bibir. Bodoh..
Taksi yang ia tumpangi bergerak melambat, kemudian berhenti tepat di depan warehouse yang nampak terbengkalai. Tempat ini dekat dengan bandara, Oh Sehun pernah melewati jalanan ini, hanya saja ia tak sadar kalau ada warehouse sebesar ini di ujung jalan. Setelah membayar, si supir taksi memacu mobilnya menjauh. Sehun tidak tahu apa yang direncanakan Kang Seulgi dengan 'menculik' Jung Eunji dan menyuruhnya datang kemari, tetapi kalau 'pertempuran' harus terjadi, ia tidak akan mundur. Di taksi tadi, ia sudah menghubungi ibunya, meminta maaf karena tidak jadi pulang dengan alasan ada tugas dadakan. Ia bergerak maju, mulai memasuki bangunan seperti hall yang nampak berdebu dan usang. Tidak ada tanda akan kemunculan seseorang. Yang ia lihat hanya pipa-pipa berkarat, kursi kayu yang rusak, dan atap yang dipenuhi sarang laba-laba. Ia menggigit bibir, apakah Sehun dipermainkan? Atau ada jebakan di balik ini semua? Di mana Jung Eunji?!
Namun tiga detik kemudian, suara langkah kaki terdengar mendekat. Oh Sehun menoleh ke belakang, menangkap sosok pria paruh baya yang menghisap rokok sembari tersenyum mengejek ke arahnya.
"Heehhh? Kau benar-benar bersedia datang kemari kalau kubilang Jung Eunji ada di sini, ya. Tepat seperti dugaanku."
Oh Sehun tak bersuara, tetapi ada keterkejutan singkat di bola matanya. Tentu saja ia terkejut karena seseorang yang saat ini berdiri di depannya adalah pria paruh baya yang pernah ia temui di gang gelap menuju stasiun subway, pria paruh baya yang memintanya untuk jangan bersikap sebagai pahlawan kesiangan, paria paruh baya yang merupakan ayah kandung Jung Eunji. Rahang Sehun mengeras. Ia memang tidak tahu pasti dendam apa yang disembunyikan Kang Seulgi pada Jung Eunjiㅡmengingat cerita gadis itu terpotong oleh jam kuliah. Tetapi membaca keadaan, ia tahu kemana arah rencana gadis itu. Dan dengan begini, sepertinya sudah jelas kalau 'supir taksi' yang mengantar Eunjiㅡserta mengiriminya pesan, adalah pria paruh baya ini.
"Saat itu aku memintamu baik-baik untuk menyerahkan Eunji padaku, tapi kau justru memukulku, sekaligus bilang kalau aku orang asing yang bahkan tidak berhak menyentuhnya." Pria paruh baya itu bergerak mendekat. Saat ini tepat berada di hadapan Oh Sehun dalam jarak satu meter. "Tapi tahukah kau bahwa aku ini adalah ayah kandungnya? Aku jauh lebih berhak atas seluruh hidup Eunji, bukan kau, pria ingusan yang hanya tetangga apartemennya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE YOU
FanficDia bagaikan mendung, begitu pekat dan menyimpan tanya mendalam.