Merupakan cerita fiksi. Tidak untuk menjelekkan tokoh di dalamnya. Kesamaan alur dan setting adalah ketidaksengajaan. Tidak diperkenankan mengambil konten di dalamnya. Selamat membaca.
OOC ; AU
VI - Beautifull target
.
.Jung Eunji benci keadaan malam ini. Setelah hampir seharian mengerjakan tugas kelompok di kafe, harusnya ia menahan sedikit perasaannya untuk menerima tawaran pulang bersama Kang Seulgi dan Oh Sehun. Bukannya malah pulang sendiri naik subway, yang saat dalam perjalanan ke stasiun, pemadaman listrik tiba-tiba mengganggu kotanya. Ia mendesah. Siapa kira jalan menuju stasiun sangat sepi saat gelap. Napasnya yang pendek dan terasa sesak menandakan bahwa ia tidak tahan lagi di posisi ini. Eunji benci mengakui kalau dirinya sangat takut gelap.
Setitik cahaya jingga di ujung membuatnya sedikit bersemangat bahwa letak stasiun sudah hampir dekat. Namun ketidaksengajaannya menyenggol bahu seorang pria yang berjalan berlawanan arah dengannya menjadi tanda bahwa malamnya akan semakin kacau. Salah satu barang pria itu jatuh, menggelinding ke kaki Eunji yang mau tidak mau gadis itu harus mengambil dan mengembalikannya.
"Maaf," Eunji bersuara. "Barang anda jatuh, Pak."
Pria paruh baya itu berbalik, hendak mengambil barangnya yang ditemukan Eunji. Tangannya bergerak menerima barang itu dan menampilkan sedikit senyum. "Terima kasih."
Eunji menahan napasnya sejenak. Aroma alkohol menguar, membuat Eunji yakin kalau pria itu dalam keadaan setengah mabuk. Ia menggigit bibir, tidak mau berlama-lama menciptakan interaksi dengan sosok yang dari segi penampilan cukup mengerikan. Eunji berbalik.
Tetapi pria itu tiba-tiba berkata, "Kau tidak mau menyapaku dulu, Nji?"
Jung Eunji bergetar di tempatnya. Ia tidak berani menoleh. Suara itu mengingatkannya pada memori kelam yang tidak mau Eunji ingat. Tapi sebuah tarikan cukup kasar membuatnya sadar, kalau ia memiliki cerita masa lalu yang tidak bisa dilupakan. Eunji mengerjap takut. Cahaya kelabu bulan menyorot wajah pria yang kini menatapnya marah, menyalurkan semua emosi yang sudah lama terpendam.
"Sudah lima tahun semenjak usaha melarikan dirimu, kan, kita tidak bertemu?" Pria itu bertanya. "Dan sekarang setelah bertemu, kau bahkan tidak mengucapkan apapun padaku?"
Mata Eunji memanas. Ingin sekali rasanya ia berteriak minta tolong. Namun keadaan gelap dan sepi hanya membuat ia makin bergetar, terus menyebut satu kata yang menjadikannya makin lemah. "Tolong.."
"Jadi bagaimana hidupmu tanpaku? Kau sudah merasakan kebebasan? Apa wanita itu memberimu segala hal yang tidak bisa kuberi?" Tanyanya lagi, kali ini diikuti tawa remeh yang mengerikan. "Bisa kutebak jawabannya tidak." Pria paruh baya itu menarik tangan Eunji lebih kuat. Meminta gadis itu mengikuti semua yang ia perintah. "Ikut aku. Kau perlu mendapat hukuman atas apa yang kau lakukan dulu. Dan kali ini, kupastikan kau tidak bisa kabur."
Tangan Eunji ditarik dengan gerakan cukup kasar. Tubuhnya terdorong ke depan, mengikuti langkah pria paruh baya di depannya yang memiliki tatapan tanpa ampun. Pertahanannya resmi hancur. Ia memang tidak selemah itu untuk melawan, tapi sosok di depannya memiliki posisi tidak bisa dielak. Ia juga tahu kalau melawan hanya akan membuatnya tidak bisa kabur. Justru jatuh pada lubang sama, namun kali ini lebih dalam dan dipenuhi pekatnya rasa sepi. Eunji menangis takut.
Beruntungnya keadaan ada di pihaknya. Pria paruh baya di depannya tiba-tiba melepas tarikannya pada tangan Eunji karena harus memuntahkan isi perutnya. Mengonsumsi alkohol terlalu banyak ternyata mengerikan. Pria itu menepuk tengkuknya sendiri, berharap semua yang mengganjal di perut mampu ia keluarkan. Selagi 'borgol' di tangannya lepas, Eunji segera berlari kabur, menjauh. Ia tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE YOU
FanfictionDia bagaikan mendung, begitu pekat dan menyimpan tanya mendalam.