Arshaka&Kanaya

13. Sendiri.

Kanaya menempati sebuah kos-kos an di pinggir jalan. Matanya sembab, ternyata cinta itu menyakitkan! Ia tak berhenti menangisi Arshaka.

"Maafin aku mas guru.. aku butuh waktu buat nenangin diri aku.." ucap Kanaya, ia melihat handphone-nya yang berisi 21 panggilan dari Arshaka.

"Huek!!!" Kanaya berlari ke kamar mandi karena mual. Ia mengambil tespack yang dibelinya kemarin setelah pergi dari rumah.

"A.. aku ham.. mil.." ucap Kanaya terbata-bata, ia sangat bahagia. Kanaya tak mengira bahwa secepat inikah ia mempunyai momongan.

"Alhamdulillah.." ucap Kanaya memanjatkan syukur kepada yang maha kuasa.

  Berbeda dengan Kanaya yang mendapat kabar bahagia saat kecewa. Arshaka justru sedang mencari Andita untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ketika sampai dirumah Andita, ia melihat Andita tengah berbicara dengan seorang preman. Arshaka berpikir jika yang dilihatnya bisa dijadikan bukti, maka ia pun merekam semua percakapan Andita dengan preman tersebut.

"Bos! Saya minta bayaran lagi.. yang kemarin nggak cukup."

"Kamu mau memeras saya!" Ucap Andita naik pitam.

"Kalau bos nggak mau kasih saya uang.. saya akan bongkar rahasia bos, kalau ternyata bos itu menjebak Shaka agar Shaka berpisah dengan istrinya."

"Oke! Saya kasih kamu uang, berapa pun kamu mau.. asal kamu nggak bongkar rahasia saya..".

Klik! Arshaka mengirim video itu ke nomor Kanaya.

"Kanaya.. aku harap kamu kembali." Batin Arshaka.

"Oh gitu ya!" Arshaka menghampiri Andita dan preman tersebut.

"Arshaka!" Ucap Andita terkejut.

"Apa! Lo mau ngomong apa lagi ha?! Gua udah muak ya sama lo.. gua bakalan nglaporin kalian ke polisi.." ucap Arshaka ingin pergi dari rumah Andita.

Jleb! Preman itu menusuk perut Arshaka.

"A!" Arshaka tergeletak bersimbah darah.

"Shaka!" Teriak Andita. Ia memanggil orang-orang untuk membantunya mengantar Arshaka ke Rumah sakit.

***
  Klung!
Kanaya mengecek ponselnya yang baru saja berdering. Dilihatnya Arshaka yang mengirim video.

"Apaan nih?" Tanya Kanaya memutar video itu karena penasaran.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10!

"Astagfirullah.. ternyata Arshaka nggak selingkuh, jadi aku yang salah paham .." Kanaya menangis merutuki kebodohannya.

"Sekarang aku harus pulang.. aku mau minta maaf sama Mas guru!" Ucap Kanaya ia mengemasi barang-barangnya dan kembali pulang.

***
  Arshaka terbaring koma di rumah sakit. Di sana hanya ada Andita yang menemaninya.

"Dokter.. bagaimana keadaan pasien?" Tanya Andita, ia merasa sangat bersalah atas apa yang menimpa Arshaka.

"Saat ini kita hanya menunggu kuasa dari allah swt, karena lukanya cukup parah.. mungkin  motivasi dari keluarga bisa membuat pasien sadar.." jawab sang dokter.

"Terimakasih dok.." ucap Andita.

"Gua udah salah sama lo Shaka.. gua mau lihat lo bahagia.." batin Andita menunggui Arshaka.

Sementara itu, Kanaya sudah sampai di rumah Arkan (Arshaka Kanaya). Ia merasa kebingungan karena rumah sangat sepi.

"Mas guru kemana ya?" Tanya Kanaya pada dirinya sendiri. Ia masuk kerumah menggunakan kunci duplikat.

"Aduh.. mas guru kemana ya? Aku telpon aja kali ya.." akhirnya Kanaya memutuskan untuk menghubungi Arshaka.

"Halo.. Mas guru.." ucap Kanaya.

"Halo.. ini istrinya Shaka ya?" Tanya wanita di seberang sana.

"Iya.. kamu siapa?" Tanya Kanaya.

"Aku Andita.." jawab Andita.

"Apa! Jadi mas guru lagi sama kamu!" Kanaya terkejut, apa ia dibohongi lagi?.

"Arshaka masuk rumah sakit.." ucap Andita.

"Kok bisa?" Kanaya menahan airmatanya yang ingin mengalir. Hatinya begitu teriris mendengar kabar buruk tentang Arshaka.

"Arshaka kena tusukan pisau di bagian perutnya dan sekarang dia lagi koma.." ucap Andita.

"Astagfirullah haladzim.. rumah sakit mana?" Tanya Kanaya, ia histeris.

"Rumah sakit Cahaya bunda, kamar cempaka nomor 04." Jawab Andita.

  Kanaya segera menghubungi mama Arshaka dan maminya. Ia mengambil beberapa pakaian dan bergegas ke rumah sakit.

"Mas guru.. baru aja ada kabar bahagia, eh kamu malah lagi koma.." batin Kanaya.