10. Sebuah rasa

5.3K 202 1
                                    

Kanaya sedang di tangani oleh dokter, Arshaka menunggui istrinya dengan perasaan was-was.

"Andai aja aku nggak ninggalin kamu Kan.. mungkin kejadiannya nggak kayak gini.." pikir Arshaka, ia bersalah benar-benar salah.

"Anda keluarga pasien?" tanya Dokter yang keluar dari kamar rawat Kanaya.

"Iya dok.. gimana kondisi dia?" tanya Arshaka panik.

"Pasien harus mengalami masa pemulihan, anda harus merawat dan memberi obat untuk dia secara rutin, agar lukanya cepat pulih dan sebaiknya pasien beristirahat dari aktivitas yang ia lakukan biasanya.." ujar sang dokter.

"Terimakasih dok.." ucap Arshaka.

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu.." ucap Sang dokter.

Arshaka kembali ke kamar Kanaya, dilihatnya Kanaya yang memegangi perban di kakinya.

"Mau pulang nggak?" Tanya Arshaka.

"Mau, tapi kaki aku kan sakit.." jawab Kanaya.

"Aku gendong.." ucap Arshaka membopong tubuh Kanaya.

"Makasih.." ucap Kanaya.

"Sama-sama bocil.." ucap Arshaka.

"Aku harus lupain Andita, karena aku udah punya Kanaya. Aku tidak mau mengecewakan Kanaya.." batin Arshaka.

***
  Andita Prameswari, gadis cantik seumuran dengan Arshaka. Satu kampus dan dulu mereka pernah dekat. Bahkan hampir menikah, sayangnya ibunda Arshaka tak menyetujui pernikahan mereka.

"Aku harus dapetin Arshaka lagi.." ucapnya tersenyum devil.

***
"Kita udah sampai.." ucap Arshaka mendudukkan Kanaya di sofa ruang tamu. Kanaya tersenyum, walaupun sebenarnya hatinya sedang terluka atas apa yang terjadi sebelumnya.

"Nah.. bocil kamu nggak boleh kemana-mana sebelum kaki kamu sembuh dan lukanya kering.." ucap Arshaka mencubit pipi Kanaya.

"Iya.." ucap Kanaya tersenyum. Senyum yang sebenarnya hanya manipulasi.

"Kok cuma iya? Biasanya cerewet banget.." ucap Arshaka.

"Masa sih?" Tanya Kanaya menyembunyikan kesedihannya.

"Aku minta maaf.. sekali lagi aku minta maaf sayang.. aku tahu aku salah, aku minta maaf ya? Aku janji tadi adalah terakhir kalinya aku berhubungan sama Andita.. Aku minta maaf ya?" Ucap Arshaka memegang kedua tangan Kanaya.

"Bener?" Tanya Kanaya.

"Iya bener,serius.." jawab Arshaka tersenyum.

"Yaudah..aku maafin.." ucap Kanaya tersenyum.

"Serius?" Tanya Arshaka terkekeh.

"Dua rius.." jawab Kanaya mengacak rambut Arshaka.

"Makasih dedek kecil.." ucap Arshaka memeluk Kanaya dengan erat.

"Huft! Mas guru lepasin.." ucap Kanaya manyun.

  Keduanya tersenyum. Walaupun usia pernikahan mereka baru seumur jagung tetapi keduanya sudah bisa menerima satu sama lain.

"Mas?" Panggil Kanaya membelai rambut Arshaka yang menyandarkan kepalanya pada pundak Kanaya.

"Hme..?" Jawab Arshaka menikmati semua rasa damai dan nyaman dari istrinya.

"Kok tadi kamu bisa ada dirumah waktu aku minta tolong?" Tanya Kanaya.

"Tadi aku udah nyampe dijalan, tapi mendadak aku pengen balik kerumah.. rasanya aku nggak tega udah marahin kamu tadi.." jawab Arshaka.

"Mas?" Panggil Kanaya.

"Apa bocil?" Tanya Arshaka.

"Aku lapar.." jawab Kanaya nyengir.

"Mau makan apa? Biar mas yang masakin.." tanya Arshaka mensejajarkan posisi duduknya dengan posisi duduk Kanaya.

"Mau makan yang pedas-pedas.." jawab Kanaya, membayangkan semua makanan favoritnya dengan cabe yang banyak.

"Ck! nggak boleh.." ujar Arshaka.

"Loh? Kenapa?" Tanya Kanaya.

"Nanti kamu sakit bocil!" Ucap Arshaka menoel hidung Kanaya.

"Enggak kok.." ucap Kanaya.

"Sekali nggak boleh.. tetep nggak boleh." Ucap Arshaka.

"Yah.. mas!!!!?" Kanaya merengek, ia menarik-narik tangan Arshaka. Ia begitu menginginkan makanan pedas kali ini.

"Nurut sama suami.." ucap Arshaka menyindir.

"Yaudah deh.. terserah mas guru aja!" Ucap Kanaya bersidekap dada.

"Bentar lagi kamu lulus kan?" Tanya Arshaka.

"Tau!" Jawab Kanaya ketus.

"Udah kelas 12 (dua belas)  bentar lagi.. syukurlah.." ucap Arshaka menahan hasratnya untuk memiliki apa yang ada pada diri Kanaya.

"Syukur apa sih maksudnya?" Tanya Kanaya tak mengerti.

"Syukur.. aku bisa minta hak aku secepatnya.." jawab Arshaka jujur

"Hah?" Kanaya terkejut, ternyata suaminya memiliki nafsu juga.

"Yah.. namanya juga laki-laki cil." Ucap Arshaka.

"Eh.. kok jadi akrab, kan aku lagi marah sama kamu.." ucap Kanaya membelakangi Arshaka.

"Hahaha.. yaudah bentar aku masak dulu.." ucap Arshaka menuju dapur.

Di dapur, Arshaka memasak telur dadar dan nasi uduk. Tak lupa, ia juga membuatkan susu hangat untuk Kanaya.

"Bocil! Masakan sudah jadi.." ucap Arshaka, ia menaruh makanannya di depan Kanaya.

"Hm.. harum banget.." ucap Kanaya menghirup aroma dan kepulan asap nasi uduk ala suaminya.

"Makan.." ucap Arshaka menyuapi Kanaya.

"Aaaaaa.." Kanaya menerima suapan dari Arshaka.

"Gimana enak?" Tanya Arshaka. Kanaya menganggukan kepalanya, pertanda ia menyukai masakan Arshaka.

"Alhamdulillah.. habis ini kamu minum susu ya, terus minum obat, terus tidur.." titah Arshaka yang dibalas anggukan oleh Kanaya.

"Untung aja.. istriku hari ini nggak rewel.. huft! Bocil!" Batin Arshaka.

Arshaka&KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang