Part 11

464 76 21
                                    

Merupakan cerita fiksi. Tidak untuk menjelekkan tokoh di dalamnya. Kesamaan alur dan setting adalah ketidaksengajaan. Tidak diperkenankan mengambil konten di dalamnya. Selamat membaca.

OOC ; AU

XI - Starry night

.
.

Hun.

Sehun..

"Oh Sehun!"

Eh? Sehun mengerjap singkat, segera menoleh ke sumber suara. "Ya?" Tanyanya begitu menyadari seorang gadis dengan wajah sebal sudah berdiri di hadapannya.

"Aku memanggilmu sejak tadi." Park Chorong, bosnya itu, mendengus kesal. "Belakangan ini kau sering sekali melamun. Yah, aku maklum kalau kau sedang banyak pikiran, tapi kau juga perlu profesional, Hun."

Kepala Sehun yang tadinya menunduk kini mengangguk pelan. "Maaf, aku akan berusaha lebih baik." Oh Sehun bangkit membawa lap meja. Pekerjaannya di sini sudah beres, tinggal melipat serbet dan menyusunnya di rak. Park Chorong benar, ia harus lebih profesional, bukannya malah terjebak pada perasaan tidak jelas. Setidaknya ketika ia memiliki masalah, tempat kerja bukan point pelampiasan stres.

Puluhan serbet yang baru diambil dari laundry menguarkan wangi strawberry. Sehun melipatnya dengan gerakan perlahan, mengingat pola yang telah diajarkan Jung Eunji saat pertama kali ia masuk kerja.

Ngomong-ngomong soal Jung Eunji, Sehun segera sadar bahwa sudah seminggu lebih gadis itu tidak menampakkan diri. Tidak datang ke tempat kerja, absen di dua mata kuliah berbeda, serta susu kotak di depan pintu semakin menumpuk. Ia ingin sekali mengetuk pintu apartemen gadis itu, memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja mengingat kondisi terakhir kali mereka berpisah 'kurang baik'. Tetapi perkataan Jung Eunji waktu itu juga melemahkannya. Sehun tidak punya keberanian untuk bertindak di luar batas selain menunggu kabar tentangnya. Dibanding itu, seminggu terakhir ini, Sehun lebih banyak diam, sering hilang nafsu makan, dan beranjak tidur lebih awal.

Andai Oh Sehun bisa menjadi dirinya yang tidak peduli pada apapun, andai sikap egois mengulik kisah hidup Eunji tidak pernah ada; maka pikirannya tidak akan serumit ini. Kalau saja ia tak mencampuri urusan orang lain dan memilih pura-pura tidak tahu, hubungannya dengan Jung Eunji juga tidak akan semenyebalkan ini. Sehun menggaruk rambut frustasi. Mood-nya seketika memburuk setiap ingat semua keputusannya selama ini.

"Sudahlah, Hun, jangan memikirkan Jung Eunji terus. Kau butuh istirahat." Park Chorong tiba-tiba datang dari arah dapur, melayangkan kalimat seolah tahu semua isi kepala pria itu.

Sehun segera melanjutkan aktivitasnya. Ia tidak mau terlihat bodoh atau malas-malasan, bisa kacau kalau ia dipecat Park Chorong.

"Kau pasti kesal karena Jung Eunji tidak berangkat, pekerjaanmu menjadi dua kali lebih berat." Tambah Chorong sambil memeriksa berbagai benda di rak.

Sebenarnya tidak juga. Sehun justru baru sadar kalau pekerjaannya bertambah. Sekarang ini yang perlu ia ketahui adalah bagaimana keadaan Jung Eunji.

"Tenang saja, Jung Eunji akan segera masuk lagi. Dia hanya sedang menyelesaikan beberapa urusan."

"Urusan apa?" Tanya Sehun.

Park Chorong menoleh ke arah pria itu, langsung disambut mata hitam yang menuntut jawaban. "Yah.. hanya urusan biasa yang sering dialami seorang gadis." Kata Chorong singkat, penuh ketidakpastian. "Ah! Pokoknya dia baik-baik saja."

Benarkah begitu? Kalau memang iya, Sehun bisa sedikit bernapas lega.

"Daripada itu, aku punya kabar bagus untukmu." Dengan gerakan cepat Park Chorong duduk di hadapan Sehun. "Kau tahu ini musim apa?"

SAVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang