prolog

445 25 1
                                    

🏢🏢🏢🏢

Jeon Jungkook tidak menyangka keputusanya menandatangi kontrak kerja justru akan menjerumuskanya pada jurang neraka yang teramat dalam.

Niat hati ingin memeluk rembulan namun apalah daya tangan tak sampai. Mungkin ungkapan tersebut sangat cocok dengan keadaan Jungkook saat ini. Niat hati ingin bekerja ditempat enak dengan gaji tinggi namun harus dihadapkan dengan bos yang kurang waras.

Jungkook mulai merutuki kebodohanya yang langsung tanda tangan kontrak kerja begitu saja tanpa membacanya terlebih dahulu. Tahu begini mungkin Jungkook tidak akan pernah menerima tawaran untuk bekerja.

" Jungkook! jangan melamun! ini masih jam kerja! cepat buatkan saya kopi!" Perintah dari atasan membuyarkan Jungkook dari acara merutuki nasibnya.

" tapi pak, sayakan bukan ob disini" kilah Jungkook. Enak saja ia disuruh- suruh membuat kopi.

" buat apa ada OB jika sudah ada kamu?"

" maksudnya pak?" Jungkook merasa ada yang kurang jelas dari ucapan bosnya.

" semua ob sudah saya pecat! sekarang kamu buatkan saya kopi!" tegas sang bos, yang membuat Jungkook menganga tidak percaya. Hei Jungkook tidak digaji sebagai ob. Dia tanda tangan kontrak sebagai sekertaris presdir.

" sedang apa kamu? cepat Jungkook! kerja! jangan melamun atau gaji kamu saya potong!" ancam sang atasan garang.

" iya pak, iya, ini saya jalan" dengan setengah hati Jungkook pergi ke pantri membuatkan kopi.

💸💸💸💸💸💸💸

Alis Jungkook berkerut saat mendapati beberapa rekanya juga sedang berada dalam pantry.

" kalian sedang apa?" rekan- rekan Jungkook diam membatu mendengar suara Jungkook.

" jangan salah paham Jungkook kami hanya kehausan. Bos mu yang diktator itu baru saja memecat semua OB disini" jelas seorang pemuda dari devisi HRD.

" kenapa tidak segera kembali bekerja?" balas Jungkook dinggin.

" kook- ah kau tidak akan mengadukan kami pada boskan?" pemuda bername tag Hoseok berbicara ragu- ragu.

" tentu saja aku adukan. Ini termasuk kegiatan korupsi waktu" tegas Jungkook. Karyawan lain mulai pucat pasi mendengar ancaman Jungkook. Gila saja jika berani melawan Jungkook, sedang Jungkook adalah tangan kanan bos mereka.

" pppfffttt astaga coba lihat wajah kalian hahaha... Kalian lucu sekali saat sedang panik astaga hahahaha" Jungkook tertawa puas, sedang karyawan lain sudah mati- matian menahan umpatan dongkol untuk Jungkook.

" yak! aku sudah berfikir Mr Kim akan memotong gajiku karena dirimu" omel Hoseok kesal. Jungkook masih terus tertawa karena merasa wajah panik teman- temanya sangatlah lucu.

" astaga santai saja. Aku kemari karena bos minta dibuatkan kopi. Pelit betul pak bos itu, segala OB dipecat semua, buat susah saja!" Jungkook mengeluarkan unek- uneknya.

" haish Kook, kau baru seminggu disini. Kami sudah berbulan- bulan disini dan tidak bisa keluar. Rasanya penjara saja tidak seberat ini Kook" timpal Namjoon yang juga tidak kuat dengan perlakuan bosnya.

" sepertinya memang sudah mendarah daging. Pelit sampai ke dna" kometar Jungkook.

" bukan hanya dna. Aku yakin darah yang mengalir dalam tubuh pak Kim itu sel darah pelit" Park Jimin ikut mengompori.

" haish kita berbicara begini juga percuma tidak akan merubah apapun" Jungkook berbicara realistis.

Semua orang diam, semua sibuk tenggelam dalam fikiran masing- masing.

" dimana letak gula?" tanya Jungkook kembali membuka suara.

" mana kami tahu? lihat! disini para karyawan hanya boleh minum air galon, tidak ada yang berani membuat teh" ucap Hoseok.

Jungkook masih sibuk membuka- buka kabin pantry mencari gula.

" kook kau kan tangan kanan pak bos. Tolong bicara padanya agar lebih realistis jadi orang! jangan terlalu pelit!" pinta Park Jimin.

" Jimin ssi kenapa kau tidak resign saja. Ku dengar kau tidak terikat kontrak seperti kami" tanya Hoseok penasaran.

" jika Jimin resign bagaimana nasib kekasihnya?" Namjoon memberikan penekanan pada kata kekasih.

" ah si anak keuangan itu heuh? astaga Jim.... Menjauhlah darinya, dia persis seperti sepupunya. Pelitnya sampai ke dna" Hoseok memberikan masukan.

" siapa saudara siapa?" Jungkook bertanya penasaran.

" Yoongi bagian keuangan dia saudara Kim Taehyung" jelas Namjoon sesingkat mungkin.

" apa?!" Jungkook shock mengetahui kenyataan yang baru saja ia dengar. Sungguh ia tidak menyangka bos memperkejakan sepupunya sendiri sebagai bawahan. Anehnya lagi mereka terlihat tidak seperti saudara, lebih terlihat seperti orang asing.

" astaga gen pelit sepertinya benar- benar mendarah daging dan diwariskan turun temurun" Komentar Jungkook. Akhirnya pemuda itu menemukan toples dengan gula didalamnya. Dikabin bawah dekat dengan mesin kopi. Jungkook akan mengingat letak gula mulai sekarang.

" astaga Kook asal kau tahu saja saat aku menikah bulan lalu, aku hanya diberi cuti dua hari. hanya dua hari Kook" curhat pengantin baru.

" itupun saat hari kedua, bos terus menelphon ku tiap tiga jam sekali! bahkan Jackson saja tidak pernah menelphonku sesering itu" lanjut Hoseok yang kini menjadi nyonya Wang.

" bos terus saja menerorku dan mengatakan ' jangan lupa besok kau sudah mulai bekerja'" cerita Hoseok ditanggapi tawa oleh Namjoon dan Jimin.

" gila memang. Jika bukan karena kontrak sialan itu, aku akan pilih resign sekarang juga" Ucap Jungkook sambil meletakan kopi buatanya diatas meja.

" memang disini kantor rasa penjara. Gaji tidak seberapa tenaga dikuras bagai kuda" sedih Namjoon.

" huh begini caranya kapan aku bisa menikahi Seokjin" sendu Namjoon. Seokjin adalah pemilik cafe depan kantor yang biasanya Namjoon sambangi.

" sedang apa kalian?" tanya seseorang dengan suara yang dalam dan dinggin.

" ah ini bos, kami mengambil minum, uh astaga aku harus segera kembali" Park Jimin melarikan diri paling cepat.

" kalian! cepat kembali bekerja!" titah sang bos tegas. Namjoon dan Hoseok menyusul kepergian Jimin.

" dasar karywan tidak disiplin waktu! yang begitu masih mau minta naik gaji lagi! kamu juga! disuruh buat kopi tidak balik- balik! mana kopi saya!" Jungkook tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. Pemuda dua puluh tiga tahun itu menyerahkan kopi buatanya pada Kim Taehyung.

" apa senyum- senyum?" Jungkook langsung mengatupkan mulutnya setelah mendengar ucapan Taehyung. Andai bukan bos, sudah Jungkook habisi dia.

" yak! berapa banyak gula yang kamu masukan dalam kopiku? heuh?"

Jungkook mengerjap beberapa kali, apa ia baru saja berbuat kesalahan?.

" dua sendok" jujur Jungkook.

"kau ingin membuat perusahaanku gulung tikar ya? heuh? itu terlalu banyak. Harusnya gulanya setengah sendok saja! dasar pemborosan" Jungkook menelan ludahnya kasar. Astaga sebegitu perhitunganya tuan Kim terhadap gula. Sejak kapan sejarahnya perusahaan bangkrut karena karyawan terlalu banyak memakai gula?.

" biar saya buatkan yang baru sajangnim"

" tidak perlu! sudah sana kembali bekerja!" titah Taehyung sebelum berlalu meninggalakan pantry.

Jungkook mengepalkan tanggan membentuk pose ingin memukul kepala bosnya itu.

" tch bilang pembangkrutan diminum juga!" kesal Jungkook.

Tbc.

Hope you enjoy it and dont forget for vote and coment. Thanks for reading.

Robin Kook [V.K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang