Part 5

455 70 9
                                    

Merupakan cerita fiksi. Tidak untuk menjelekkan tokoh di dalamnya. Kesamaan alur dan setting adalah ketidaksengajaan. Tidak diperkenankan mengambil konten di dalamnya. Selamat membaca.

OOC ; AU

V - The truth untold

.
.

Tidak ada ekspresi yang Sehun keluarkan saat Jung Eunji melewatinya, berjalan ke pojok kelas untuk memilih bangku yang cukup 'terpencil' dari jantung pembelajaranㅡsang dosen. Ia menyandarkan kepalanya ke meja, melihat sekeliling kelas yang sudah ramai sejak sepuluh menit lalu. Kelas biostatistik hari ini cukup menyebalkan, membuatnya harus kembali memikirkan pertengkarannya dengan Jung Eunji beberapa waktu lalu. Padahal sudah bagus kalau hari ini kedai tutup, ia libur kerja.

Seperti yang diharapkan Jung Eunji, Oh Sehun kini resmi menjauhinya. Meski masih tinggal di gedung apartemen yang sama, masih sering bekerja team di kedai Park Chorong; nyatanya Sehun merasa dirinya sangat diabaikan dan tak dianggap oleh gadis itu. Sehun merasa Eunji adalah aktress yang hebat, mampu terlihat menyenangkan dan seolah tak terjadi apa-apa saat di hadapan Chorong, tapi begitu menyebalkan dan angkuh saat hanya bersama dirinya. Tentu Sehun tak mempermasalahkan hal itu, ia tidak peduli, tidak mau memaksakan kehendak kalau kehadirannya tidak pernah 'diterima' oleh Jung Eunji.

Sudah hampir empat hari. Waktu sulit diseka, mengalir bersama kenangan yang tercipta.

Dosen dengan kacamata dan setelan jas rapi memasuki kelas. Menyapa, "Selamat pagi," dan mengucapkan maaf karena terlambat masuk kelas. Namun sesuatu yang membuat para murid justru mendesah gusar adalah karena tugas dadakan yang dosen di depan berikan.

"Mohon maaf karena ternyata saya ada urusan mendadak dan cukup penting, jadi kelas hari ini kita reschedule. Sebagai gantinya saya akan memberi penugasan sesuai yang saya catat di papan tulis." Pria berkacamata itu menulis beberapa huruf di depan, lalu kembali menginspeksi kelas. "Silahkan dikerjakan berkelompok. Satu kelompok empat murid. Dikumpulkan hardfile dalam bentuk makalah besok pagi. Apa ada pertanyaan?"

Tidak ada. Jadi dosen memutuskan berkata maaf untuk ketiga kalinya, kali ini diiringi ucapan terima kasih karena sudah bersedia memahaminya. Lalu pria berkacamata itu pergi meninggalkan kelas.

Oh Sehun mendesah di balik mejanya. Ia tidak masalah dengan penugasan, apalagi yang berbentuk makalah. Hanya saja mengapa harus dikerjakan berkelompok karena menurutnya itu kurang efektif, tidak semua elemen akan membantu, menunda waktu, dan ia selalu merasa cukup dirugikan.

"Hai, man. Kita satu kelompok, oke?" Seru Kai sambil menyenggol tubuhnya dengan siku tangan.

Sehun mendecih. Ini yang ia benci. "Tapi kali ini kau harus kerja." Kata Sehun, dingin.

"Iya, iya. Aku ini kan murid paling rajin di sini." Kai tertawa membanggakan diri. "Bukankah kita kurang dua orang lagi?"

Benar juga. Sehun memasukkan buku catatannya ke dalam tas sambil menginspeksi sekitar. Sial. Selama ini ia terlalu tidak peduli dengan lingkungan sekitar, jadi kini harus kewalahan mencari teman kelompok. Beberapa murid sudah bergerombol menjadi satu, hanya tersisa dirinya, Kim Jongin, dan.. Jung Eunji?! Gadis itu masih diam di bangku pojok, seperti mencatat sesuatu, dan seperti tak berniat mencari kelompok. Oh, tidak, tidak. Sehun tak akan mengajak gadis itu ke kelompoknya. Lagipula mengajaknya juga percuma, tetap kurang satu orang.

"Hey, Hun, lihat siapa yang bergabung ke kelompok kita!"

Oh Sehun mengerjap. "Kang Seulgi?"

"Kalau diijinkan, aku mau bergabung ke kelompok kalian." Kata Seulgi tersenyum.

SAVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang