Selamat membaca, jangan lupa berikan vote dan komentar.
Follow IG : de_amanina
Bias cahaya senja menelusup setiap helai gorden. Senja bangun dari tidurnya, menyingkap sedikit gorden, ternyata memandang hamparan perkebunan teh dari dalam kamar villa tidak kalah indahnya.
Senja tersenyum, mengingat waktu kemarin, saat kebersamaannya bersama Satria. Bahkan mereka melewati setiap detik hingga terbit fajar dan semuanya berakhir.Sekarang Senja hanya bisa tersenyum masam, semuanya seperti bunga tidur. Lupakan itu sekarang dan kembalilah menghadapi kenyataan pahit bahwa Satria tak pernah menginginkan Senja. Kemarin, hanya sebuah kebetulan belaka, bahkan Satria sendiri mungkin enggan mengingatnya. Karena ada hati yang harus ia jaga.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk aja," ucap Senja yang masih asik memandang ke luar jendela.
"Gimana keadaan kamu Ja?" Ternyata Luna yang datang.
Senja menoleh. "Aku udah baikan kok."
"Kalau gitu, ayo kita keluar," ajak Luna sambil mengapit lengan Senja.
"Aku males kemana-mana, mau istirahat aja Na," tolak Senja secara halus.
"Dari siang tidur gak cukup? Gak baik tidur sore-sore. Mending kita main di luar." Luna menyeret lengan Senja pelan.
"Tunggu, ada siapa di luar?" Senja menghentikan langkahnya.
"Ya keluarga kita, siapa lagi?" Luna lama-lama geram, susah sekali membujuk Senja.
"Maksudnya ada Satria ga?" Gerutu Senja dalam hati.
Senja menghembuskan nafas kasarnya. "Ok ayo."
"Nah, gitu dong." Luna tersenyum puas.
***
Senja menuruni tangga dituntun oleh Luna menuju ruang keluarga, gadis itu masih kesulitan untuk berjalan sendiri.
Terdengar gelak tawa dari Fajar dan Wira, termasuk suara tertawa Satria. Baru kali ini Senja dapat mendengarnya. Apa yang sedang para laki-laki bicarakan. Seseru itukah?
"Lagi ngobrolin apa sih?" tanya Luna setelah membawa Senja duduk di sofa sebelah kanan Fajar. Sementara Luna memang ingin duduk di dekat Satria.
"Urusan cowok, gak usah tau." Fajar menjawab.
"Ih Abang nyebelin." Luna merajuk.
"Udah baikan Ja?" tanya Wira.
"Lumayan Kak," jawab Senja sedikit tersenyum kemudian melirik Satria yang juga sedang melihat ke arahnya.
"Ya pasti gak apa-apa, kan ada Abang di sini," kata Fajar sambil merangkul Senja erat.
"Yang nolong aku kan bukan Abang." Senja memutar bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA (Revisi 2023)
Teen FictionPatah hati. Entah harus berapa lama lagi Senja menahan rasa sakit itu sendirian, diam-diam. Terjebak dalam cinta sepihak pada pria dingin bernama Satria. Ditambah, sepertinya Satria tertarik pada Luna, kembaran Senja. Tapi, disaat Senja berusaha m...