Part 20 : Konspirasi Devin

12.4K 1.2K 126
                                    

Vote dulu sebelum baca, takut lupa 😁

Happy reading...

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Senja sedang packing baju dan keperluan untuk PKL. Gadis itu memutuskan untuk melakukan PKL di salah satu restoran makanan cepat saji di daerah Jakarta. Kenapa tidak ambil di Bogor saja? Semua ini ulah Devin. Ternyata orang itu tidak bercanda, dia betul-betul memikirkan tempat yang menurutnya nyaman. Meski tempat itu bukan milik papanya yang digadang-gadang sebagai orang kaya. Tetap saja, ternyata itu milik tantenya.

"Restoran cepat saji yang terselip, sudah ketemu, haha." Senja cekikikan sendiri mengingat tingkah Devin.

"Bahagia amat mau berangkat PKL," ujar Luna yang tiba-tiba datang ke kamar Senja.

"Ih kamu hobi datang tiba-tiba ya," ucap Senja sedikit terperajat.

"Ya abisnya aku liatin di pintu dari tadi senyum-senyum sendiri. Mikirin apaan sih?" tanya Luna sambil menggoda Senja.

"Gak mikirin apa-apa, cuma terngiang aja tingkahnya Devin. Kamu tau sendiri kan dia orangnya kaya gimana?" Senja memberi penjelasan.

"Oh jadi kamu suka sama Devin?" Luna justru malah makin menggoda Senja.

"Ih ngga," sangkal Senja sambil mencubit pinggang Luna.

"Haha, geli Ja! Ya ampun." Luna berusaha menghindar.

"Devin tuh temen yang asik, gak lebih," jelas Senja lagi.

"Iya, iya. Kamu kan sukanya sama kak Wira, iya kan?" Luna tidak ada habisnya menggoda Senja.

"Ih bukan. Ih Ena nyebelin ih." Senja kesal dibuatnya.

"Kan waktu di Villa kamu bil..."

"Ja, udah selesai belum?" Mama datang memotong ucapan Luna.

"Udah beres kok Ma, ini Ena ganggu aku aja," keluh Senja manja.

"Engga Ma, aku kan pasti kangen ditinggal Eja," ucap Luna dengan raut sedih.

"Aku juga pasti kangen sama kamu," kata Senja kemudian memeluk Luna erat.

"Tau gini, dulu aku masuk SMK aja biar bisa PKL juga," ucap Luna dengan mata berlinang menahan tangis.

"Nanti aku pulang lagi kok." Senja menenangkan Luna dengan mata yang juga berkaca-kaca.

Mama terharu menyaksikan kedua putrinya. Mereka berdua memang tidak pernah tinggal berjauhan sebelumnya.

"Sayang, Satria udah nunggu di bawah." Mama menghentikan drama perpisahan kedua putrinya.

"Mama gak sedih ya aku tinggal?" keluh Senja.

"Mana mungkin ga sedih? Kalo Mama sedih, nanti Eja jadi tambah sedih," jelas Mama sambil mengulurkan pelukan.

"Abisnya, Mama nyuruh aku cepet-cepet pergi." Senja berbicara sambil terisak kecil.

SENJA (Revisi 2023) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang