Part 20 - Moments of Almost

2.3K 284 28
                                    

3 months later
Seoul, South Korea

Tiga bulan sejak kejadian pemukulan Sehun di Align, hubungannya dengan Da Hye justru kian membaik. Dia bersyukur saat itu tidak melakukan perlawanan apapun. Entah otaknya yang sudah rusak karena pengaruh alkohol atau dia memang dengan sengaja melukai diri agar Da Hye peduli.
Opsi kedua nampaknya lebih masuk akal.
Dia tidak bisa terima Da Hye baik-baik saja tanpanya.
Dia tidak bisa terima Da Hye dekat dengan pria lain. Tidak peduli sebaik apapun pria tersebut tetap saja yang ada dalam pikirannya adalah bahwa dia sendiri lah yang paling pantas untuk Lee Da Hye.
Egois memang. Dia selalu egois jika sudah menyangkut soal kepemilikan akan sesuatu. Dia hanya tidak bisa egois pada Lee Na Ra, kakak angkatnya.

Omong-omong di mana wanita tersebut? Na Ra sama sekali tak menampakkan batang hidung saat dia nyaris sekarat di rumah sakit. Tidak pula datang menjenguknya barang sekali. Yang terparah, Na Ra bahkan tak menjawab satu pun pesannya, alih alih mengangkat teleponnya. Wanita itu mulai lagi. Menghilang dan menghindar darinya. Dia benci sekali. Apalagi saat orang-orang di sekelilingnya sangat jelas berada di pihak Na Ra. Mereka mengunci mulut rapat-rapat saat dia menanyakan keberadaan kakaknya.

Suatu hari di musim semi, saat cuaca tengah hangat-hangatnya. Sehun justru memilih berdiam diri di apartemen, menonton serial tv dengan setumpuk penuh camilan.

 Sehun justru memilih berdiam diri di apartemen, menonton serial tv dengan setumpuk penuh camilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya! Kau tidak mau keluar? Cuaca di luar bagus sekali, tahu. Cherry blossom!" Itu teriakan Lee Da Hye. Sehun hanya mendengus, sudah kesal mengomel dengan kebiasaan Da Hye yang suka bicara sambil berteriak.

Setelah keluar dari rumah sakit dia memilih untuk tinggal di salah satu unit apartemennya di Teheran-go. Walaupun sebenarnya satu gedung di sana berdiri atas namanya sendiri. Da Hye punya akses bebas 24 jam ke apartemen Sehun. Pria yang menjunjung tinggi privasi sepertinya justru memberikan password apartemennya dengan percuma.

Da Hye hampir datang setiap hari selama ada Sehun di sana. Dia akan membawakan makanan, mengobrol santai sambil menonton tv dan terkadang minum wine sambil memandangi lalu lintas dari balik kaca apartemen. Semua kegiatan sederhana yang begitu menyenangkan.

It's not matter of what you do, but people that you spend your day with.

Da Hye menghempaskan tubuh di sisi Sehun, membuka sebungkus keripik kentang. Pria itu mendecak, mendapati Da Hye bahkan tak melepas mantel dan mencuci tangan terlebih dahulu.

"Jorok! Cuci tanganmu dulu!" Hardiknya. Dia termasuk pria penggila kebersihan. Da Hye mengangkat bahu, mengabaikan Sehun dan mengganti channel tv.

"Game of Thrones season 8 sedang tayang. Kau harus menontonnya, Sir."

"Aku tidak ada waktu."

"Tidak ada waktu tapi kau mengikuti drama Korea sepanjang belasan episode. Kau bahkan nyaris tak akan pernah melewatkan satu episode drama pun di mana ada Park Min Young di dalamnya."

"Dia cantik dan seksi. Poin plusnya adalah dia punya ukuran dada bagus. Gay saja bisa meneteskan liur, masa aku tidak tergoda."

Da Hye mendengus. Padahal tadi dia sudah bersiap mengolok-olok Sehun. Tapi gagal total karena mantan suami sialannya malah memuji-muji aktris.

"Kenapa kau tidak menikahinya saja. Dengan segala kuasa dan uang yang kau punya, kau bahkan bisa membuat Jun Ji Hyun bercerai dari suaminya."

"Aktris bukan seleraku. Terlalu banyak publikasi dan sorot kamera. Aku tidak bisa mentolerirnya."

"Ya ampun! Kau plin plan sekali. Tadi kau bilang kau menyukai Min Young, tapi sama sekali tidak ada niatan untuk memilikinya. Kau tidak waras!"

Sehun tak langsung menjawab. Dia berjalan menuju dapur dan menuang orange jus dari kotak, meminumnya hingga tandas. Dia punya kebiasaan menyebalkan, menjawab pertanyaan dengan bertele-tele dan lama.

"Aku masih bisa mengendalikan perasaan suka ku pada seseorang. Aku tahu ada batas-batas yang tidak seharusnya aku langgar. Seperti pada aktris atau idol super cantik dan terkenal sekalipun. Mereka hanya enak dipandangi, tapi aku tidak mau menanggung resiko jika mempunyai hubungan khusus dengan mereka. Sesederhana itu."

"Aku tidak paham." Da Hye menjawab jujur, Sehun menanggapi dengan decakan lidah. Masih harus memupuk kesabaran dengan otak pas-pasan wanita tersebut.

"Aku tidak ada keinginan untuk memperjuangkan mereka."

"Kau payah sekali."
Da Hye menyusul Sehun di dapur, mengabaikan serial Game of Thrones yang sedang booming di seluruh dunia.
"Seperti kau tidak mau memperjuangkanku, kan? Sesederhana kau melepaskanku dan pergi tanpa kabar setelahnya."

"Tanpa kabar? Bahkan wartawan gosip menguntitku ke mana-mana. Kalau-kalau aku tidak keliru, beberapa orang bahkan membuat fanbase dengan ribuan followers. Kau bisa menemukanku di mana-mana. Kau saja yang malas berusaha."

"Mulai menyalahkanku lagi?"

"Membicarakan fakta."

Sehun berjalan ke arah jendela apartemen, menenteng sisa jus di dalam kotak. Dia lalu mendudukkan diri di atas karpet beludru, memandang ke arah kemacetan di bawah. Pandangannya menerawang, seolah pria itu jatuh ke dalam dunianya sendiri.

Da Hye paham bahwa Sehun sering melakukannya. Melamun selama berjam-jam. Dia bisa melihat raga pria tersebut di depannya, tapi jiwa dan pikirannya entah berada di mana. Dia iri.. pada apapun atau siapapun yang membuat Oh Sehun seperti ini.

"Hei.. Oh Sehun-ssi." Da Hye memberanikan diri menegur Sehun yang masih tak bergeming.  
"Kau tahu? Tidak peduli sekaya atau sesempurna apapun hidupmu, kau tidak akan bisa mendapatkan semua yang kau mau. Ada hal-hal yang tidak bisa kau raih. Tapi, bukankah lebih baik kita mensyukuri apa yang kita punya daripada terus mengejar apa yang tidak bisa kita miliki?"

Sehun tak merespons. Keduanya lalu berdiam selama bermenit-menit. Da Hye sibuk menatap wajah Sehun yang entah bagaimana tetap dengan suka cita dia pandangi. Tidak peduli seperti apapun pria tersebut memperlakukannya di masa lalu, dia tetap memaafkan. Dia tetap menerima pria itu kembali, dan dengan senang hati disakiti di kemudian hari. Dia pada titik di mana tak peduli siapapun yang ada di hati pria tersebut, asalkan dia masih bisa bertemu dan sesekali mencuri pelukan, maka dia akan baik-baik saja.
Ya.. dia akan baik-baik saja setidaknya sampai hari ini.

"Apa... kau mencintainya?" Dia bertanya kemudian, bertaruh dengan hatinya yang nyaris mati rasa. "Lee Na Ra. Kau... mencintainya, kan?"
Wanita itu mengatakan pertanyaannya dengan napas tergagap. Masih saja shock dengan bagaimana Oh Sehun bisa menyakitinya tanpa pria tersebut perlu berusaha.

"Is that even a question?" Sehun untuk pertama kalinya merespons. Kedua matanya beralih pada Da Hye yang menatapnya dengan tak sabar.

"You love her, don't you?"

TBC

Note :
Do not forget to vote, comment and share 🌸🌸🌸🌸
I love you 3000, Sehunnie

Note :Do not forget to vote, comment and share 🌸🌸🌸🌸I love you 3000, Sehunnie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ATS' Series - The Scandals (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang