Part 16

492 57 12
                                    

Merupakan cerita fiksi. Tidak untuk menjelekkan tokoh di dalamnya. Kesamaan alur dan setting adalah ketidaksengajaan. Tidak diperkenankan mengambil konten di dalamnya. Selamat membaca.

OOC ; AU

XVI - Before story

*Note : Chapter kali ini full of flashback pada masa sebelum terjadinya 'penculikan' Jung Eunji. Sorry for very late update T-T Any question so far? Drop on the comment box. Enjoy..

.
.

Early Autumn.

Oh Sehun mulai mengenakan mantel yang semula ia tanggalkan begitu dosen di depan mengucapkan "selamat siang" tanda berakhirnya sesi perkuliahan. Sebelum meninggalkan aula kelas, matanya sejenak melirik ke depan, ke arah Kang Seulgi yang sudah menenteng tas untuk meninggalkan tempat. Seminggu pasca perdebatan singkatnya dengan gadis itu, juga tentang permainan yang Seulgi tawarkan; tak ada lagi interaksi antara mereka. Semua sudah cukup jelas, Kang Seulgi tak pernah menganggap Oh Sehun sebagai temannya, bahkan tak pernah sekalipun mau menyapa pria itu jika bukan karena Sehun ada 'kaitannya' dengan Jung Eunji. Kalau dipikir mundur, sebenarnya mereka memang tidak begitu dekat. Awal berinteraksi saat tak sengaja satu kelompok tugas pada semester dua. Lalu ternyata kembali satu kelas di semester berikutnya. Obrolan yang terciptapun hanya seputar hobi dan basa-basi, tapi menjadi intens karena niat terselubung Seulgi yang punya 'urusan' dengan Jung Eunji. Padahal pernyataan cinta gadis itu padanya sungguh tak pernah Sehun bayangkan, membuatnya hampir tak bisa tidur. Namun jika itu hanya kepura-puraan, maka Oh Sehun memilih berhenti. Setidaknya itu yang ia pikirkan saat ini. Tentang apakah Kang Seulgi berbohong atau tidak, ia tidak mau begitu ikut campur maupun menginvasi.

Mantel coklat sudah sempurna ia kenakan. Kakinya yang hendak melangkah keluar terpaksa harus berhenti akibat kehadiran Kim Jongin yang menghalangi jalannya. "Ada apa?" Tanya Sehun.

"Jam makan siang hampir berakhir, dan setelah ini tidak ada lagi kelas. Sebelum pulang, mau mampir makan dulu di kantin?"

Mata Sehun menyipit. Benarkah? Tumben sekali Kim Jongin si pria kaya ini mengajaknya makan sebelum pulang. Tapi baiklah, ia mengangguk. Lagipula ia juga lapar.

Tanpa perdebatan, mereka berakhir di kantin, memilih duduk di dekat counter. Sebelumnya tak lupa memesan dua paket makan siang beserta minuman hangat. Suhu udara di awal musim gugur mulai menurun, mereka tentu tak mau terkena demam. Begitu makanan sampai dan Oh Sehun hendak menyendok nasi, matanya menangkap sosok Eunji yang tengah memesan sandwich dan susu strawberry di counter. Ia menegak. Oh.. bagus, melihat dua menu itu ia jadi tahu kalau Eunji suka sesuatu yang tak biasa. Bukankah sandwich dan susu lebih pas dengan kata sarapan? Matanya entah mengapa mengikuti, bahkan ketika Eunji selesai dengan urusannya, ia tiba-tiba bangkit.

Kim Jongin yang barusan menyendok nasi bertanya, "Ada apa, Hun?" Penasaran.

Oh Sehun mengeluarkan dua lembar uang, menaruhnya di meja. "Aku tidak jadi makan siang. Ini uang untuk membayar makananku, tolong, sisanya kuserahkan padamu!" Lalu bergerak meninggalkan Kai yang melongo tak mengerti.

"Yak! Tapi uangmuㅡ"

"Ambil saja kembaliannya!" Teriak Sehun saat mencapai pintu.

"Uangmu kurang, bodoh!"

Ck. Sehun mendesah kesal, apa susahnya meminjamkan uang dulu. Lagipula saat ini ia punya urusan lebih penting.

EH?

Apa ia baru saja menganggap urusannya dengan Jung Eunji lebih penting dari Kai? Sehun memperlambat langkah saat melihat sosok Eunji duduk di bangku taman, tengah memakan sandwich-nya. Sebuah sapaan ia berikan, "Sendirian, Nji?"

SAVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang