chapter 7

172 13 2
                                    

🏢🏢🏢

Jungkook kembali ke rumah dengan karung hitam besar dipunggungnya.

" aku akan sangat berterimakasih jika eoma tidak bertanya" tukas Jungkook cepat, saat melihat ibunya akan mengatakan sesuatu.

" oke. eoma akan diam. Lagi pula eoma sedang tidak ingin terseret masalahmu sekarang. Eoma mencium aroma menyedihkan dari kantung yang kau bawa"

" wah penciuman yang tajam, sayangnya eoma salah besar. Karena aku membawa banyak uang disini" mendengar kata uang membuat Nyonya jeon menjadi antusias.

" uang?"

" ya. Eoma mau? jumlahnya lumayan untuk tambahan nongkrong dicaffe" Jungkook berbicara menggiurkan.

" berapa jumlahnya?" nyonya Jeon penasaran.

" aku tidak tahu. Eoma mau menghitungnya? aku berikan eoma 50 ribu won jika eoma berhasil menghitung semua uang dalam karung ini" akal licik Jungkook mulai bermain.

" kau saja naik bus masih minta uang dari eoma mau sok membayar eoma sekarang? heuh? memang kau punya uang?" pedas Nyonya Jeon. Membuat mood Jungkook semakin turndown.

" JANGAN MEREMEHKANKU! MESKI AKU TIDAK PUNYA UANGNYA SEKARANG! TAPI AKU AKAN MINTA PADA APPA JIKA EOMA BENAR- BENAR BERHASIL MENGHITUNG SEMUA UANGNYA!" Jungkook berbicara mengebu- ngebu. Sedang nyonya Jeon hanya menatap putranya datar. Heh meminta uang pada suaminya ternyata.

" kau kerjakan saja sendiri"

" Oke. Jangan menyesal nanti!" peringat Jungkook sebelum masuk kedalam kamarmya dan membanting pintu kamar dengan keras. Nyonya Jeon hanya menggeleng- gelengkan kepala melihat perilaku Jungkook.

💸💸💸💸💸💸💸

" aish bos gila itu benar- benar!" rutuk Jungkook kesal. Geramnya bergemerutuk memandangi kantong besar berisi ribuan uang koin didalamnya. Rasanya Jungkook sudah gatal ingin membuang semua uang dalam kantong tersebut. Namun ia juga enggan keluar uang jika dimintai ganti rugi.

Cukup sudah Jungkook kesal. Ia tidak akan perduli lagi dengan uang koinnya. Ia tidak perduli jika bosnya meminta pertanggung jawabanya. Jungkook sudah mengantuk sekarang dan ia butuh tidur saat ini juga.

💸💸💸💸💸💸💸

" hai nyonya! kau bekerja tidak heh?" Nyonya Jeon menyibak tirai kamar Jungkook. Membiarkan bias cahaya menerobos masuk menerangi kamar Jungkook.

" yak! dasar pemalas! kau bisa terlambat sekarang!"

" JANGAN GANGGU AKU! AKU TIDAK MAU BEKERJA!" Ketus Jungkook sambil menarik selimutnya hingga menutupi seluruh kepala.

" tch anak ini benar- benar!" desis nyonya Jeon tidak suka. Kapan Jungkook akan dewasa?.

" ingat kontraknya! kau sudah punya cukup uang untuk membayarnya heuh?" mendengar ucapan nyonya Jeon membuat Jungkook menyibak selimutnya dengan cepat.

" aku akan minta appa membayarnya nanti" ucapan Jungkook langsung mendapatkan geplakan kepala kasar oleh nyonya Jeon.

" YAK! KAU FIKIR AYAHMU ANGGOTA DPR APA?! UANG AKAN DATANG MENGALIR DENGAN DUDUK MANIS! BISA- BISA KAU BERFIKIR BEGITU! SANA KAU SELESAIKAN MASALAHMU SENDIRI!"

" IYA IYA AKU AKAN BEKERJA. LIHAT SAJA NANTI! SAAT AKU KAYA AKU AKAN MEMBELI RUMAH SENDIRI DAN EOMA TIDAK AKAN KU IJINKAN MASUK! SEINCHIPUN TIDAK BOLEH!"

" YAK ANAK DURHAKA!" nyonya Jeon masih ingin memaki, namun putranya sudah terlebih dahulu lari masuk kedalam toilet.

Awal yang bagus untuk memulai sebuah hari bukan? dengan saling adu mulut. Keluarga Jeon memang beda.

Robin Kook [V.K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang