09. Nempel terus!.

5.4K 212 1
                                    

Kanaya sedang menonton televisi bersama Arshaka. Ia melihat film layar lebar yang berjudul Magic Hour.

"Mas guru.." panggil Kanaya menoleh ke samping, dilihatnya Arshaka yang tengah bermain ponsel.

"Mas guru.." panggil Kanaya sekali lagi, tapi tak mendapat jawaban dari Arshaka.

"Mas guru.." panggil Kanaya sekali lagi. Kanaya merebut ponsel Arshaka dan dilihatnya Whatsapp dari seorang wanita seksi dengan baju yang sangat minim.

"Kan.. kok direbut?" tanya Arshaka gugup.

"Kamu masih berhubungan sama cewek lain?" tanya Kanaya marah.

"Enggak sayang.. kok gitu sih?" tanya Arshaka.

"Ini kamu masih chat'an sama perempuan lain.. terus PP nya aja kayak gini.." jawab Kanaya.

"Itu orang yang ngejar-ngejar aku, dia sahabat masa kecil aku.." ucap Arshaka mencubit pipi Kanaya.

"Ga percaya!" ucap Kanaya beranjak dari sofa, ia menuju kamar dan menutup pintunya keras. Tak lupa ia juga menguncinya.

"Kanaya.." panggil Arshaka mencoba membuka pintu kamarnya, namun sayangnya pintu itu sudah dikunci oleh Kanaya.

"Kok dikunci? Kanaya jangan kayak anak kecil gini dong!" ucap Arshaka mengetuk-ngetuk pintu kamar.

"Emang Kanaya masih kecil, salahnya mas guru. Kenapa mau nikah sama anak kecil!" Ucap Kanaya,ia mulai terisak menangis. Huft!benar-benar cengeng.

"Hei..kamu nangis?" Tanya Arshaka mendengar isakan Kanaya.

"Kanaya buka pintunya.." titah Arshaka.

"Enggak mau!mendingan mas guru pergi aja!" Ucap Kanaya mengusir.

"Iya! Aku pergi! Males aku punya istri yang manja dan sifatnya masih anak kecil kayak kamu.." ujar Arshaka yang membuat hati Kanaya teriris, teganya Arshaka mengucapkan kalimat yang bermakna penyelasan. Kanaya makin tak karuan, perasaannya sangat sedih.

Brum! Deru mobil Arshaka yang meninggalkan pekarangan. Kanaya menyaksikan kepergiaan sang suami dengan perasaan yang masih sama seperti sebelumnya.

"Aku mau pulang ke rumah mami.." pikir Kanaya, ia ingin membuka pintu kamarnya. Sayangnya pintu itu malah terkunci dan Kanaya terkunci dalam kamar.
Kanaya berdecak kala menyaksikan siluet awan yang mulai menghitam menandakan bahwa hujan sebentar lagi akan turun. Ia memikirkan dimana Arshaka dan dengan siapa dia sekarang?.

Duar! Suara petir menggelegar di langit membuat Kanaya berteriak ketakutan.

"Astagfirullah.. Mami..! " teriak Kanaya ia berlari dan tanpa sengaja menyenggol vas kaca di tepi meja hingga pecah dan berserakan dilantai.
Prak! Deg! Kanaya semakin ketakutan kala lampu tiba-tiba padam. Kanaya berlari dalam kegelapan dan berusaha mencari alat penerang yaitu Handphone.
Jleb! Kakinya tertusuk pecahan vas kaca yang berserakan dilantai. Tidak hanya satu tusukan, tetapi beberapa tusukan yang menancap dalam.

"Aws!" rintih Kanaya,ia terduduk dilantai dengan kondisi kaki yang berdarah-darah.

"Mami Papi tolong!" Ucap Kanaya,lebih tepatnya ia sedang berteriak. Andaikan Arshaka tahu bahwa Kanaya phobia terhadap petir dan kegelapan.

"Mami!" teriak Kanaya menutup mata dan telinganya, karena rasa takutnya. Tanpa diduga ternyata Arshaka mendobrak pintu kamarnya dan Brak!
Pintu kamar terbuka. Arshaka berteriak memanggil nama Kanaya.

"Kanaya!" teriak Arshaka, ia menghidupkan saklar lampu dan akhirnya kondisi ruangan terlihat terang, Arshaka mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar dan di dapatinya istrinya yang meringkuk di lantai.

"Kanaya.." ucap Arshaka menghampiri Kanaya yang ketakutan.

"Mami! Kanaya takut ummi!" Teriak Kanaya.

"Kanaya.. ini aku Arshaka..buka mata kamu." Ucap Arshaka, Kanaya membuka matanya dan ia melihat raut  wajah Arshaka yang cemas.

"Mas guru.." ucap Kanaya berkaca-kaca.

"Iya..ini aku.." ucap Arshaka memegang tangan Kanaya, menyalurkan kehangatan agar wanitanya tidak ketakutan.

"Mas guru jahat! Mas guru pergi aja! Mas guru udah ninggalin aku! Jahat!" Ucap Kanaya menangis, ia memukuli dada Arshaka.

"Katanya mas guru nyesel nikah sama aku..pergi!" Ucap Kanaya terus memukuli dada bidang Arshaka.

"Kanaya maafin mas guru..mas guru tadi kebawa emosi sayang!maafin mas guru ya.." ucap Arshaka, ia merasa bersalah atas apa yang menimpa Kanaya.

"Maafin mas guru.." ucap Arshaka mendekap tubuh mungil istrinya. Ia melihat darah dilantai yang lumayan banyak, ia melihat kaki istrinya yang tertusuk kaca.

"Astagfirullah haladzim.." Arshaka menggendong Kanaya dengan cepat dan membawanya ke rumah sakit Arshaka menyetop taksi agar ia bisa menjaga Kanaya.

"Aws.." Kanaya merintih. Arshaka tanpa disangka, ia menangis melihat kondisi istrinya.

"Semuanya karena aku.." ucap Arshaka.

" Jangan bilang gitu mas.. ini udah nasib.." ucap Kanaya, ia tidak ingin melihat Arshaka menyalahkan dirinya sendiri.

Arshaka&KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang