14. Koma!

4.7K 194 1
                                        

Kanaya memegangi tangan Arshaka sesekali ia menciumnya, Andita sudah undur diri, namun ia juga membiayai seluruh biaya rumah sakit Arshaka. Ia takut jika Arshaka akan memenjarakan dirinya.

"Mas guru bangun.." Kanaya menyeka airmatanya yang mulai turun di kedua pipinya.

"Sayang.." panggil Mama Arshaka.

"Mama.. hiks." Kanaya memeluk Mama Arshaka, namanya Lisa.

"Cup.. udah nak, kamu yang kuat ya.. yang sabar.." Ucap Lisa menenangkan menantunya.

"Arshaka jahat ma.. dia nggak bangun-bangun.." ucap Kanaya.

"Udah sayang udah.." ucap Ummi nya, Laila.

"Ummi.. Kanaya sedang mengandung anak Arshaka, tapi kenapa dia malah gini ummi?" Kanaya frustasi, ia memeluk orang-orang yang ada disekitarnya.

"Ya allah.. kamu harus kuat nak, demi calon anak kamu.." ucap Ummi Laila mengusap-usap punggung Kanaya.

Kanaya duduk di dekat Arshaka. Ia mencium wajah suaminya. Menangisi nya.

"Mas guru bangun hiks.. mas..!!!!!" Kanaya menangis histeris. Ia merasa dirinya lah yang bersalah. Seandainya ia tak pergi dari rumah, mungkin Arshaka tidak akan seperti ini.

"Mas!!! Bangun.." Teriak Kanaya. Ia merasa tak kuat melihat ini semua.
Bruk! Kanaya tak sadarkan diri. Ia dibawa ke ruangan lain, untuk dirawat.

"Sayang.. bangun.." ucap Ummi Laila mengusap-usap Kepala Kanaya.

"Eugh! Ummi..." Kanaya terbangun, namun kepalanya terasa sangat berat.

"Ummi.. mas guru.. hiks." Kanaya menangis lagi.

"Sayang.. dengerin ummi, kamu harus yakin kalau suami kamu pasti sembuh.. kamu nggak boleh kayak gini.. kamu harus semangatin suami kamu." Ucap Ummi Laila. Perlahan Kanaya mulai tenang, apa yang dikatakan ummi nya benar.

***
Sudah lima hari Arshaka terbaring koma dan lima hari pula Kanaya menunggu suaminya.

"Lihat nak.. ayahmu itu nakal sekali, dia sengaja buat ibumu sedih.. kalau dia bangun.. kita harus marahin dia.." ucapnya, airmatanya ingin keluar, namun ditahannya mati-matian.

"Mas guru bangun, aku mau kita bareng-bareng besarin anak kita.." Ucap Kanaya berbisik ditelinga Arshaka. Keluarga yang ada di rumah sakit itu semuanya menangis. Iba terhadap keduanya.

"Mas guru.. ini udah lima hari.. kamu harus bangun.." bisik Kanaya. Ia menciumi pipi Arshaka.

"Mas guru! Bocil sayang sama mas guru! Bocil cinta sama mas guru! Mas guru bangun!" Kanaya menangis diatas dada Arshaka.

Tap! Jari jemari bergerak.

"Kanaya.. tangan suamimu gerak-gerak.." ucap Lisa. Semua mendekat ke Arshaka. Betapa bahagianya mereka semua melihat Arshaka yang sudah membuka mata kembali.

"Ka.. na.. ya." Lirih Arshaka. Matanya mengeluarkan butiran bening. Arshaka masih lemah. Kanaya langsung memeluk Arshaka. Ia menangis sejadi-jadinya dan berkali-kali mengucap Alhamdulillah.

"Dokter!" Panggil Ummi Laila.

"Sst.. kamu diem dulu ya biar cepat sembuh.." Ucap Kanaya, airmata yang ditahannya lolos begitu saja. Arshaka mengangguk tersenyum.

"Syukurlah.. pasien sudah melewati masa koma nya.." ucap sang dokter, setelah memeriksa keadaan Arshaka.

Arshaka&KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang