Part 8

384 59 17
                                    

Merupakan cerita fiksi. Tidak untuk menjelekkan tokoh di dalamnya. Kesamaan alur dan setting adalah ketidaksengajaan. Tidak diperkenankan mengambil konten di dalamnya. Selamat membaca.

OOC ; AU

VIII - First step

.
.

Tidak ada yang bisa dilakukan Oh Sehun selain menunggu. Masih mengenai kejelasan ponsel pemberian Jung Eunji. Kemarin, setelah mendapat ponsel tersebut, Sehun sudah mencoba mengetuk pintu apartemen gadis itu, tapi tak ada jawaban. Tadi pagi sebelum berangkat ke kampus, ia juga menyempatkan diri mengunjungi tempat gadis itu, sayangnya masih sama, tidak ada jawaban. Bahkan kini, di tempat kerja, Jung Eunji juga tidak ada tanda-tanda untuk datangㅡpadahal kedai buka sepuluh menit lagi. Duduk di depan counter sambil memandangi ponsel berwarna hitam pemberian Eunjiㅡyang sampai sekarang belum ia invasi, adalah pilihan Sehun.

"Aku tahu ponselmu baru, Hun. Tapi berhentilah memandanginya begitu. Kau justru mirip orang linglung. Daripada itu, bagaimana kalau kau mengelap meja? Sebentar lagi kita buka." Ucap Park Chorong yang tengah sibuk menulis sesuatu di balik counter.

Sehun mendesis. "Aku sudah menyelesaikan tugasku sejak setengah jam lalu." Ia melirik Chorong sekilas. "Kau terlalu asyik menulis diary, jadi tidak tahu kalau karyawanmu yang satu ini sangat rajin, Park Chorong-ssi."

Tawa meletus dari mulut Chorong. "Ternyata semua meja memang sudah bersih." Ia lalu menatap galak Oh Sehun. "Hey, ini bukan buku diary!"

Oh Sehun mengangkat bahu. Hobinya yang baru adalah menjahili bosnya itu, menyenangkan karena respon yang Chorong keluarkan cukup menarik. Namun setelah percakapan singkat itu berlangsung, matanya kembali fokus ke ponsel.

"Ngomong-ngomong," Oh Sehun membuka suara. "Jung Eunji belum kelihatan. Apa dia absen hari ini?"

"Tidak. Dia sedang ada urusan, akan datang sebentar lagi." Jawab Chorong singkat, masih sibuk dengan pensil dan bukunya.

Sehun mengangguk kecil, mencerna jawaban Chorong sembari melihat-lihat ponsel barunya. Masih mati, belum ia apa-apakan. Ia cuma berani menanggalkannya dari kardus.

"Astaga!" Chorong tiba-tiba berseru terkejut. Membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangan, lalu menatap Oh Sehun yang kini juga menatapnya penuh tanda tanya. "Apa kau baru saja.. menanyakan Jung Eunji, mencarinya? Kau merindukannya, ya?!"

"ApaㅡJangan salah paham!" Sehun mendelik, kemudian mengibaskan tangannya. "Kami ini teman satu team. Pekerjaanku akan sangat berat tanpa Jung Eunji, begitupun sebaliknya. Jadi menanyakan keberadaannya bukan berati merindukannya. Kurasa kau harus paham persoalan macam ini, Park Chorong-ssi." Katanya setelah menghela napas panjang, mengatur keterkejutan atas kalimat tak berdasar yang Chorong ungkapkan. "Hei, aku serius!" Tambah Sehun saat melihat tatapan mencurigakan dari Chorong. Tatapan yang penuh ejekan bahwa Sehun baru saja tertangkap basah merindukan seorang bernama Jung Eunji. Astaga.. ini salah paham!

Lima menit lagi kedai buka. Sore kesekian di musim panas tahun ini. Pejalan kaki tidak banyak hilir-mudik di depan bangunan. Mungkin karena cuaca mendung yang sedari tadi melanda kota, membuat khawatir akan jatuhnya tetes air dalam skala besar. Meski musim panas, sesekali hujan datang di kota ini, menurunkan suhu udara yang awalnya membakar kulit.

Park Chorong masih tertawa karena sukses menjahili Oh Sehun.

Daripada terus mendapat intimidasi tawaan itu, Oh Sehun bergerak menjauh. Memasuki salah satu pintu merah di sudut kedai. Sebuah ruangan yang menyajikan beberapa deret loker dan kursi kayu panjang. Ruang ganti karyawan. Pria itu mendesah, duduk di salah satu bangku sambil menatap ponsel yang selalu ada di genggamannya sejak setengah jam lalu.

SAVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang