Part 10 : Tidak Bisa Ditebak

17.6K 1.6K 50
                                    

Kalo Satria berani patahin tangan kalian, gue berani bikin kaki kalian sampe gak bisa jalan.
~Bayu~

***
Hai, selamat malam. Maaf karena update nya sangat telat. Maaf yang sudah menunggu. Aku senang karena banyak yang membaca cerita aku 😁 Terimakasih banyak. Semoga part ini tidak mengecewakan. Selamat membaca 😁 jangan lupa vote nya.

***

"Ja, lo gak kenapa-kenapa kan?" tanya Rey begitu Senja datang ke kelas pada jam istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ja, lo gak kenapa-kenapa kan?" tanya Rey begitu Senja datang ke kelas pada jam istirahat.

"Iya, kata Satria lo gak ada di UKS." celetuk Devin dengan santai.

Senja mengernyit. Apa itu artinya Satria mencari Senja?

Puk. Satria melempar roti ke wajah Devin.

"Ah elu. Ngaku aja kali tadi cemas sama Senja," ucap Devin sambil mengupas bungkus roti yang tadi di lempar ke wajahnya.

Satria mendelik tajam. Kenapa mulut Devin tidak ada rem nya, benar-benar tidak bisa menjaga rahasia.

Sementara Devin yang mendapatkan tatapan seperti itu hanya dapat tertegun, menelan rotinya susah payah. Aura Satria begitu kuat. Tatapannya dapat membuat orang resah, menakutkan.

"Duduk dulu Ja," ucap Rey membuyarkan lamunan Senja soal perkataan Devin barusan.

Senja mengangguk. Kemudian duduk di kursi samping Satria.

"Kalian gak ke kantin?" tanya Senja karena melihat begitu banyak makanan di atas meja nya.

"Satria yang minta," jawab Devin polos masih dengan roti di mulutnya.

Satria menghentikan perhatiannya pada ponsel yang sedang ia mainkan.

"Mau dipukul sebelah mana?" Satria bertanya pada Devin dengan datar.

"Saran gue, di mulut aja Sat." Rey ikut menimpali.

"Kompor ya lo!" Devin menendang kaki Rey dari bawah meja.

"Aduh! Sakit bego." Rey balas memukul kepala Devin dengan botol bekas air mineral.

"Eh Ja, lo kemana? Gue kejar lo gak ketemu," tanya Devin.

"Lo aja yang kaya siput. Lambaaan," ledek Rey dengan mimik wajah mengejek.

"Diem lo, ganggu mulu." Devin geram.

"Kan tadi gue chat ada di mana," jawab Senja santai.

"Sambil dimakan Ja cemilannya, lo pasti laper," usul Rey sambil menyodorkan roti yang sudah dikupas.

Senja mengangguk dan menerimanya.

"Cih. Sok perhatian," cibir Devin pada Rey.

"Mending perhatian dari pada peduli tapi sok gak peduli," jawab Rey dengan tatapan mengarah pada Satria.

SENJA (Revisi 2023) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang